KABARBURSA.COM - Menjaga iklim kerja yang sehat adalah investasi jangka panjang yang menguntungkan bagi karyawan dan perusahaan. Lingkungan yang mendukung dan positif tidak hanya meningkatkan kesejahteraan individu tetapi juga mendorong kesuksesan dan pertumbuhan perusahaan secara keseluruhan.
Menjaga iklim yang sehat di perusahaan bukan hanya soal menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap kinerja, produktivitas, dan kesejahteraan karyawan.
Pekerjaan sering kali menjadi pemicu stres utama. Burnout, kecemasan berlebihan karena beban kerja tinggi, dan lingkungan kerja toxic adalah beberapa penyebab utama stres di tempat kerja.
Mengutip Forbes, berikut ini adalah beberapa alasan mengapa penting untuk menjaga iklim yang sehat di tempat kerja:
1. Meningkatkan Produktivitas dan Kinerja Karyawan
Lingkungan kerja yang positif memungkinkan karyawan bekerja dengan lebih efektif dan efisien. Mereka merasa termotivasi untuk memberikan yang terbaik ketika suasana kerja mendukung dan apresiatif. Penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang merasa bahagia di tempat kerja cenderung memiliki kinerja yang lebih tinggi dan lebih produktif.
2. Meningkatkan Kesehatan Mental dan Fisik Karyawan
Iklim kerja yang sehat dapat mengurangi tingkat stres dan risiko burnout. Karyawan yang merasa didukung dan dihargai cenderung memiliki kesejahteraan mental yang lebih baik, yang pada gilirannya meningkatkan kesehatan fisik mereka. Lingkungan kerja yang positif dapat mengurangi absensi dan meningkatkan kesehatan keseluruhan karyawan.
3. Meningkatkan Retensi Karyawan
Perusahaan dengan iklim kerja yang baik cenderung memiliki tingkat retensi karyawan yang lebih tinggi. Karyawan yang merasa puas dan bahagia di tempat kerja lebih cenderung untuk tetap tinggal dan berkontribusi dalam jangka panjang. Ini mengurangi biaya rekrutmen dan pelatihan karyawan baru.
4. Menciptakan Budaya Kerja yang Positif
Budaya kerja yang positif adalah fondasi bagi kesuksesan perusahaan. Iklim yang sehat mendorong kolaborasi, komunikasi terbuka, dan saling menghormati antar karyawan. Ini menciptakan lingkungan yang harmonis di mana ide-ide inovatif dapat berkembang dan karyawan merasa aman untuk berbagi pemikiran mereka.
5. Menarik Talenta Berkualitas
Perusahaan yang dikenal memiliki lingkungan kerja yang sehat akan lebih mudah menarik talenta berkualitas. Kandidat potensial mencari perusahaan yang menawarkan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan pribadi dan profesional mereka. Reputasi sebagai tempat kerja yang baik dapat menjadi keunggulan kompetitif dalam merekrut bakat-bakat terbaik.
6. Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi
Lingkungan kerja yang mendukung dan tidak menekan memungkinkan karyawan merasa bebas untuk mengekspresikan ide-ide kreatif mereka. Inovasi sering kali muncul dari ruang di mana karyawan merasa didengar dan dihargai. Iklim yang sehat memfasilitasi eksperimen dan kolaborasi, yang merupakan kunci untuk inovasi.
7. Mengurangi Konflik dan Meningkatkan Hubungan Antar Karyawan
Lingkungan kerja yang positif membantu mengurangi konflik dan meningkatkan hubungan antar karyawan. Ketika karyawan merasa dihargai dan didukung, mereka lebih mungkin bekerja sama dengan baik dan mengatasi perbedaan dengan cara yang konstruktif. Ini menciptakan tim yang lebih solid dan efisien.
8. Meningkatkan Citra Perusahaan
Perusahaan dengan iklim kerja yang sehat memiliki citra yang lebih baik di mata publik. Ini tidak hanya menarik pelanggan dan klien potensial tetapi juga membangun kepercayaan dan reputasi yang baik di industri. Citra positif ini dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan.
Mengutip The Balance Careers, lingkungan kerja toxic merujuk pada situasi di tempat kerja yang tidak sehat. Ini bisa disebabkan oleh dinamika negatif antar pegawai, hubungan buruk dengan atasan, atau pola kerja yang merugikan.
1. Kantor Tidak Peduli dengan Boundaries
Lingkungan kerja yang buruk sering menormalisasi hilangnya batasan-batasan pribadi. Menurut Eli Bohemond, seorang career coach, lingkungan seperti ini memaksa Anda untuk mementingkan pekerjaan di atas segalanya, yang merusak keseimbangan kehidupan pribadi dan meningkatkan stres.
2. Karyawan Bersikap Buruk ke Satu Sama Lain
Kurangnya rasa saling percaya dapat terlihat saat manajer terus memantau karyawan secara berlebihan atau micromanaging. Whitney Simpson, seorang konsultan komunikasi, menegaskan bahwa manajer yang terlalu ketat membangun lingkungan kerja yang beracun.
3. Tidak Ada Maaf Ketika Membuat Kesalahan
Lingkungan yang tidak mentoleransi kesalahan cenderung membuat karyawan menghindari tanggung jawab, enggan berbagi informasi penting, atau melemparkan kesalahan kepada rekan kerja untuk menghindari konsekuensi.
4. Tidak Ada Ruang Bagi Karyawan untuk Berkembang
Lingkungan kerja toxic ditandai dengan kurangnya dukungan untuk pengembangan karyawan. Tanpa pelatihan, pengakuan atas prestasi, atau rencana karier yang jelas, karyawan merasa terjebak tanpa kemajuan, mengakibatkan frustrasi dan kekecewaan.
5. Karyawan Merasa di-Gaslighted
Lingkungan kerja toxic sering membuat karyawan merasa di-gaslighted, yaitu dipertanyakan, dipermalukan, atau disangkal pengalaman atau perasaannya. Ini menciptakan ketidakpastian dan merusak kepercayaan diri serta kesejahteraan psikologis. Menurut Dr. Sherrie Bourg Carter, seorang psikolog klinis, gaslighting di tempat kerja dapat menyebabkan keraguan diri dan stres emosional yang mendalam.
6. Banyak Karyawan yang Tumbang
Lingkungan kerja dengan beban kerja yang tidak masuk akal dan tidak mentoleransi kesalahan akan mudah membuat karyawan jatuh sakit, kelelahan, dan kehilangan produktivitas.
7. Memiliki Angka Turnover yang Tinggi
Sebagai cara mengatasi stres kerja, banyak karyawan tidak bertahan lama di lingkungan toxic. Ini menyebabkan tingkat turnover di perusahaan tersebut menjadi tinggi.
8. Merasa Bersalah Ketika Mengajukan Cuti
Karyawan merasa bersalah saat mengajukan cuti karena tekanan dan ekspektasi yang tidak realistis. Atmosfer ini membuat istirahat dianggap sebagai tanda kelemahan atau kurang dedikasi.
1. Temukan Dukungan dari Orang Terdekat atau Psikolog
Cari dukungan dari teman, keluarga, atau pasangan. Curhat dapat membantu mengurangi beban pikiran dan menjadi pengingat bahwa Anda tidak sendirian. Jika tidak ada orang yang bisa dipercaya, layanan konseling online dengan psikolog juga bisa menjadi opsi.
2. Lakukan Kegiatan untuk Melepas Stres dari Kantor
Cari kegiatan penyegaran di luar kantor seperti olahraga, seni, atau hobi. Ini membantu menjaga keseimbangan emosional dan memberikan waktu untuk pulih dari tekanan kerja.
3. Belajar Melakukan Meditasi untuk Menenangkan Emosi
Meditasi membantu mengendalikan emosi, meningkatkan ketahanan mental, dan mengelola stres. Praktik ini menjaga keseimbangan mental dan fisik, memungkinkan Anda menghadapi tantangan di lingkungan kerja yang toxic.
4. Fokus Pada Diri Sendiri di Kantor
Alihkan perhatian dari hal-hal mengganggu dan fokus pada tugas yang bisa diselesaikan. Gunakan waktu di kantor untuk pengembangan diri dan kebaikan pribadi.
5. Tetapkan Boundaries di Kantor
Tetapkan batasan jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Hindari membawa masalah kantor ke rumah dan batasi pekerjaan di luar jam kerja.
6. Ambil Waktu untuk Istirahat
Ketika suasana kantor menekan, carilah jeda waktu untuk menikmati suasana baru. Makan siang di luar kantor atau duduk santai dengan orang terdekat bisa menjadi opsi.
7. Mulai Persiapan Resign
Bertahan di tempat yang toxic merugikan kesejahteraan mental dan fisik. Mulailah mencari pekerjaan baru dan ajukan resign sesuai ketentuan kantor. Jangan biarkan diri Anda terjebak dalam lingkungan toxic, ambil tindakan nyata sekarang.
Di Indonesia, payung hukum untuk kesehatan mental pekerja terutama diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan yang mencakup aspek keselamatan dan kesehatan kerja secara umum.
Berikut ini adalah beberapa undang-undang yang relevan yang mengatur kesehatan mental pekerja di Indonesia: