Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Konsisten Turun 2,36 Persen dalam Sepekan

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 16 June 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
IHSG Konsisten Turun 2,36 Persen dalam Sepekan

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan konsisten sebesar 2,36 persen dalam sepekan terakhir. IHSG mencapai titik terendahnya sepanjang tahun 2024 di level 6.713,27 sebelum ditutup melemah 1,42 persen ke level 6.734,83 pada perdagangan Jumat, 14 Juni 2024.

Penurunan IHSG dipengaruhi oleh berbagai sentimen, termasuk kebijakan suku bunga The Fed dan pelemahan nilai tukar rupiah. Selain itu, IHSG juga terdampak oleh longsornya saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) akibat kebijakan full call auction (FCA) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari sisi aliran dana asing, dalam lima hari terakhir tercatat net sell sebesar Rp129,04 miliar di pasar saham, sementara sepanjang 2024 terjadi outflow sebesar Rp7,81 triliun.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan, koreksi IHSG selama sepekan disertai peningkatan volume penjualan. "Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang saat ini berada di Rp16.394 dan penurunan peringkat ekuitas Indonesia," kata Herditya, Jumat, 14 Juni 2024

Di sisi lain, sikap The Fed yang masih bertahan pada kebijakan suku bunga tinggi untuk jangka waktu lebih lama menjadi perhatian investor. Herditya menyebut, hal ini menjadi salah satu penyebab adanya outflow pada IHSG.

Secara teknikal, Herditya memprediksi IHSG berpeluang menguat dalam jangka pendek dengan support di level 6.696 dan resistance di level 6.846.

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi, melihat pelemahan IHSG dipicu oleh spekulasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya, meski inflasi AS cenderung di bawah konsensus dan harga produsen (PPI) menurun.

Menurutnya, sikap hawkish dari The Fed akan terus ada selama inflasi belum berada di rentang target sebesar 2 persen. "Dampaknya adalah penguatan dolar AS yang menyebabkan pelemahan rupiah, bahkan lebih rendah dari level saat Covid-19, serta ketidakpastian yang membuat IHSG terkoreksi," kata Oktavianus.

Ia memprediksi potensi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (bps) akan terjadi pada kuartal IV-2024.

Dibandingkan dengan pekan sebelumnya, memang terjadi fluktuasi pada IHSG meski akhirnya masih ditutup melemah. Hal ini dipengaruhi oleh estimasi bahwa kebijakan The Fed dapat berubah setelah tingkat pengangguran meningkat menjadi 4 persen.

"Tetapi ternyata masih belum mengubah sikap The Fed untuk lebih dovish," jelasnya.

Selanjutnya, dalam prediksinya, IHSG berpotensi uji support jangka panjang di level 6.600 atau dikenal dengan Moving Average (MA) 200, dan juga ada zona permintaan dalam rentang level 6.523 sampai 6.632. Jika IHSG berhasil bertahan di atas area tersebut, seiring indikator Relative Strength Index (RSI) mendekati jenuh jual, maka ada potensi technical rebound.

Selanjutnya, minggu depan pergerakan IHSG diperkirakan akan diwarnai oleh sentimen perilisan keputusan suku bunga acuan dari Bank Idonesia, yang diperkirakan tetap berada pada level 6,25 persen. Apabila pelemahan rupiah saat ini membuat Bank Indonesia menaikkan suku bunganya kembali, maka akan sangat berdampak negatif terhadap IHSG.

Oktavianus juga melihat saham defensif masih akan menjadi pilihan, seperti saham sektor kesehatan dan konsumer non cyclical. Karenanya ia merekomendasikan buy pada MYOR, SULI, dan ACES dengan alasan masing-masing memiliki target sebesar Rp3.160, Rp2.870, dan Rp970.

Sedangan Herditya merekomendasikan saham UNVR dengan target harga Rp3.260 sampai Rp3.390, ACES di level Rp885 hingga Rp915, dan MIDI di harga Rp400 hingga Rp410.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami penurunan signifikan dalam perdagangan kemarin, Jumat (14/6). IHSG ditutup melemah 1,42 persen ke level 6.734,83, setelah sebelumnya sempat mencapai titik terendahnya sepanjang tahun 2024 di level 6.713,27. Penurunan ini menambah akumulasi penurunan IHSG sebesar 2,36 persen dalam sepekan terakhir.

Penurunan IHSG ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun luar negeri. Sentimen negatif dari kebijakan suku bunga The Fed dan pelemahan mata uang rupiah menjadi pemicu utama. Selain itu, IHSG juga terkena dampak dari kebijakan full call auction (FCA) yang diterapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

Kebijakan suku bunga The Fed yang tetap mempertahankan sikap hawkish dengan suku bunga tinggi lebih lama dari perkiraan sebelumnya telah menambah tekanan pada IHSG. Penguatan dolar AS sebagai dampak dari kebijakan ini menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah yang mencapai Rp16.394 per dolar AS. Selain itu, aliran dana asing menunjukkan net sell sebesar Rp129,04 miliar dalam 5 hari terakhir, dengan total outflow sebesar Rp7,81 triliun sepanjang 2024.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menjelaskan bahwa penurunan IHSG juga disertai oleh peningkatan volume penjualan. "Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan penurunan peringkat ekuitas Indonesia," ujarnya.(*)