KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka terkoreksi 0,02 persen di 6.833 pada perdagangan Jumat, 14 Juni 2024 pada pukul 09.00 WIB. Hasilnya, indeks telah menjauh dari level 6.900.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), volume perdagangan tercatat 1,39 miliar saham dengan nilai transaksi Rp635 miliar. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 66.036 kali. Sebanyak 164 saham menguat dan 152 saham melemah. Sementara, 177 saham tidak bergerak.
Sempat fluktuatif dalam detik awal, IHSG masih tertekan 0,09 persen dalam semenit pertama di 6.825,21. Sebanyak 129 saham menguat, 98 saham melemah, 193 lainnya tak berubah. Nilai transaksi perdagangan awal mencapai Rp254,29 miliar dari net-volume 653,34 juta saham yang diperdagangkan.
LQ45 melemah 0,05 persen di 858,18, indeks JII menanjak 0,05 persen di 496,59, indeks MNC36 turun 0,11 persen di 319,13, dan IDX30 merosot 0,08 persen di 424,89.
Indeks Harga Produsen (IHP) dari data ekonomi Amerika Serikat (AS) memberi sentimen terhadap perdagangan hari ini. Secara tak terduga, indeks ekonomi AS ini turun cukup banyak dalam 7 bulan sehingga menambah bukti bahwa tekanan inflasi AS melandai.
Beberapa kategori yang digunakan untuk menghitung acuan inflasi pilihan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures Price Index/PCE) lebih lemah di bulan Mei dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang dirilis pada Kamis, 13 Juni 2024, mencatat bahwa IHP untuk permintaan melandai ke level minus 0,2 persen dari bulan sebelumnya. Dibandingkan dengan tahun lalu, IHP hanya ada kenaikan 2,2 persen.
Data IHP mengikuti data Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Mei sebelumnya yang juga menunjukkan penurunan secara luas. Seiringan dengan para pejabat Bank sentral AS sejak Juli mempertahankan suku bunga acuan mereka pada level tertinggi dalam lebih dari dua dekade.
Bill Adams di Comerica Bank, memperkirakan bahwa Data terbaru yang ada sedikit membuka pintu lebih lebar bagi The Fed untuk mulai melakukan penurunan suku bunga akhir tahun ini. Ia menambahkan perkiraannya soal penurunan suku bunga The Fed pada September dan Desember, di tengah tanda-tanda disinflasi.
Pengukur inflasi favorit The Fed ditetapkan untuk kenaikan terkecil sejak November, menyusul dua laporan harga yang lebih baik dari perkiraan pada pekan ini. Beberapa analis memperkirakan ukuran PCE inti, yang akan dirilis jelang tutup bulan ini, hanya akan ada kenaikan 0,1 persen pada data Mei. Laporan seperti itu akan membantu mendukung kemungkinan dua kali penurunan suku bunga tahun ini.
Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, investor menyambut baik data Consumer Price Index (CPI) AS yang memperlihatkan inflasi terus melambat bulan lalu, mengurangi kekhawatiran mengenai proyeksi bank sentral AS (Federal Reserve) yang hanya akan menurunkan suku bunga acuan satu kali saja tahun ini.
“Data CPI ini mempertebal optimisme bahwa Federal Reserve akhirnya akan dapat melonggarkan kebijakan moneter setelah memperketat kebijakan moneter secara agresif untuk waktu yang cukup lama,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Sementara itu, dari dalam negeri, William Surya Wijaya, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, mengatakan bahwa pola gerak IHSG di akhir pekan masih betah berada dalam rentang konsolidasi wajar. Gelombang tekanan terlihat mulai mereda sehingga terbuka peluang teknikal rebound.
"Di sisi lain saat ini IHSG masih ditopang oleh beberapa faktor di antaranya masih stabilnya kondisi perekonomian Indonesia yang terlihat dari beberapa data yang telah terlansir dan musim pembagian dividen oleh emiten," katanya. Lebih lanjut ia memperkirakan indeks saham akan bergerak dalam rentang support 6.789 dan resistance 7.034.
Analis sekaligus Pendiri WH Project William Hartanto melihat IHSG akan melemah terbatas. Ia mengatakan tekanan pada indeks masih terus berlanjut. Ia memproyeksi IHSG bergerak di rentang 6.762 - 6.887.
"Apabila IHSG melemah lebih jauh di bawah 6.800 maka demand zone berikutnya perlu diperhatikan, karena ada potensi jenuh jual yang terlihat dari penurunan nilai transaksi belakangan ini, dan mulai besarnya transaksi investor asing namun dilakukan di pasar negosiasi," katanya.
Sementara itu, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat IHSG secara teknikal pada hari ini akan diprediksi bergerak mixed dalam rentang 6.800 hingga 6.880.
“Pada perdagangan Kamis, 13 Juni 2024, IHSG ditutup turun 0,27 persen atau minus 18,53 poin di level 6.831. IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed dalam range 6.800-6.880,” ucap Ratih.
Sementara itu bursa Asia pagi ini seluruhnya melemah. Berikut pergerakannya.
- Nikkei turun 6 poin (0,02 persen) ke 38.713
- Hang Seng turun 17 poin (0,10 persen) ke 18.095
- Shanghai berkurang 2 poin (0,08 persen) ke 3.026
- Straits Times turun 8 poin (0,25 persen) ke 3.316