Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

WIKA Raih Proyek Pembangunan IKN Capai Rp11,05 Triliun

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 13 June 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
WIKA Raih Proyek Pembangunan IKN Capai Rp11,05 Triliun

KABARBURSA.COM - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) telah berhasil memperoleh kontrak senilai Rp11,05 triliun dari proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), yang mencakup 9 proyek yang sedang dikerjakan saat ini.

Mahendra Vijaya, Sekretaris Perusahaan WIKA, menjelaskan beberapa proyek yang berasal dari pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) termasuk di dalamnya, seperti Gedung Istana Negara, Kantor Kepresidenan, Jalan Tol Kariangau–Sp Tempadung, dan beberapa proyek lainnya.

Meski beberapa waktu lalu telah terjadi pergantian pemimpin Otoritas IKN, tetapi Mahendra memastikan hal tersebut tidak berpengaruh pada proyek-proyek yang sedang dikerjakan WIKA. “Sebagian proyek-proyek tersebut ditargetkan untuk dapat selesai pada tahun 2024 ini,” imbuhnya.

Asal tahu saja, per April 2024, WIKA meraih nilai kontrak baru sebesar Rp5,49 triliun. Perolehan kontrak baru ini mayoritas didominasi oleh segmen industri sebesar 41,7 persen. Lalu, diikuti segmen infrastruktur dan gedung sebesar 28,8 persen, energi dan industrial plant sebesar 22,8 persen, serta sisanya segmen properti.

“Mayoritas pemberi kerja berasal dari pemerintah, swasta dan BUMN. Kontrak baru yang diperoleh WIKA hingga April itu memiliki skema pembayaran monthly progress dengan uang muka,” ujarnya.

WIKA juga masih berkomitmen untuk terus menjalankan program delapan stream penyehatan yang telah dicanangkan dan mendapat persetujuan pemegang saham. WIKA pun memilih kontrak secara selektif dengan keunggulan eksekusi proyek dan berfokus pada kas.

“Kami juga secara konsisten melakukan monitoring dan evaluasi atas capaian pada setiap stream, sehingga Perseroan dapat bertumbuh dan memberikan manfaat bagi seluruh stakeholder dan masyarakat,” ungkapnya.

Kontrak Baru WIKA

Terkait kontrak baru sejak April 2024, Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito menyampaikan, kontrak baru yang diraih telah memenuhi berbagai kriteria yang ditentukan oleh WIKA, baik dari sisi pemberi kerja maupun skema pembayaran. “Kami yakin pada pelaksanaannya nanti, proyek tersebut akan memberikan kontribusi berupa hasil usaha yang baik pada tahun-tahun mendatang,” kata Agung.

Dengan strategi tersebut, Wijaya Karya pun mampu memiliki excess cash. Karena itu, WIKA berencana untuk melakukan pelunasan sebagian sebesar Rp50 miliar pada bulan Juni 2024 terhadap obligasi PUB I Tahap I Tahun 2020 Seri A yang telah dilakukan perpanjangan pada 18 Desember 2023 lalu.

Sementara itu, dari sisi operasi, WIKA melakukan groundbreaking proyek Terminal 2 Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Kamis, 30 Mei 2024 lalu. WIKA menjadi kontraktor utama dalam proyek rancang bangun pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Batam. Perolehan nilai kontrak bagian WIKA sebesar Rp2,1 triliun.

Dalam proses pembangunannya, WIKA memiliki lingkup pekerjaan yang mencakup desain serta pembangunan terminal, sisi udara, sisi darat, dan instalasi mechanical, electrical, and plumbing. Agung menyampaikan, proyek ini sekaligus menjadi kesempatan baik bagi WIKA untuk berkontribusi menghadirkan karya konstruksi berkualitas di wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga.

“Dengan dilaksanakan groundbreaking ini, WKA berkomitmen untuk fokus melaksanakan pekerjaan agar dapat selesai sesuai dengan target waktu dan mutu yang disepakati, serta memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia dan khususnya Kota Batam,” paparnya.

Groundbreaking turut dihadiri oleh Kepala Badan Pembangunan Batam sekaligus Walikota Batam H. Muhammad Rudi, Komandan Lantaman IV Batam Laksmana TNI Tjatur Soniarto, Ketua DPRD Batam Nuryanto, dan Agung Budi Waskito.

Kinerja WIKA dari Proyek IKN

Abdul Azis Setyo Wibowo, seorang analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengemukakan bahwa prestasi dalam nilai kontrak dari perusahaan BUMN sektor konstruksi menunjukkan potensi peningkatan pendapatan dan keuntungan di masa depan.

Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa kinerja keuangan sebuah perusahaan tidak hanya ditentukan oleh nilai kontrak semata, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti efisiensi operasional, efektivitas manajemen, dan kondisi ekonomi.

Proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) diprediksi akan memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan BUMN sektor konstruksi. Namun, pasar masih mengkhawatirkan tentang pengaruh dari perubahan kepemimpinan di IKN yang mungkin memperlambat kemajuan pembangunan akibat adanya kemungkinan perubahan kebijakan dan strategi pembangunan.

Azis juga menambahkan bahwa dampak proyek IKN terhadap kinerja perusahaan BUMN sektor konstruksi masih akan bervariasi tergantung pada tingkat keterlibatan masing-masing perusahaan dalam proyek tersebut.

Selain itu, Azis menyatakan bahwa tingkat suku bunga yang tinggi serta kerugian yang masih dialami oleh WIKA dan WSKT akan terus memberikan tekanan terhadap kinerja perusahaan BUMN sektor konstruksi pada tahun 2024. Kemampuan perusahaan untuk membayar utang besar juga menjadi pertanyaan karena arus kas yang masih negatif.