KABARBURSA.COM - Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terus merosot, turun 2,82 persen ke Rp690 pada akhir sesi I perdagangan 12 Juni 2024, mencapai level terendah dalam 10 tahun terakhir. Volume perdagangan mencapai 25,19 juta saham dengan frekuensi 2.260 kali dan nilai transaksi mencapai Rp17,58 miliar.
Selama beberapa hari terakhir, saham HM Sampoerna (HMSP) terus merah. Dalam tiga bulan terakhir, HMSP mengalami penurunan 19,30 persen. Dalam periode year to date (ytd), saham ini turun 22,47 persen.
Salah satu perhatian besar pelaku pasar adalah pergeseran PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dari papan utama ke papan pengembangan dalam mekanisme perpindahan papan pencatatan saham emiten yang baru diterapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 31 Mei 2024. Meskipun HM Sampoerna sebelumnya telah membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang solid serta valuasi saham yang menarik, namun pergeseran ini memunculkan kekhawatiran di pasar.
Dalam konteks lain, Dirjen Bea dan Cukai Askolani telah menyatakan bahwa mereka telah mendapatkan persetujuan untuk menaikkan tarif cukai rokok pada tahun 2025. Pembahasan tarif tersebut akan dilakukan bersama DPR dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. Namun, anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Andreas Eddy Susetyo, menilai bahwa peningkatan tarif cukai rokok harus mempertimbangkan daya beli masyarakat. Terjadi perdebatan mengenai dampak kenaikan tarif tersebut terhadap konsumsi rokok dan peredaran rokok ilegal, serta bagaimana penerapan Undang-Undang Cukai untuk minuman berpemanis dalam kemasan.
Peningkatan tarif cukai rokok dapat berdampak pada konsumsi rumah tangga, terutama pada kelompok menengah. Dalam kajian yang dilakukan, akan dievaluasi sejauh mana dampak kenaikan tarif tersebut terhadap kelas menengah dan potensi peningkatan peredaran rokok ilegal. Salah satu isu yang muncul adalah apakah kenaikan tarif akan mengakibatkan penurunan konsumsi rokok ataukah peralihan konsumsi ke jenis rokok ilegal.
Namun, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) pernah mencatatkan kinerja positif pada Kuartal I 2024. Mereka berhasil mencatatkan laba sebesar Rp2,2 triliun. Laporan keuangan yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk ini naik 4,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai Rp2,1 triliun. Pendapatan bersih HMSP juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai Rp29,1 triliun pada kuartal I 2024, naik 8,1 persen dari Rp26,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meskipun terjadi peningkatan pendapatan, HMSP juga mencatat kenaikan beban pokok penjualan sebesar 9,9 persen menjadi Rp24,3 triliun, dari Rp22,1 triliun pada tahun sebelumnya. Namun, meskipun demikian, jumlah aset HMSP mengalami peningkatan tipis menjadi Rp55,8 triliun dari Rp55,3 triliun. Sementara itu, total liabilitas HMSP pada kuartal I 2024 adalah Rp23,6 triliun, dengan total ekuitas sebesar Rp32,1 triliun.
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), produsen rokok terkemuka di Indonesia, berhasil mencatat pertumbuhan yang signifikan dalam pendapatan dan laba bersihnya sepanjang tahun 2023.
Menurut laporan keuangan yang dirilis, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp 8,09 triliun, menunjukkan kenaikan sebesar 28,03{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 6,32 triliun.
Pertumbuhan ini didukung oleh kenaikan penjualan bersih sebesar 4,29{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} secara tahunan dari Rp 111,21 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp 115,98 triliun pada tahun 2023.
Kontribusi dari pihak berelasi terhadap pendapatan juga mengalami lonjakan signifikan sebesar Rp 1 triliun atau naik 108,84{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} YoY. Penjualan ekspor mencapai Rp 706,08 miliar, sementara penjualan lainnya mencapai Rp 297,84 miliar.
Pendapatan dari pihak ketiga juga memberikan kontribusi besar, mencapai Rp 114,97 triliun. Di antaranya, penjualan sigaret kretek mesin mencapai Rp 68,92 triliun dan sigaret kretek tangan Rp 35,94 triliun.
Dari segi penjualan pihak ketiga lokal, penjualan sigaret putih mesin mencapai Rp 8,06 triliun, sedangkan penjualan sigaret putih tangan mencapai Rp 999,60 miliar, dan penjualan lainnya mencapai Rp 1,04 triliun.
Meskipun demikian, HMSP juga mengalami peningkatan beban pokok penjualan sebesar 2,76{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} YoY menjadi Rp 96,65 triliun, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 yang hanya mencapai Rp 94,05 triliun.
Total aset HMSP per 31 Desember 2023 mencapai Rp 55,31 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 0,96{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} secara tahunan dari Rp 54,78 triliun per 31 Desember 2022.
Sementara total liabilitas HMSP mengalami penurunan sebesar 4,39{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} YoY menjadi Rp 25,44 triliun dari Rp 26,16 triliun. Total ekuitas HMSP mencapai Rp 29,86 triliun atau naik 6,03{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} YoY dari Rp 28,17 triliun.(*)