Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Arah Rupiah Mengikuti Sinyal Kemungkinan Penurunan The Fed

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 10 June 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
Arah Rupiah Mengikuti Sinyal Kemungkinan Penurunan The Fed

KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada akhir pekan lalu. Berdasarkan data Bloomberg, pada Jumat 7 Juni, rupiah spot ditutup di level Rp 16.196 per dolar AS, menguat 0,41 persen secara harian. Selama sepekan, rupiah spot naik sekitar 0,35 persen dari posisi akhir pekan sebelumnya yang berada di Rp 16.253 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah menurut kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) juga mengalami penguatan, ditutup pada level Rp 16.218 per dolar AS pada Jumat 7 Juni, menguat sekitar 0,37 persen dari hari sebelumnya yang berada di Rp 16.279 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah Jisdor naik 0,20 persen dari posisi akhir pekan sebelumnya di Rp 16.251 per dolar AS.

Pada Rabu 5 Juni, rupiah sempat mencapai titik terendahnya dalam empat tahun terakhir di Rp 16.287 per dolar AS. Namun, tren penguatan kembali terlihat pada hari-hari berikutnya meski dalam rentang yang terbatas.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin, menjelaskan bahwa rupiah rebound karena sentimen positif dari Bank Sentral Eropa (ECB) yang memangkas suku bunga acuan untuk pertama kali sejak 2019.

Selain itu, peningkatan cadangan devisa domestik setelah empat bulan berturut-turut mengalami penurunan juga turut mendukung penguatan rupiah.

Optimisme di pasar obligasi domestik turut memberikan dukungan bagi rupiah, dengan mayoritas kurva yield obligasi bergerak menurun. Imbal hasil obligasi tenor 10 tahun turun ke 6,90 persen, tenor 2 tahun naik sedikit ke 6,589 persen, dan yield 5 tahun turun ke 6,85 persen.

Nanang menambahkan bahwa koreksi dolar AS juga berkontribusi terhadap penguatan rupiah, seiring penantian publikasi angka ketenagakerjaan AS yang dijadwalkan pada Jumat 7 Juni malam. Data ketenagakerjaan ini sangat dinantikan oleh pelaku pasar untuk memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed tahun ini.

Prediksi yang akurat mengenai data ini akan memperkuat pandangan bahwa perekonomian AS tengah melambat, namun tidak cukup signifikan untuk mendorong The Fed segera menurunkan suku bunga acuan.

Secara keseluruhan, penguatan rupiah pada akhir pekan lalu dipengaruhi oleh kombinasi faktor global seperti kebijakan suku bunga ECB, serta faktor domestik seperti peningkatan cadangan devisa dan optimisme di pasar obligasi.

Penutupan Minggu Lalu

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju positif pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat, 7 Juni 2024. Demikian juga dengan mata uang rupiah yang menguat dalam perdagangan pasar spot.

Menurut data RTI, pada pukul 10.00 WIB, IHSG berada di zona hijau pada level 6.978,5, naik 3,6 poin atau 0,05 persen dibanding penutupan sebelumnya di level 6.974,89. Sebanyak 175 saham melaju di zona hijau, 99 saham di zona merah, dan 174 saham lainnya stagnan. Nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp286,2 miliar dengan volume 268,4 juta saham.

Direktur Pilarmas Investindo, Maximiliaus Nicodemus, mengatakan bahwa IHSG hari ini berpeluang menguat. Sentimen positif muncul dari eksternal, dimana Bank Sentral Eropa akhirnya menurunkan tingkat suku bunga sebesar 25 basis poin, dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen.

“Hal ini membuat pelaku pasar dan investor bersukacita, mengingat sebelumnya The Fed masih belum konsisten terkait dengan penurunan tingkat suku bunga. Hampir semua indeks ditutup menghijau kemarin, memberikan bekal positif bagi pelaku pasar dan investor,” kata Maximiliaus.

Berdasarkan analisa teknikal, Maximiliaus melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support di level 6.885 dan resistance di level 7.000.

Di bursa Asia, kondisi pasar mixed. Nikkei turun 0,34 persen atau 133,5 poin ke level 38.570, sementara Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,05 persen atau 9,2 poin ke level 18.467,51. Sementara itu, Strait Times bertambah 0,21 persen atau 7 poin ke level 3.337,86, dan Shanghai Komposit menguat 0,22 persen atau 6,7 poin ke level 3.055,53.

Penguatan Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot pagi ini juga menunjukkan penguatan. Menurut data Bloomberg, pada pukul 10.00 WIB, rupiah berada di level Rp16.241 per dolar AS, naik 22 poin atau 0,14 persen dibanding penutupan sebelumnya di Rp16.263 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengatakan penguatan rupiah terjadi karena data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS yang dirilis semalam mengonfirmasi pelemahan kondisi ketenagakerjaan di AS, yang meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS.

“Sentimen ini bisa membantu penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini. Data neraca perdagangan China dan data cadangan devisa Indonesia juga mungkin bisa menjadi penggerak rupiah,” kata Ariston.