KABARBURSA.COM - Pembangunan rumah sakit (RS) di Ibu Kota Nusantara (IKN) diyakini bisa menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya.
Pengamat infrastruktur dan tata kota, Yayat Supriatna, salah satu kekuatan IKN yang tidak pernah tergambarkan di benak orang banyak adalah pelayanan kesehatan.
"Nanti misalkan IKN selain pusat pemerintahan, ada rumah sakit internasional apalagi ditambah dokter asing, orang akan berbondong-bondong (ke IKN)," kata Yayat kepada Kabar Bursa, Sabtu 8 Juni 2024.
Menurut Yayat, rumah sakit mer upakan bangunan yang sangat penting di suatu kota. Pasalnya, setiap warga butuh pelayanan kesehatan dalam kehidupan sehari-harinya.
Dengan adanya rumah sakit dan masyarakat yang berminat ke IKN, kata Yayat, hal ini bisa mendorong investor untuk menanamkan modalnya.
Lebih jauh Yayat menuturkan pemerintah harus fokus terhadap pembangunan struktur ruang di IKN. Adapun struktur ruang adalah pengembangan pusat kegiatan yang meliputi kantor pemerintahan, kementerian, pusat pelayanan, dan kawasan kesehatan.
Lanjut Yayat, pusat kegiatan juga memerlukan dukungan jaringan pelayanan seperti jalan raya, air bersih, listrik, hingga internet.
Dia memandang terbentuknya kota bisa dimulai dari jaringan pelayanan. Hal ini juga yang membuat IKN berpotensi dilirik para investor.
“Kota tanpa jaringan pelayanan enggak bisa apa-apa. Jadi kota itu yang paling penting adalah terbentuk dulu struktur ruangnya. Investor itu kan enggak mau rugi, dia akan melihat jadi enggak kotanya?,” jelas dia.
IKN, dikatakan Yayat, sejatinya tidak bisa berdiri dengan sendiri. Menurut dia, IKN sangat membutuhkan dukungan dari kota-kota lainnya di Indonesia.
Oleh karena itu, Yayat menyatakan IKN bakal mengalami proses yang panjang untuk menjadi kota yang maju.
“Ya bertahaplah. Membangun kota itu bertahap, membangun kota itu bukan dalam satu atau dua hari, ada proses,” tegas dia.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, dengan tegas membantah kabar bahwa investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) mandek, meski ada pengunduran diri dari Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe sebagai pimpinan Otorita IKN. Menurutnya, mundurnya dua pimpinan tersebut tidak mempengaruhi laju investasi di IKN Nusantara.
“Jalan terus kok. Tak benar kalau dikatakan tak ada investasi yang jalan. Itu terus apa namanya? Hotel sebagian sudah jadi, RS Mayapada sudah 60 persen-70 persen, jalan tak ada masalah,” klaim Bahlil di kantornya, Jumat 7 Juni 2024.
Bahlil mengakui bahwa perkembangan pembangunan infrastruktur belum sepenuhnya selesai, namun minat investor untuk berinvestasi di IKN tetap tinggi. “Proses pembangunan infrastruktur memang belum 100 persen, tetapi minat investor tidak berkurang sama sekali,” tambahnya.
Bahlil mengungkapkan bahwa dirinya baru saja mendampingi Presiden Joko Widodo dalam upacara peletakan batu pertama (groundbreaking) sejumlah proyek di IKN, termasuk proyek-proyek di bidang pendidikan dan penelitian serta pengembangan (RnD).
Bahlil juga memastikan bahwa Konsorsium Nusantara, yang dipimpin oleh Bos Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma alias Aguan, tetap berkomitmen penuh untuk membangun di IKN. Mundurnya dua pimpinan OIKN tidak berdampak pada konsorsium tersebut.
Dia pun mengaku sudah berkomunikasi dengan Plt Kepala OIKN Basuki Hadimuljono dan Plt Wakil Kepala Otorita Raja Juli Antoni. Ia mengatakan bakal membantu kedua pelaksana tugas tersebut.
“Saya akan membantu dalam aspek bagaimana mendatangkan investasi dan menyelesaikan investasi yang sudah masuk. Kami gotong royong sebenarnya, cuma dipimpin sekarang oleh Pak Bas (Basuki Hadimuljono). Saya ikut membantu kok,” ungkapnya.
Bahlil mengatakan kini yang harus menjadi fokus Basuki adalah membereskan masalah infrastruktur, terutama urusan tanah. Terlebih, plt wakil kepala OIKN adalah Raja Juli yang merupakan wakil menteri ATR/BPN.
“Masalah lahan sebenarnya bukan kendala besar, hanya butuh kecepatan eksekusi. Semuanya sudah ada solusinya, seperti yang dibahas dalam rapat dengan Pak Bas,” tutup Bahlil.
Diketahui, buntut dari mundurnya Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Bambang Susantono, dan Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahadjoe dikhawatirkan bakal berdampak pada iklim investasi di IKN, terutama mengingat realisasi investasi di pusat pemerintahan baru Indonesia ini masih minim menjelang paruh pertama 2024.
Catatan terakhir menunjukkan bahwa komitmen investasi yang berhasil parkir di IKN sebesar Rp51,35. Padahal, Otorita IKN menargetkan bahwa hingga akhir 2024 investasi di IKN dapat mencapai Rp100 triliun.
“Makannya, saya ingin mempercepat itu,” kata Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono di gedung DPR RI, dikutip Jumat 7 Juni 2024.
Menurutnya, masalah utama yang menghambat investasi adalah persoalan tanah, dan ia berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini demi mempercepat realisasi investasi sepanjang 2024.
“Jadi, saya kira kita kerjakan saja secepatnya terutama basicnya tadi itu status tanah itu,” tuturnya.