KABARBURSA.COM - Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali mengalami Auto Reject Bawah (ARB). Fenomena ini dipicu oleh aksi jual panik setelah saham BREN masuk Papan Pemantauan Khusus Full Call Auction (FCA) sejak Selasa, 28 Mei lalu.
Hari ini merupakan Auto Rejection Bawah (ARB) ketiga berturut-turut, melanjutkan tren serupa yang terjadi tiga kali di pekan sebelumnya. Total, saham BREN telah enam kali mencapai level ARB. Di Papan Pemantauan Khusus, saham yang turun 10{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} sudah dikategorikan sebagai ARB.
Masuknya saham Barito Renewables Energy ke Papan Pemantauan Khusus Tahap Kedua atau Full Periodic Call Auction memicu kontroversi. Kebijakan ini dinilai membawa lebih banyak dampak negatif dan dianggap mengganggu stabilitas perdagangan di pasar, khususnya saham BREN.
Pada Jumat, 7 Juni, saham BREN kembali menyentuh ARB (Bloomberg) Sejak diperdagangkan dengan mekanisme FCA pada 29 Mei, harga saham BREN terus terperosok di zona ARB, anjlok 46,22{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} atau hampir separuh nilainya. Ini adalah penurunan harga terparah yang terjadi berturut-turut dalam sepekan perdagangan.
Menurut data Bursa Efek Indonesia, saham BREN kehilangan 650 poin atau turun 9,7{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} pada pembukaan pertama Sesi I mekanisme FCA pagi ini, Jumat 7 Juni 2024.
Nilai transaksi saham BREN saat ARB mencapai Rp8,24 miliar dengan 1,36 juta saham ditransaksikan dalam 362 kali frekuensi.
Kapitalisasi pasar saham BREN kini hanya tersisa Rp809,41 triliun, turun dari Rp1.505,1 triliun sebelum perdagangan dengan mekanisme FCA.
Artinya, saham BREN kehilangan kapitalisasi pasar lebih dari Rp695 triliun sejak 29 Mei.
Ini adalah suspensi terbaru sebelum saham BREN masuk ke Papan Pemantauan Khusus. Sesuai aturan, saham yang mengalami suspensi dua hari berturut-turut akan masuk Papan Pemantauan Khusus selama satu bulan.
Saham BREN baru kembali diperdagangkan pada Rabu pekan lalu setelah keputusan suspensi sementara oleh Bursa Efek Indonesia. Saham BREN disuspensi pada Senin, 27 Mei hingga Selasa, 28 Mei, dan kembali diperdagangkan pada 29 Mei dengan mekanisme FCA.
Suspensi ini menyebabkan BREN masuk dalam Papan Pemantauan Khusus, berdasarkan pengumuman Bursa Efek Indonesia Nomor Peng-PK-00019/BEI.PLP/05-2024 yang ditandatangani oleh Rendi Pratama, P.H. Kepala Divisi PLP Bursa Efek Indonesia pada 28 Mei 2024.
Dalam pengumuman tersebut, BEI menyatakan bahwa masuknya BREN di Papan Pemantauan Khusus disebabkan oleh suspensi yang melebihi satu hari, sesuai Peraturan BEI.
Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), milik konglomerat Prajogo Pangestu, kembali ambruk, menyentuh auto reject bawah (ARB) pada perdagangan Rabu 5 Juni 2024 lalu. Per pukul 13:50 WIB, saham BREN jatuh 10{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} ke posisi Rp 7.425/unit. Bahkan, sejak pembukaan sesi I hari ini, BREN langsung menyentuh ARB, menjadikannya empat kali berturut-turut.
Pada pembukaan sesi I, Indicative Equilibrium Price (IEP) menunjukkan harga di Rp 7.425/unit. Sekitar pukul 09:55 WIB, BREN kembali turun sesuai IEP-nya. Padahal, dua hari sebelumnya, pergerakan BREN sempat berlawanan dengan IEP.
Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat dibuka di zona hijau, terkoreksi hingga lebih dari 1{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} dan kembali ke level psikologis 6.900. Per pukul 13:54 WIB, IHSG anjlok 1,4{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52} ke posisi 6.999,88.
Penurunan ini terjadi karena perdagangan saham BREN masih menggunakan metode full periodic call auction (FCA), di mana investor hanya bisa melihat IEP dan Indicative Equilibrium Volume (IEV) pada jam tertentu sesuai skema FCA yang ditetapkan Bursa Efek Indonesia (BEI).
BREN berada di papan pemantauan khusus, sehingga sering mencetak ARB dan membebani IHSG. BEI mengonfirmasi saham BREN masuk papan pemantauan khusus sejak 28 Mei, setelah suspensi kedua BREN dibuka oleh BEI.
BEI sebelumnya telah melakukan suspensi saham BREN dua kali tahun ini, pada 3 Mei dan 22 Mei. Pada 3 Mei, suspensi BREN bersifat cooling down dari peningkatan signifikan. Namun pada 28 Mei, BEI memasukkan BREN ke papan pemantauan khusus dengan notasi X, karena sudah disuspensi lebih dari sehari.
Dalam Poin III.1.10 Peraturan BEI I-X, tercantum aturan bahwa Perusahaan Tercatat ditempatkan pada Papan Pemantauan Khusus jika dikenakan suspensi lebih dari satu hari bursa akibat aktivitas perdagangan. Dengan demikian, BREN akan keluar dari Papan Utama dan berpindah ke Papan Pemantauan Khusus sementara waktu.
Manajemen PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sempat memberikan respons terhadap keputusan FTSE Russell yang mengurungkan niatnya untuk memasukkan saham BREN dalam rebalancing indeks FTSE Global Equity Series Large Cap.
"Kami memahami langkah ini sebagai bagian dari dinamika pasar, dan kami dengan hormat mengikuti regulasi yang berlaku dalam pasar modal," ujar CEO Barito Renewables Energy, Hendra Soetjipto Tan, dalam pernyataannya pada Rabu 5 Juni 2024 lalu.
Tan menegaskan bahwa Barito Renewables akan terus fokus pada pengembangan usahanya. BREN dan anak perusahaannya bertujuan untuk menyediakan energi bersih bagi Indonesia.
"Dengan akuisisi PLTB Sidrap 1, pembangkit listrik tenaga angin terbesar di Indonesia, kami telah memperkuat portofolio bisnis kami dan menambah kapasitas sebesar 75 MW," jelas Hendra.
Dalam segmen geotermal, BREN melalui Star Energy Geothermal sedang merealisasikan penambahan kapasitas panas bumi sebesar 116 MW di tiga wilayah operasi di Salak, Darajat, dan Wayang Windu. Dari jumlah tersebut, 53 MW akan dicapai melalui pengembangan Salak Binary dan program retrofit.
Penambahan kapasitas ini merupakan bagian dari strategi pertumbuhan BREN untuk meningkatkan kapasitas secara organik. "Kami menerapkan langkah-langkah strategis dengan melakukan efisiensi pada unit-unit di tiga wilayah operasi melalui program retrofit dan pengembangan Salak Binary," ungkap Hendra.
Dia juga mengungkapkan bahwa total penambahan kapasitas dari program retrofit diperkirakan akan meningkatkan pendapatan sekitar US$ 40 juta per tahun. (*)
{
"width": "100{ccd4fd764ee01eeffde149d16dd889e35ba3aa084bee9e8382bbf985fd92fc52}",
"height": "480",
"symbol": "IDX:BREN",
"interval": "D",
"timezone": "Etc/UTC",
"theme": "light",
"style": "1",
"locale": "en",
"hide_top_toolbar": true,
"allow_symbol_change": false,
"save_image": false,
"calendar": false,
"hide_volume": true,
"support_host": "https://www.tradingview.com"
}