Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BSI Bukukan Pertumbuhan Pembiayaan Emas Capai 30,50 Persen

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 07 June 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
BSI Bukukan Pertumbuhan Pembiayaan Emas Capai 30,50 Persen

KABARBURSA.COM - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pertumbuhan signifikan bisnis pembiayaan logam mulia sebesar 30,50 persen secara tahunan (year on year/yoy) hingga April 2024 atau mencapai Rp8,05 triliun pada produk Gadai Emas dan Cicil Emas.

Anton Sukarna, Direktur Penjualan dan Distribusi BSI, mengatakan bahwa pertumbuhan impresif tersebut menunjukkan kepercayaan dan minat masyarakat yang tinggi terhadap emas sebagai instrumen investasi.

Menurut Anton, emas tetap menjadi pilihan investasi yang diminati masyarakat karena sifatnya yang safe-haven dan kemampuannya untuk melindungi nilai aset dari inflasi.

"Emas menjadi aset aman yang dicari, terutama saat eskalasi geopolitik meningkat," ujar Anton, Jumat, 7 Juni 2024.

Apalagi kata Anton dengan harga emas yang cenderung naik terutama saat kondisi makro yang cukup volatile ditandai dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Dalam satu tahun terakhir harga emas naik sekitar 26,2 persen. Karena kenaikan harga emas maka minat masyarakat untuk melakukan gadai dan bahkan cicil emas meningkat.

Anton pun merinci, pembiayaan Gadai Emas BSI mengalami kenaikan per April 2024 dari Rp,48 triliun menjadi Rp5,12 triliun atau naik 14,34 persen yoy. Sementara itu, Cicil Emas juga mengalami lonjakan signifikan dengan pertumbuhan 73,15 persen yoy dari Rp1,69 triliun menjadi Rp2,93 triliun.

Peningkatan pembiayaan berbasis emas ini mendorong pendapatan fee BSI dari gadai naik dari Rp237 miliar pada empat bulan pertama tahun 2023 menjadi Rp270 miliar pada empat bulan pertama tahun 2024 atau naik 14 persen.

Dari sisi fee based, kontribusi dari unit gadai sekitar 17 persen terhadap total fee based empat bulan pertama di tahun 2024 yang mencapai Rp927 miliar.

Anton juga menambahkan bahwa jumlah Number of Account (NOA) untuk gadai dan cicil emas di BSI meningkat drastis sebesar 37,88 persen yoy, dari 373.377 menjadi 504.021 akun per April 2024.

"Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk berinvestasi emas melalui BSI sangat tinggi. Peningkatan ini mencerminkan tingginya animo masyarakat untuk berinvestasi dalam bentuk emas," kata Anton.

Dia juga menjelaskan, untuk terus mendorong pertumbuhan bisnis emas, BSI menerapkan beberapa strategi kunci. Salah satunya adalah memperluas jaringan pemasaran melalui kerja sama dengan BSI Agen.

Tujuannya untuk menjangkau masyarakat lebih luas lagi. Selain itu, BSI juga bekerjasama dengan toko emas di berbagai daerah, dengan total 39 toko emas yang kini bermitra dengan BSI. Di tingkat nasional, kerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) juga terus ditingkatkan.

"BSI menyiapkan beberapa strategi untuk meningkatkan bisnis emas sepanjang 2024, termasuk memfasilitasi layanan emas di lebih dari 1.000 outlet BSI di seluruh Indonesia dan menyediakan layanan digital melalui BSI Mobile untuk cicil emas, tabung emas, dan gadai emas. Tidak hanya itu, BSI juga menawarkan produk cicil emas dengan margin yang kompetitif serta cicilan ringan yang dapat diangsur hingga jangka waktu maksimal lima tahun," jelas Anton.

Adapun untuk mengantisipasi maraknya kasus emas palsu, BSI telah menyiapkan langkah-langkah mitigasi risiko. Menurut Anton, pegawai BSI yang menangani pembiayaan emas dibekali dengan keahlian khusus dalam menaksir emas, serta terdapat ketentuan ketat untuk mencegah masuknya emas palsu ke dalam sistem pembiayaan BSI.

"Keamanan pembiayaan emas di BSI merupakan prioritas kami, dan kami memastikan bahwa setiap transaksi berjalan dengan aman dan terpercaya," tegas Anton.

Dengan berbagai langkah strategis dan mitigasi risiko yang dilakukan, BSI optimistis dapat terus memperkuat posisinya sebagai bank syariah terdepan dalam bisnis pembiayaan emas. Selain itu senantiasa memberikan kontribusi signifikan dalam memajukan sektor keuangan syariah di Indonesia.

Kinerja Solid BSI

BSI melanjutkan kinerja solid di awal kuartal II 2024. Per April 2024, BSI mencatatkan kenaikan laba sebesar 15,05 persen secara yoy atau senilai Rp2,24 triliun (unaudited). Kenaikan laba ini turut disokong pembiayaan yang tumbuh sebesar 18 persen secara yoy menjadi Rp251,6 triliun. Lebih dari setengah pembiayaan BSI tersebut mengalir ke segmen konsumer.

Wakil Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, mengatakan pihaknya hingga kini masih fokus untuk dominan menyalurkan pembiayaan di segmen konsumer. Ini karena segmen konsumer adalah segmen pembiayaan yang memiliki return lebih baik dengan risiko yang terjaga.

"Saat ini porsi pembiayaan BSI terbesar pada segmen konsumer termasuk gadai dan per posisi April 2024 porsi pembiayaan segmen tersebut sekitar 54 persen, disusul segmen wholesale sebesar 29 persen dan sisanya ritel dan UKM sebesar 17,16 persen," ujar Bob.

Adapun lebih rinci pencairan BSI di segmen konsumer per April 2024 tercatat Rp21,69 tirliun, disusul wholesale sebesar Rp11,88 triliun.

Dari sekitar Rp21,69 triliun pembiayaan konsumer, sekitar Rp9 triliun disalurkan ke pembiayaan kepada pegawai berpenghasilan tetap (payroll) dan pensiun yang saat ini masih jadi fokus BSI.

Lalu untuk segmen wholesale, pencairannya di tahun ini sampai dengan bulan April ini antara lain disalurkan ke sektor telekomunikasi dan perdagangan.