Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Melirik Cuan Ekspor Ikan Hias, Indonesia Bakal Salip Jepang

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 07 June 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Melirik Cuan Ekspor Ikan Hias, Indonesia Bakal Salip Jepang

KABARBURSA.COM - Bisnis ikan hias rupanya bisa menghasilkan banyak cuan. Pemerintah Indonesia bahkan menjadikan ikan hias sebagai barang ekspor yang bernilai tinggi. Bahkan, misi ke depannya Indonesia akan mengalahkan Jepang dalam hal ekspor ikan hias ini.

Tahun lalu, ekspor ikan hias Indonesia mencapai USD 39,06 juta. Angka tersebut menempatkan Indonesia di peringkat kedua dunia setelah Jepang, yang nilai ekspornya mencapai USD 48,76 juta. Pada tahun ini, Indonesia menargetkan ekspor ikan hias lebih dari USD 40 juta.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi termasuk menggelar pameran, menciptakan tata kelola yang baik demi menjaga ekosistem, dan menetapkan standar mutu ikan hias.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (PDSPKP KKP) Budi Sulistiyo, menyatakan bahwa peluang ekspor ikan hias masih sangat terbuka. Ini terlihat dari besarnya nilai impor ikan hias global yang mencapai USD 350,5 juta, sementara pangsa pasar Jepang sebagai eksportir nomor satu dunia hanya 13,91 persen, tidak jauh berbeda dengan Indonesia yang mencapai 11,14 persen.

"Ekspor ikan hias Indonesia terus meningkat. Tahun ini mungkin bisa melebihi USD 40 juta. Kami optimistis Indonesia nantinya bisa menjadi peringkat pertama eksportir ikan hias dunia, tidak jauh-jauh dari tahun 2025," kata Budi saat Bincang Bahari KKP bertema Potensi Industri Ikan Hias melalui Pameran Ikan Hias dan Tanaman Air Nusatic 2024 di Jakarta, Kamis, 6 Juni 2024.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai eksportir ikan hias terbesar dunia melalui berbagai kolaborasi dengan pelaku usaha dan pemangku kepentingan terkait. Salah satu langkah penting adalah menggelar pameran internasional seperti Nusatic 2024. Tidak hanya itu, KKP menetapkan tata kelola ikan hias yang berkelanjutan untuk menjaga ekosistem dan membuat standar mutu serta penanganan agar ikan hias diakui sebagai komoditas perdagangan global.

“Kami telah menerbitkan 13 Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk mutu dan penanganan ikan hias serta sembilan SNI untuk mutu dan penanganan tanaman hias air,” ujar Budi Sulistiyo.

Demi meningkatkan daya saing dan nilai jual, KKP juga mulai menerapkan indikasi geografis yang memungkinkan konsumen mengetahui asal-usul ikan hias tersebut.

Nusatic 2024: Pameran Skala Internasional

Ketua Umum Nusatic 2024 Sugiarto Budiono, menjelaskan bahwa Nusatic 2024 yang digelar mulai hari ini hingga 9 Juni 2024 di ICE BSD, Tangerang, sudah dilaksanakan sejak 2016. Pameran ikan hias ini diinisiasi oleh komunitas ikan hias di Indonesia yang menginginkan adanya pameran berskala internasional.

“Sebelum 2016, ada beberapa pameran namun tidak spesifik untuk ikan hias, sehingga Indonesia tidak memiliki sarana promosi yang efektif di dunia internasional. Kami ingin ekspor ikan hias Indonesia menjadi nomor satu. Tanpa promosi dan pameran, pencapaian itu akan sangat lama. Sebagai perbandingan, Singapura sudah puluhan tahun memiliki pameran Aquarama dan sempat menjadi eksportir nomor satu, meskipun 70 Persen ikannya berasal dari Indonesia,” jelas Sugiarto.

Dari pameran ini, Sugiarto menargetkan adanya nilai transaksi mencapai Rp40 miliar.

Langkah-Langkah Strategis KKP

Untuk mewujudkan Indonesia sebagai eksportir ikan hias terbesar dunia, KKP melakukan berbagai upaya melalui kolaborasi dengan pelaku usaha dan pemangku kepentingan terkait. Salah satu langkah strategis adalah menggelar pameran internasional seperti Nusatic 2024. Di sini, KKP ingin menegaskan berfokus pada tata kelola ikan hias berkelanjutan dan menetapkan standar mutu serta penanganan ikan hias agar komoditas ini semakin dipandang di pasar internasional.

Adapun beberapa langkah strategis KKP untuk meningkatkan daya jual adalah:

  1. Pameran Nusatic 2024:

    • Nusatic 2024 digelar pada 7-9 Juni 2024 di ICE BSD, Tangerang. Ketua Umum Nusatic 2024, Sugiarto Budiono, menjelaskan bahwa pameran ini bertujuan untuk memberikan sarana promosi ikan hias Indonesia ke dunia internasional.
    • Pameran ini didirikan pada tahun 2016 oleh komunitas ikan hias di Indonesia yang ingin memiliki pameran skala internasional. Sebelum adanya Nusatic, pameran yang ada tidak spesifik pada ikan hias sehingga kurang optimal sebagai sarana promosi.
    • Transaksi ikan hias di Nusatic 2024 ditargetkan mencapai Rp40 miliar.

  2. Standar Mutu dan Penanganan:

    • KKP telah menerbitkan 13 Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk mutu dan penanganan ikan hias, serta sembilan SNI untuk mutu dan penanganan tanaman hias air. Standar ini bertujuan untuk memastikan kualitas ikan hias yang diekspor tetap terjaga dan diakui secara internasional.
    • Standar ini mencakup berbagai aspek dari proses produksi hingga penanganan pasca panen, memastikan ikan hias dalam kondisi terbaik saat diekspor.

  3. Tata Kelola Berkelanjutan:

    • Menetapkan tata kelola ikan hias yang berkelanjutan agar ekosistem tetap terjaga. Langkah ini penting untuk memastikan kelangsungan produksi ikan hias tanpa merusak lingkungan.
    • Pengawasan terhadap praktik-praktik budidaya dan penangkapan ikan hias dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem perairan.

  4. Penerapan Indikasi Geografis:

    • KKP mulai menerapkan indikasi geografis untuk ikan hias, yang memungkinkan konsumen mengetahui asal-usul ikan hias yang mereka beli. Ini membantu meningkatkan daya saing dan nilai jual ikan hias Indonesia di pasar internasional.

Pentingnya Promosi dan Pameran

Sugiarto Budiono menyoroti pentingnya promosi dan pameran dalam mencapai target sebagai eksportir nomor satu dunia. Sebelum adanya Nusatic, Indonesia tidak memiliki platform promosi khusus ikan hias di level internasional, sehingga pertumbuhan ekspor berjalan lambat. Contohnya, Singapura pernah menjadi eksportir nomor satu melalui pameran Aquarama, meskipun 70 persen ikannya berasal dari Indonesia. Dengan Nusatic, Indonesia berharap dapat mempercepat pencapaian target ekspor ikan hias.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Indonesia optimis dapat mengungguli Jepang dan menjadi eksportir ikan hias nomor satu dunia pada 2025-2026.(*)