Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Apakah Suku Bunga Kredit Aman Ditengah Naiknya BI Rate?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 28 May 2024 | Penulis: Ayyubi Kholid | Editor: Redaksi
Apakah Suku Bunga Kredit Aman Ditengah Naiknya BI Rate?

KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) menaikan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 6,25 persen dan mempertahankannya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 21-22 Mei 2024. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Lantas, bagaimana kenaikan BI Rate terhadap suku bunga kredit? Pasalnya perubahan suku bunga acuan BI selalu diikuti oleh penyesuaian suku bunga kredit perbankan.

Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi mengatakan menyatakan bahwa suku bunga kredit BRI tidak mengalami perubahan sejak 31 Desember 2021. Bahkan sampai dengan saat ini BRI belum ada rencana untuk menaikkan suku bunga kredit.

Adapun dia mengatakan, pihaknya memproyeksikan pertumbuhan kredit dapat mencapai 10-12 persen pada tahun ini. "Di tahun ini pertumbuhan kredit diproyeksikan dapat mencapai 10-12 persen," katanya kepada Kabar Bursa, Selasa 28 Mei 2024.

Dia pun mengatakan strategi yang akan dipakai adalah dengan tetap fokus pada segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta segmen ultra mikro (UMi).

"Oleh karena itu Holding UMi juga kami jadikan sumber pertumbuhan baru," ujar dia.

Selain itu, BRI akan melakukan penyaluran kredit secara selektif untuk mendorong pertumbuhan kredit. Dia mengatakan akan melakukan penyaluran kredit secara selektif untuk mendorong pertumbuhan kredit.

"BRI juga akan terus melakukan penyaluran kredit secara selektif (selective growth)," kata dia.

Kemudian, Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn menyatakan bahwa kondisi makro ekonomi relatif terjaga sejalan dengan kebijakan BI ini.

"Kami berharap ekonomi Indonesia tetap kondusif sehingga mendukung pertumbuhan kredit dan pendanaan perbankan nasional," treang di kepada Kabar Bursa, Selasa 28 Mei 2024.

Dia mengatakan pihaknya mengapresiasi keputusan Bank Indonesia dalam meningkatkan suku bunga acuan di RDG sebelumnya dan mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen di RDG terakhir.

Kendati demikian, dia mengatakan BCA akan melihat dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum melakukan penyesuaian suku bunga kredit. Faktor-faktor tersebut termasuk kondisi ekonomi dan bisnis, likuiditas, serta tingkat persaingan yang ada.

"Sehubungan dengan pergerakan suku bunga kredit ke depan, BCA akan melihat dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum melakukan penyesuaian suku bunga," jelas dia.

Sementara, Direktur BCA Syariah, Pranata, menanggapi kenaikan suku bunga acuan BI dengan tetap memperhatikan perkembangan pasar dan menjaga keseimbangan antara aset dan liabilitas untuk menjaga profitabilitas optimal.

"BCA Syariah senantiasa memperhatikan perkembangan pasar serta menjaga keseimbangan antara aset dan liabilitas yang kami kelola untuk menjaga profitabilitas BCA Syariah tetap optimal," kata dia kepada Kabar Bursa, Selasa 28 Mei 2024.

Adapun dia mengatakan selepas adanya kenaikan BI Rate tersebut kondisi likuiditas BCA Syariah saat ini masih tetap terjaga dengan baik, dengan Dana Pihak Ketiga mencapai Rp10,6 triliun, tumbuh 14 persen secara tahunan.

"Saat ini kondisi likuiditas BCA Syariah masih terjaga dengan baik," kata dia.

Di sisi lain, Pranata melihat kenaikan suku bunga ini dapat menjadi peluang bagi BCA Syariah untuk mengoptimalkan pertumbuhan pembiayaan konsumer, khususnya pembiayaan rumah (KPR iB).

"Kami melihat kenaikan suku bunga acuan ini dapat membuka peluang bagi BCA Syariah untuk mengoptimalkan pertumbuhan pembiayaan konsumer KPR iB," terangnya.

Sebagai informasi, Produk KPR iB BCA Syariah menawarkan keunggulan angsuran tetap dan angsuran berjenjang, sehingga dapat menjadi solusi bagi nasabah yang ingin memiliki kepastian marjin pembiayaan rumah di tengah tren kenaikan suku bunga.