KABARBURSA.COM - Eliza Mardian, ekonom pertanian dari Center of Reform on Economics (Core), menilai bahwa mengutak-atik kebijakan harga eceran tertinggi (HET) Minyakita hanya akan menambah beban bagi konsumsi rumah tangga jika akar permasalahan di industri minyak goreng nasional tidak ditangani oleh pemerintah.
Menurut Eliza, peningkatan HET Minyakita akan menyebabkan harga riil di tingkat perdagangan eceran juga naik, yang pada akhirnya akan membebani masyarakat dengan kenaikan harga pangan dan mengurangi daya beli mereka.
Dia menyoroti bahwa masalah harga riil Minyakita yang selalu melampaui HET yang ditetapkan pemerintah disebabkan oleh masalah distribusi yang rumit, yang harus menjadi fokus utama pemerintah untuk diperbaiki.
Eliza mengusulkan dua langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki isu distribusi minyak goreng di dalam negeri. Pertama, membenahi tata kelola distribusi untuk menekan biaya distribusi, seperti dengan melibatkan Perum Bulog dalam penyaluran Minyakita. Kedua, melakukan efisiensi biaya logistik dengan memperbaiki sistem logistik nasional yang mengalami penurunan kinerja pada tahun 2023.
Menurut Eliza, pemerintah juga seharusnya memprioritaskan pembangunan transportasi pengiriman barang berbasis rel, terutama untuk wilayah di luar Pulau Jawa, karena pengiriman barang jarak jauh menggunakan kereta api lebih efisien daripada transportasi darat lainnya.
Dia menekankan bahwa sebelum memutuskan untuk menaikkan HET Minyakita, pemerintah harus berupaya keras untuk menekan biaya distribusi. Jika pemerintah telah melakukan upaya maksimal, maka masyarakat akan lebih memahami kenaikan harga tersebut.
Eliza juga menyatakan bahwa jika HET Minyakita dinaikkan tanpa upaya serius dalam memperbaiki distribusi, harga bahan pokok akan semakin mahal, yang bertentangan dengan pertumbuhan pendapatan masyarakat.
Minyakita Tak Efektif
Senada, Ekonom Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny Sasmita, menyatakan bahwa kebijakan HET Minyakita telah terbukti tidak efektif dalam menurunkan harga riil minyak goreng di tingkat perdagangan eceran, meskipun program tersebut telah berlangsung sejak tahun 2022.
Menurut Ronny, meskipun Minyakita awalnya terlihat berhasil dalam menahan kenaikan harga minyak goreng ketika diluncurkan pada 6 Juli 2022, hal tersebut tidak berdampak besar dalam menekan harga minyak goreng secara keseluruhan.
Turunnya harga minyak goreng saat itu sebagian besar disebabkan oleh penurunan mendadak dalam harga bahan baku minyak goreng, yaitu minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), karena pemerintah melarang ekspor CPO selama sebulan.
Ronny menyatakan bahwa kenaikan HET Minyakita sebenarnya hanya merupakan respons dari pemerintah terhadap lonjakan harga minyak goreng komersial yang tidak terkendali. Namun, efeknya terhadap konsumen tidak terlalu terasa karena harga jual minyak goreng di pasaran sudah lebih tinggi dari HET yang ditetapkan pemerintah.
Menurut Ronny, konsumen sudah terbiasa menanggung beban kenaikan harga minyak goreng. Bahkan jika harga turun ke level yang ditetapkan pemerintah, konsumen tetap harus membayar kenaikan HET sebesar Rp1.000/liter.
Di sisi produsen, kenaikan HET sebesar Rp1.000/liter dapat memberikan ruang fiskal untuk menutupi kenaikan biaya produksi karena harga CPO internasional naik. Hal ini berarti produsen juga akan menaikkan harga jual minyak goreng untuk distributor dan ritel sebesar itu.
Mendag Usulkan HET Naik
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan telah mengumumkan bahwa pemerintah akan menyesuaikan HET Minyakita. Menurut pria yang kerap disapa dengan panggilan Zulhas ini, usulan penyesuaian tersebut adalah kenaikan sebesar Rp1.000 dari HET sebelumnya yang sebesar Rp14.000 per liter.
Dengan demikian, jika rencana ini disetujui, harga Minyakita akan menjadi Rp15.000 per liter. “Kami mengusulkan penyesuaian sebesar Rp1.000,” kata Zulhas saat kunjungan ke Bea Cukai dan Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Senin, 6 Mei 2024.
Zulhas menjelaskan bahwa kenaikan sebesar Rp1.000 tersebut direncanakan untuk menutupi biaya pengemasan Minyakita. Namun, usulan ini masih harus melalui proses diskusi lintas Kementerian atau lembaga terkait.
“Rencana kenaikan HET Minyakita masih dalam tahap diskusi untuk penyesuaian lebih lanjut,” katanya.
Sebelumnya, rencana kenaikan HET Minyakita telah dibicarakan sejak awal tahun 2024. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Isy Karim, menyatakan bahwa penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita tidak akan terjadi sebelum Lebaran tahun ini. Dengan demikian, HET Minyakita tetap bertahan di angka Rp14.000 per liter untuk kemasan.
“Kami sudah menyampaikan bahwa saat ini tidak ada rencana kenaikan harga acuan minyak goreng setidaknya sampai setelah Lebaran,” ujar Isy saat memberikan paparan di Rakor Bapanas Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Ramadhan di Jakarta, Senin, 4 Maret 2024.