KABARBURSA.COM - Hasil pertemuan mengenai suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) diyakini memberikan pengaruh terkait harga emas sehingga dapat menghentikan tren kenaikan selama tiga bulan berturut-turut.
Meskipun harga emas turun sedikit di bawah USD2.320 per ons, namun masih mencatat kenaikan sekitar 4 persen untuk bulan ini, menjelang keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu, 1 Mei 2024.
Spekulasi ini muncul bahwa bank sentral mungkin akan menunda rencana penurunan suku bunga setelah data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan.
Meskipun jadwal penurunan suku bunga The Fed ditunda, emas telah naik lebih dari 12 persen tahun ini karena permintaan yang kuat dari pasar Asia, terutama China, dan meningkatnya ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia.
Sementara itu World Gold Council melaporkan bahwa permintaan emas dari bank sentral mencatat kenaikan tertinggi pada kuartal pertama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu, emas mendapat dukungan dari pelemahan dolar AS, yang turun pada Senin, 29, April, setelah yen menguat di tengah spekulasi intervensi pemerintah Jepang untuk mendukung mata uangnya.
Hal ini membuat emas lebih menarik bagi investor karena harganya dihitung dalam dolar AS.
Adapun, harga emas spot turun 1 persen menjadi USD2.314,23 per ons di London, sementara indeks Bloomberg Dollar Spot naik 0,2 persen. Harga perak, paladium, dan platinum juga mengalami penurunan.