KABARBURSA.COM - PT Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) mengumumkan rencana pengembangan bioetanol sebagai bahan bakar ramah lingkungan pengganti Pertalite/Pertamax mulai tahun 2027, dengan melibatkan kerja sama dengan Brasil.
CEO PNRE, John Anis, mengatakan Brasil merupakan produsen bioetanol terkemuka di dunia, sehingga PNRE ingin belajar dari pengalaman negara tersebut sebelum memulai produksi massal di Indonesia.
John menekankan pentingnya kerja sama dalam menghadapi tantangan pengembangan bioetanol, termasuk ketersediaan bahan baku.
"PNRE juga belum memastikan tingkat research octane number (RON) dari bioetanol Pertamax Green yang diproduksi di Merauke sebagai pengganti Pertalite atau Pertamax," ujarnya, dikutip Rabu, 1 Mei 2024.
John juga menyebut bahwa PNRE telah bergabung dengan Satuan Tugas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, sesuai dengan mandat Keputusan Presiden No. 15/2024.
Selain itu, PNRE sedang membahas kemungkinan terlibat dalam konsorsium yang mengembangkan lahan tebu seluas 2 juta hektare di Merauke.
Terpisah, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pemerintah akan membentuk perusahaan patungan antara Danareksa dan Perhutani untuk mengelola kawasan seluas 2 juta hektare di Merauke dengan kebutuhan investasi sekitar USD8 miliar atau sekitar Rp130 triliun.
PT Perkebunan Nusantara III (PTPN) juga akan bergabung untuk mendukung ekosistem tebu dan bioetanol.
Pembentukan Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke bertujuan untuk menyiapkan bahan baku biofuel pengganti Pertalite atau Pertamax yang akan digunakan mulai tahun 2027.