KABARBURSA.COM - Harga minyak mentah melanjutkan penurunan, dipicu oleh kenaikan produksi minyak AS dan harapan akan gencatan senjata Israel-Hamas yang belum terwujud.
Pada hari Selasa 30 April 2024 kemarin, harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman Juni 2024 ditutup turun 54 sen atau 0,6 persen menjadi USD 87,86 per barel. Sementara itu, harga kontrak Juli 2024 turun 87 sen menjadi USD 86,33 per barel.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga turun, dengan kontrak Juni 2024 merosot 70 sen menjadi USD 81,93 per barel.
Penurunan harga minyak ini seiring dengan peningkatan produksi minyak mentah AS. Menurut Energy Information Administration (EIA), produksi minyak mentah AS naik menjadi 13,15 juta barel per hari pada bulan Februari, merupakan peningkatan bulanan terbesar sejak Oktober 2021.
Ekspor minyak mentah AS juga mengalami kenaikan, mencapai 4,66 juta barel per hari dari 4,05 juta barel per hari pada periode yang sama.
Namun, persediaan minyak mentah AS naik sebesar 4,91 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 26 April, menurut American Petroleum Institute. Perkiraan Reuters menunjukkan penurunan persediaan sebesar 1,1 juta barel dalam pekan sebelumnya.
Sentimen pasar dipengaruhi oleh harapan akan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Meskipun demikian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan akan melanjutkan serangan di kota Rafah, Gaza Selatan.
Analis mengamati pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve yang dijadwalkan berlangsung selama dua hari. Meskipun diperkirakan bahwa suku bunga akan tetap tidak berubah, beberapa investor mengkhawatirkan kemungkinan kenaikan suku bunga di masa depan karena inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang kuat.
Perkiraan harga minyak di atas USD80 per barel tahun ini didukung oleh penurunan produksi oleh anggota OPEC+, meskipun kekhawatiran tentang permintaan yang melemah terus menjadi faktor yang mempengaruhi pasar.