Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Lahan Tebu 2 Juta Hektare di Merauke Digarap 50 Persen

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 29 April 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Lahan Tebu 2 Juta Hektare di Merauke Digarap 50 Persen

KABARBURSA.COM - Lahan tebu baru seluas 2 juta hektare di Merauke, Papua Selatan akan ditanami secara bertahap dengan batas maksimal 50 persen pada tahap awal, menurut PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) atau Sugar Co.

Presiden Direktur Sugar Co, Aris Toharisman, menyatakan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada studi kelayakan proyek yang merupakan bagian dari tugas dari Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) No. 15/2024.

Sugar Co juga menegaskan bahwa mereka tidak akan menjadi satu-satunya pengelola lahan tebu seluas 2 juta ha tersebut, melainkan akan melibatkan perusahaan swasta lainnya.

"Areal penanaman akan dilakukan secara bertahap. Dari total 2 juta ha, hanya sebagian yang akan ditanami tebu sesuai dengan hasil studi kelayakan. Selain Sugar Co, perusahaan swasta juga akan terlibat dalam penanaman," ujar Aris, Senin, 29 April 2024.

Adapun, perseroan hingga saat ini belum mendapatkan mitra atau investor yang bakal digandeng untuk mengelola lahan tebu tersebut.

Bukan hanya itu, Sugar Co mengaku juga masih dalam proses untuk mencari investor untuk mengelola lahan tebu dan pabrik gula di Sumatra Selatan, Lampung serta Sulawesi Selatan.

“Rencananya Sugar Co akan mengelola lahan tebu di Merauke bersama mitra atau investor. Sampai saat ini kami belum mendapatkan investor, masih dalam proses pencarian, baik investor untuk pengelolaan lahan tebu dan pabrik gula di Sumsel, Lampung, Sulawesi Selatan maupun di Merauke,” ujar Aris.

Terpisah, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan menjelaskan skema pengelolaan 2 juta lahan tebu di Merauke, Papua Selatan.

Dia menjelaskan satgas tersebut dibentuk Presiden Joko Widodo, mengingat selama ini Indonesia sudah berbalik menjadi importir bersih produk gula, padahal harga komoditas manis tersebut makin mahal di pasar global.

“Sampai kapan (Indonesia) akan kalah saing karena produksi gulanya makin jauh lebih mahal? Nah, di Merauke itu kurang lebih ada 2 juta hektare (ha lahan tebu). Dengan KLHK, kami identifikasi alokasi tebunya. Tim saya baru turun dari (Merauke), kemarin pulang. Kami identifikasi ada sekitar 2 juta ha (lahan potensial),” ujar Bahlil.

Bahlil mengatakan jutaan lahan tebu di Merauke itu nantinya akan dibagi menjadi beberapa kelompok, antara yang murni dikelola oleh perusahaan swasta dan yang dikelola oleh badan usaha milik negara (BUMN).

“Satunya lagi akan ada yang dikelola (melalui skema) kawasan ekonomi khusus (KEK) oleh BUMN. Ini kan blending investasi swasta (dan BUMN), karena dengan ini kita bisa melakukan percepatan swasembada gula,” tutur Bahlil.

Untuk tahap pertama, Bahlil menyebut pemerintah sudah mendatangkan sekitar 2 juta bibit tebu dari Australia. Dia pun mengeklaim bibit tersebut cocok dengan kondisi tanah di Merauke.

“Nanti kita harap semua investasinya ini dari dalam negeri. Mitra kami berikan kesempatan seluas-luasnya ke pengusaha yang ingin berkebun tebu, sekaligus dengan industrinya,” kata Bahlil.