KABARBURSA.COM - Harga tanaman kakao sedang naik. Harg per kilogram Rp130.000 sampai dengan Rp140.000.
Penyebabnya, karena sejumlah petani di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, menebang pohon kakao mengganti dengan tanaman lainya.
Produksi makin minim atau bahkan sudah tidak produktif menjadi alasan para petani menebang pohon kakao mereka.
Dilansir dari Kabarmakassar.com, Minggu, 28 April 2024, Darwis, petani kakao asal Kecamatan Gantarang, mengaku saat ini harga penjualan biji kakao kering mengalami kenaikan harga dari biasanya. Harga jual berkisar Rp50 sampai dengan Rp60 per kilogram sekarang naik dua kalilipat.
"Banyak petani menyesal menebang pohon coklat mereka dan menggantinya dengan tanaman lain seperti cengkeh, buah Panili dan lainya, sekarang harga coklat naik, untung saya tidak ikut-ikut menebang,” ujar Darwis.
Kendati mengalami kenaikan harga, ia mengakui dari tahun ke tahun, produksi kakao miliknya terus mengalami penurunan.
Akibat dari produksi kakao yang terus turun itu sehingga banyak tanaman kakao miliknya mati karena tidak terurus lagi.
"Produksi kakao terus menurun. Biasanya kalau panen ada puluhan kilogram, tapi akhir-akhir ini hanya belasan kilo. Itu pun lama baru panen. Kakao tidak produktif seperti dulu, jadi banyak yang sudah mati tidak terawat," ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang kakao, Jumrah, mengatakan kalau harga kakao kering saat ini Rp130 per kilogram naik dua kali lipat dari sebelumnya.
Menurut Jumrah, meski harganya naik, namun untuk mendapatkan biji kakao kering di kalangan petani sangat kurang saat ini.
"Banyak petani sudah tidak memiliki tanaman kakao, mereka sudah beralih ke tanaman lainya seperti cengkeh, merica dan buah Panili," kata Jumrah.
Kenaikan harga kakao ini terjadi sejak bulan April 2024. Dalam sehari Jumrah hanya mampu mendapatkan kakao yang dijual di petani sekitar 15-20 kilogram saja.
"Saya pedagang keliling, dari rumah ke rumah warga untuk membeli. Sekarang sangat jarang warga yang punya kakao," ujarnya.