Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Ini Penyebab Sepeda Motor Listrik Tidak Laku di Pasaran

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 28 April 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Ini Penyebab Sepeda Motor Listrik Tidak Laku di Pasaran

KABARBURSA.COM - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan soal belum maksimalnya penyerapan sepeda motor listrik di pasar meskipun telah mendapatkan berbagai insentif dari pemerintah.

Moeldoko mengaku dirinya heran terhadap rendahnya minat masyarakat terhadap sepeda motor listrik di dalam negeri meski telah diberikan insentif tersebut.

"Padahal regulasi dan insentif yang diberikan sudah cukup baik, namun implementasinya belum optimal," kata Moeldoko dalam acara Konferensi Pers Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 di Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu, 27 April 2024.

Adapun salah satu insentif yang diberikan adalah bantuan sebesar Rp7,5 juta untuk pembelian sepeda motor listrik baru, namun tingkat adopsi terhadap program ini masih rendah, yang menjadi pertanyaan besar.

Mantan Panglima TNI ini mencatat bahwa pada tahun sebelumnya, kuota yang digunakan hanya sebagian kecil dari yang disediakan pemerintah, termasuk kuota insentif untuk sepeda motor listrik.

Dia juga telah menganalisis beberapa alasan di balik rendahnya minat ini, seperti isu-isu yang berkembang di masyarakat dan kecenderungan masyarakat yang masih beralih dari kendaraan berbahan bakar konvensional (ICE).

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Roda Dua (SISAPIRa), per tanggal 22 April 2024, masih tersisa 576.400 unit kuota untuk tahun ini, dengan hanya 10.643 proses pendaftaran, 1.394 yang telah diverifikasi, dan 11.563 unit yang telah tersalurkan.

Beberapa merek motor listrik yang mendapat subsidi termasuk Juara Bike (Selis) dengan varian Agats SLA Rp9,49 juta, Agats Rp15,9 juta, Emax Rp13,5 juta, dan Go Plus Rp22,4 juta.

Sementara itu, Smoot Motor Indonesia (Smoot) menyediakan model Tempur Rp11,5 juta dan Zuzu Rp12,9 juta, serta Hartono Istana Teknologi (Polytron) dengan Fox-R Rp13,5 juta.

Moeldoko mengakui bahwa masalah seperti tarikan yang kurang kuat, jarak tempuh yang terbatas, dan waktu pengisian baterai yang lama mungkin menjadi faktor-faktor yang belum terselesaikan dengan baik.

Hal-hal ini menjadi pertimbangan penting terutama bagi generasi muda yang cenderung menginginkan performa dan kenyamanan yang optimal dari kendaraan mereka.