KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahwa transaksi berjalan pada tahun 2024 akan berada dalam kisaran defisit 0,1 persen-0,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Sementara itu, bank sentral memperkirakan neraca transaksi modal dan finansial akan mencatatkan surplus.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa surplus transaksi modal dan finansial sejalan dengan proyeksi kembali meningkatnya aliran masuk modal asing, seiring dengan meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global.
"Selain itu, terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi nasional dan imbal hasil investasi yang menarik," ujar Perry dalam Konferensi Pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu 24 April 2024.
Perry memaparkan neraca perdagangan barang kuartal I 2024 kembali mencatat surplus, sehingga diprakirakan menjaga transaksi berjalan tetap sehat. Sementara itu, transaksi modal dan finansial kuartal I 2024 diprakirakan mencatat defisit, sejalan dengan menurunnya aliran modal asing akibat dampak memburuknya ketidakpastian pasar keuangan global.
Investasi portofolio pada kuartal I 2024 mencatat net outflows sebesar USD0,4 miliar, dan berlanjut hingga awal kuartal II 2024 sampai 22 April 2024, yang mencatat net outflows USD1,9 miliar.
BI melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2024 berada di kisaran USD140,4 miliar, setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.