KABARBURSA.COM - Emiten yang berafiliasi dengan Garibaldi "Boy" Thohir yaitu PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) mencatatkan laba bersih sebesar USD10,21 juta pada kuartal I-2024. Angka tersebut melambung 228 persen dari episode sama tahun sebelumnya USD3,11 juta.
Lonjakan laba ESSA tak lepas dari menyusutnya sejumlah pos beban dalam kurun tiga bulan pertama 2024. Seperti beban pokok pendapatan ESSA yang terpangkas 32,75 persen secara yoy menjadi dari USD69,43 juta menjadi USD46,69 juta.
Namun ditengah kenaikan labanya, justru pendapatan perusahaan justru turun 15 persen menjadi USD73,82 juta dari sebelumnya USD87,84 juta.
Adapun beban pokok pendapatan mengalami penurunan menjadi USD46,69 juta, dari periode sama sebelumnya USD69,43 juta. Laba kotor USD27,12 juta, menanjak 47 persen dari edisi sama tahun sebelumnya USD18,41 juta.
Corporate Secretary Essa Industries Indonesia Shinta D. U. Siringoringo mengungkapkan posisi EBITDA ESSA melonjak 41persen dari sekitar USD 22 juta menjadi USD31,5 juta pada kuartal I-2024.
"Peningkatan volume produksi dan penurunan biaya berkontribusi pada peningkatan EBITDA," kata Shinta dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dikutip Selasa 23 April 2024.
Shinta menjelaskan, harga realisasi amoniak ESSA mengalami penurunan sebesar 51 persen secara yoy menjadi rata-rata USD344 per metrik ton pada kuartal I-2024. Penurunan harga amoniak dipicu oleh masalah geopolitik di Timur Tengah dan kawasan Laut Merah pada awal 2024.
Harga amoniak mencapai titik terendahnya pada bulan Maret 2024, dan selanjutnya menunjukkan tren peningkatan. ESSA memperkirakan harga amoniak akan tetap berada pada level yang serupa dengan tahun 2023.
"Sementara itu, harga LPG menunjukkan peningkatan yang cukup kuat di tengah pemotongan produksi minyak negara – negara anggota OPEC+," tutup Shinta.