Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Analis: Jika Pemilu Ulang, Rupiah Bisa Jebol Rp17.000/USD

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 22 April 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Analis: Jika Pemilu Ulang, Rupiah Bisa Jebol Rp17.000/USD

KABARBURSA.COM - Hari ini, Senin 22 April 2024, Mahkamah Konstitusi tengah berproses untuk mengumumkan hasil keputusan dari sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum. Keputusan ini akan menentukan apakah akan ada pembatalan hasil Pilpres yang berujung pada pemungutan suara ulang. Ataukah gugatan berbagai pihak di MK akan ditolak hakim MK dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming pada akhirnya secara final akan dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada Oktober nanti.

Keputusan MK akan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan karena para pelaku pasar memasukkan hal tersebut sebagai salah satu pertimbangan mengukur risiko investasi ke depan. Pagi ini, rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat, masih mendapatkan pengungkit dari tekanan jual di pasar global yang telah mereda akhir pekan lalu.

Rupiah bergerak menguat ke kisaran Rp16.218/USD, terungkit 0,37 persen menjadi penguatan terbesar di Asia pagi ini. Sementara IHSG yang sempat dibuka menguat pagi tadi saat ini bergerak sedikit tergerus ke 7.070.

Menurut penilaian analis, rupiah masih dibayangi oleh sentimen ketidakpastian politik dari apa yang terjadi di MK hari ini dan juga bila tekanan jual di pasar surat utang negara masih berlanjut masif seperti pekan lalu.

"Bila Mahkamah Konstitusi mengambil keputusan yang mengejutkan pasar, misalnya mendiskualifikasi status kandidat wakil presiden Gibran Rakabuming Raka atau memerintahkan pemilihan ulang, maka rupiah berpotensi melemah hingga level Rp17.000/USD. Dalam kondisi ini, Bank Indonesia terpaksa harus menaikkan suku bunga 25 bps, yang dapat memicu aksi jual 10Y INDOGB [surat utang negara] hingga level yield 7,20-7,40 persen," kata Research Team Mega Capital Sekuritas Lionel Prayadi dan Nanda Rahmawati dalam catatan untuk klien pagi ini.

Sebaliknya, bila MK memutuskan untuk menolak gugatan sengketa Pilpres 2024, maka pasar akan bergerak lebih tenang dengan kecenderungan konsolidatif untuk yield surat utang di kisaran 7 persen-7,1 persen untuk tenor 10 tahun dan rupiah bisa stabil di Rp16.150-Rp16.250/USD.

Pada Jumat pekan lalu, tekanan jual masih besar terutama di pasar surat utang negara. Aksi jual itu dipicu oleh serangan Israel ke Iran pada Jumat pagi yang serta merta melesatkan yield INDOGB hingga 10 bps ke 7,04 persen. Tenor pendek 2Y dan tenor menengah 5Y juga naik masing-masing 12 bps dan 13 bps jadi 7,02 persen dan 6,99 persen.

Sementara pergerakan yield surat utang angka panjang 20Y dan 30Y cenderung mendatar dengan kenaikan tipis masing-masing sebesar 2 dan 1 bps menjadi 7.15 persen dan 7.06 persen. "Tampaknya hal ini disebabkan oleh pengumuman BI yang mengindikasikan kesiapan bank sentral menaikkan suku bunga acuan bila diperlukan untuk mencegah pelemahan rupiah lebih lanjut," kata Lionel.

Asing melepas surat utang RI sebesar Rp9,79 triliun pada periode 16-18 April saja. Sementara tekanan jual asing di pasar saham juga tinggi mencapai Rp3,67 triliun. Serta di Sertifikat Rupiah BI mencapai Rp8 triliun. Total selama tiga hari pertama pekan lalu, total net sell investor nonresiden mencapai Rp21,46 triliun.

Sementara bila menghitung sejak awal tahun sampai 18 April, investor asing mencatat posisi jual neto Rp38,66 triliun di pasar surat utang. Adapun di pasar saham dan SRBI, asing masih mencatat posisi beli neto Rp15,12 triliun dan Rp12,9 triliun.