Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Sri Mulyani: Transisi Energi Memerlukan Kerja Bersama

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 17 April 2024 | Penulis: Pramirvan Datu | Editor: Redaksi
Sri Mulyani: Transisi Energi Memerlukan Kerja Bersama

KABARBURSA.COM - Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, menyoroti kompleksitas dalam proses transisi energi, baik secara politik maupun sosial.

Pernyataan tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam keynote speech pada acara High-Level Event bertajuk “Navigating the Mid-transition Period of the Low-Carbon Shift: The Critical Role of Finance Ministries” di Brookings Institution, Washington, D.C.

“Transisi energi sangat kompleks dalam prosesnya, utamanya karena harus memprioritaskan prinsip keterjangkauan energi serta keadilan,” ujar Sri Mulyani dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 17 April 2024.

Menkeu menegaskan bahwa Kementerian Keuangan memiliki peran penting dalam menyediakan kerangka kebijakan yang tepat dan mengembangkan instrumen serta kebijakan terkait mekanisme pembiayaan bagi sektor swasta dan filantropi.

“Dengan lebih dari 100 ribu pulau dan 270 juta penduduk, kompleksitas ini semakin nyata bagi Indonesia. Bagaimana kita merancang transisi energi ini sambil menjaga pertumbuhan ekonomi dengan rerata lebih dari 5 persen selama hampir dua dekade adalah pelajaran yang dapat diambil dari Indonesia,” tambahnya.

Sri Mulyani juga menyoroti perlunya kerja sama yang kuat melalui sinergi kolaborasi antara kementerian, pemerintah daerah, sektor swasta, antar pemerintahan, dan dukungan internasional dalam menghadapi tantangan transisi energi.

“Transisi energi bukanlah masalah perorangan atau satu institusi. Ini adalah upaya bersama yang harus dilakukan di tingkat lokal, regional, dan global,” paparnya.

Sri Mulyani akan menghadiri IMF Spring Meetings di Washington, D.C., dimana ia akan membahas kondisi ekonomi global, regional, dan nasional yang berkembang cepat serta volatil. Hal ini di tengah ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan berbagai wilayah lain yang berdampak besar pada perekonomian global, termasuk harga komoditas, nilai tukar, inflasi, dan suku bunga global.