KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkap penyebab ambruknya Indeks Harga saham (IHSG) setelah libur panjang Lebaran Idulfitri 1445 H/2024.
Diketahui, pasar saham Indonesia dibuka dengan kejatuhan tajam, merosot lebih dari dua persen pada perdagangan sesi I Selasa, 16 April 2024.
Menurut Direktur Penilaian Efek BEI, I Gede Nyoman Yetna, ambruknya IHSG dikarenakan kondisi geopolitik global, khususnya yang terjadi di Timur Tengah antara Iran-Israel. Kata dia, konflik dua negara tersebut telah memicu pergerakan pasar saham hari ini.
"Itu akan bergerak. Itu akan berpengaruh tentunya terhadap pergerakan indeks. Pasar akan dinamis," ujarnya saat ditemui di gedung BEI Jakarta, Selasa 16 April 2024.
Dia mengatakan bahwa kondisi geopolitik menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi. Oleh karena itu, pasar saham dapat bergerak secara dinamis seiring dengan perkembangan kondisi tersebut dari waktu ke waktu.
"Pasar akan bergerak sendiri sesuai dengan kondisi yang ada, teman-teman sekalian. Kan pasarnya bergerak dinamis," pungkasnya.
Diketahui, IHSG dibuka merah di posisi 7.118,89, melemah 167,99 poin dibandingkan dengan penutupan di hari terakhir perdagangan sebelum cuti, 5 April 2024 yang berada di posisi 7.286,88.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan sesi I hari ini mencapai sekitar Rp5,1 triliun dengan melibatkan 5miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 351.301 kali.
Pendapat pengamat
Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim berpendapat, kondisi geopolitik, khususnya konflik di Timur Tengah antara Iran dengan Israel, dampaknya tidak hanya pada IHSG. Sejak Senin, 15 April 2024, bursa saham di kawasan Asia juga mengalami penurunan signifikan sebagai imbas dari serangan militer tersebut.
“Sejak pembukaan pasar pada hari Senin kemarin, indeks saham di Asia mengalami penurunan yang signifikan, termasuk bursa saham Jepang, China, Korea, Singapura, hampir semuanya terpengaruh. Hal ini disebabkan oleh serangan Iran ke Israel,” ujar Ibrahim pada Selasa, 16 April 2024.
Ibrahim menjelaskan bahwa sentimen dari serangan tersebut juga mempengaruhi penurunan saham di negara-negara yang berhubungan erat dengan Eropa dan Amerika. Menurutnya, kekhawatiran pasar akan eskalasi konflik yang berpotensi memicu Perang Dunia Ketiga menjadi penyebab utama penurunan ini.
Meskipun demikian, Ibrahim optimis bahwa pasar akan kembali stabil dalam dua hari ke depan, karena kemungkinan eskalasi konflik antara Iran dan Israel tidak akan terjadi.
Menurut dia, pernyataan dari Menteri Pertahanan (Menhan) Israel yang menegaskan tidak akan menyerang Rafah dan Masjidil Aqsa juga mengindikasikan bahwa situasi ini hanya bersifat sementara.
Ibrahim juga menyoroti sektor-sektor saham yang paling terpengaruh dan yang memiliki peluang di tengah konflik ini. Sektor komoditas yang berhubungan dengan minyak dan perbankan diyakini akan terpengaruh secara signifikan, karena sebagian besar IHSG bergantung pada sektor-sektor ini.
“Jika sektor perbankan merosot, maka IHSG juga turun. Namun, ini merupakan hal yang wajar, dan IHSG kemungkinan akan kembali normal dalam dua hari ke depan,” tambahnya.
Sementara itu, saham-saham di sektor transportasi dan teknologi diprediksi akan sedikit lebih baik dalam kondisi konflik ini.
“Saham-saham di sektor transportasi seperti JNE dan sektor teknologi mungkin tidak terlalu terpengaruh karena dampaknya tidak begitu signifikan,” ungkap Ibrahim.
Dalam konteks logistik, Ibrahim optimis bahwa saham-saham di sektor tersebut masih akan bertahan dengan baik mengingat situasi Lebaran yang masih berlangsung.
Sektor logistik dianggap sebagai penahan penurunan IHSG karena pengaruhnya yang cukup besar, terutama pada saham-saham yang terdampak langsung oleh serangan militer tersebut.