Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Aksi Belanja Bank Sentral Picu Kenaikan Harga Emas

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 11 April 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Aksi Belanja Bank Sentral Picu Kenaikan Harga Emas

KABARBURSA.COM - Bank sentral negara dan investor ritel sedang mengalami kecenderungan untuk memburu komoditas emas belakangan ini.

Pada Selasa, 9 April 2024, harga emas spot mencapai USD2.365 per ounce setelah mencapai level tertinggi di USD2.366 per ounce sehari sebelumnya.

Dikutip dari CNN, Kamis, 11 April 2024, banyak pihak menyebutkan bahwa potensi penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) menjadi pemicu utama kenaikan harga emas. Namun, ada banyak faktor lain yang turut berkontribusi pada kenaikan harga logam mulia ini.

Misalnya, banyak bank sentral, terutama bank sentral China, sedang memborong komoditas emas.

China membeli emas secara besar-besaran untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Bank Rakyat China telah membeli emas selama 17 bulan berturut-turut hingga Maret 2024, menambah 160.000 ons emas sehingga cadangan emasnya mencapai 72,74 juta troy ons emas.

Bank sentral menganggap emas sebagai penyimpan nilai jangka panjang dan tempat perlindungan yang aman selama masa gejolak ekonomi dan politik internasional. Emas juga dianggap sebagai investasi yang stabil.

Ketika suku bunga turun, harga emas cenderung naik karena emas batangan menjadi lebih menarik dibandingkan aset yang memberikan pendapatan seperti obligasi.

Selain itu, investor melihat emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, yakin bahwa emas akan mempertahankan nilainya saat harga naik.

Di sisi lain, investor China mencari emas sebagai aset alternatif mengingat penurunan nilai properti dan ekuitas dalam beberapa tahun terakhir.

Bank sentral lainnya, seperti India dan Turki, juga meningkatkan cadangan emas mereka, sebagian karena pertumbuhan PDB India yang mendorong pembelian tersebut.

Menurut CEO Currency Research Associates, Ulf Lindahl, permintaan emas dari bank sentral menandakan berkurangnya ketergantungan pada dolar AS. Negara-negara yang tidak memiliki ketergantungan ekonomi pada AS mungkin mengumpulkan emas untuk mengurangi kerentanan mereka.

Pembelian emas oleh bank sentral telah mendorong kenaikan harga emas sejak 2022. Emas tetap menjadi aset tradisional yang dicari selama ketidakpastian politik, khususnya dalam tahun-tahun dengan banyak pemilihan umum seperti tahun ini di 60 negara, termasuk Amerika Serikat yang akan menggelar Pemilihan Presiden (Pilpres).

Hal ini menegaskan stabilitas nilai dari logam mulia ini di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi yang meningkat.