Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pertumbuhan Kredit Perbankan 2023 Sesuai Perkiraan BI

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 05 April 2024 | Penulis: Syahrianto | Editor: Redaksi
Pertumbuhan Kredit Perbankan 2023 Sesuai Perkiraan BI

KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan kredit perbankan pada tahun 2023 mencapai 10,38 persen, sesuai dengan prakiraan BI yang berada di kisaran 9-11 persen untuk tahun tersebut.

Namun demikian, pertumbuhan tersebut masih di bawah angka periode sebelum 2014, di mana pertumbuhan kredit mencapai 20 persen. Bahkan pada tahun 2012, pertumbuhan kredit mencapai 23,1 persen, dan pada tahun 2011 mencapai 25,5 persen.

Dalam tanggapannya terhadap kondisi tersebut, Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyatakan pandangannya tentang pertumbuhan kredit perbankan yang tidak mencapai 20 persen. Menurutnya, dua penyebab utama adalah perekonomian global dan domestik.

“Dari sisi global, terjadi peningkatan likuiditas yang dipicu oleh pemberlakuan quantitative easing oleh The Federal Reserve (The Fed) antara 2008-2014. Ketersediaan dana yang melimpah secara global juga berdampak pada peningkatan sumber dana di Indonesia,” jelas Dian Ediane di Jakarta, Jumat, 5 April 2024.

Di sisi lain, lanjut Dian, pertumbuhan kredit perbankan juga dipengaruhi oleh permintaan (demand) yang ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi dan ruang ekspansi usaha. Antara tahun 2008 hingga 2015, terjadi peningkatan harga komoditas yang mendorong ekspansi kredit terutama dalam industri pengolahan. Ini juga berimbas pada sektor lain seperti perdagangan dan properti.

“Pada Desember 2013, The Fed mulai mengumumkan rencana tapering dan normalisasi kebijakan. Hal ini mengakibatkan pengetatan likuiditas global yang memengaruhi risk appetite investor dan likuiditas domestik,” terangnya.

Sebagai hasilnya, menurut Dian, harga komoditas juga mengalami penurunan dan normalisasi, menyebabkan ruang ekspansi menjadi lebih terbatas dan menurunkan permintaan kredit. Pengetatan likuiditas juga membuat bank lebih selektif dalam penyaluran kredit.

Jika dilihat dari sisi ekonomi domestik, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia secara umum berada di kisaran 5 persen sejak 2014, bahkan sempat mengalami kontraksi pada tahun 2020 selama masa pandemi.

“Sebagai konsekuensi, pertumbuhan kredit yang berada di kisaran 7-12 persen sejalan dengan kondisi ekonomi yang tidak hanya dipengaruhi oleh situasi dalam negeri tetapi juga sangat terkait dengan dinamika ekonomi global,” tandasnya.

Contoh seperti kenaikan suku bunga yang memengaruhi likuiditas secara global dan pergerakan harga komoditas, terutama komoditas energi, yang sangat berkaitan dengan ekonomi domestik.