KABARBURSA.COM - Mendekati Hari Raya Idulfitri, pegawai baik dari sektor pemerintah maupun swasta umumnya menerima Tambahan Penghasilan Hari Raya (THR). Tambahan ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli dan konsumsi rumah tangga.
Amalia Adininggar Widyasanti, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), menyatakan bahwa pemberian THR secara langsung terkait dengan peningkatan konsumsi. Hal ini kemungkinan akan mendorong percepatan laju inflasi, karena peningkatan permintaan yang terwujud.
Namun ini akan tergantung dari kedua pihak yang terlibat, konsumen dan produsen. "Daya beli yang meningkat akibat THR tergantung kapan masyarakat melakukank konsumsi. Bisa Maret, bisa April," ujarnya dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin 1 April 2024.
Selain itu, lanjut Amalia, juga tergantung dari respons dunia usaha. "Kalau misalnya ada THR tetapi produsen tidak menaikkan harga, maka tidak akan terekam dalam inflasi," tuturnya.
Hari ini, BPS melaporkan data inflasi Maret 2024. Terjadi inflasi 0,52{5c49780942a81f0fa3174a56fa804d4c6778fdf8b696d39d7d127491773c8d95} pada Maret dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), naik dibandingkan Februari yang sebesar 0,37{5c49780942a81f0fa3174a56fa804d4c6778fdf8b696d39d7d127491773c8d95} mtm.
Sementara dibandingkan Maret 2023 (year-on-year/yoy), inflasi berada di 3,05{5c49780942a81f0fa3174a56fa804d4c6778fdf8b696d39d7d127491773c8d95}. Lebih tinggi dibandingkan Februari yang sebesar 2,75{5c49780942a81f0fa3174a56fa804d4c6778fdf8b696d39d7d127491773c8d95} yoy.
Amalia menyebut, inflasi Maret yang tinggi itu bertepatan dengan momen Ramadan. Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1455 H jatuh pada 12 Maret.
"Adapun dibandingkan dengan periode sebelumnya, kecuali 2022, inflasi Ramadan tahun ini relatif lebih tinggi," kata Amalia.