Vikas juga menambahkan bahwa dia merasa optimis karena Indonesia secara perlahan mulai keluar dari zona tersebut. Tripar Multivision baru-baru ini merilis film "Kereta Berdarah" pada bulan Februari dan berhasil menarik lebih dari 1 juta penonton.
"Kami merilis film tersebut di Kamboja terlebih dahulu, yang merupakan pasar yang sangat penting bagi film Indonesia. Kemudian kami memperluas kehadiran film Indonesia ke Vietnam. Respons yang baik dari Vietnam menunjukkan bahwa mereka menerima film Indonesia dengan antusias," tambah Vikas.
Dengan tren yang positif ini, MVP menargetkan untuk memproduksi 12-15 film pada tahun 2024. Menurutnya, film horor adalah pilihan yang paling menjanjikan secara prospektif dan sangat disukai oleh penonton dalam negeri. Di antara semua genre yang diproduksi oleh MVP, film horor menjadi fokus utama produksi.
Sebelumnya, dalam upaya memaksimalkan ekspansi bisnisnya, RAAM telah menyiapkan investasi sekitar Rp 20 miliar-Rp 25 miliar untuk bisnis bioskop.
“Meskipun tren dan potensi pasar film di Indonesia meningkat, distribusi bioskop saat ini masih terpusat di Jakarta dan kota-kota besar. Kami menyadari pentingnya menjangkau penonton di kota-kota kecil dan menengah, oleh karena itu, kami berencana untuk meningkatkan jumlah bioskop di kota-kota Tingkat II dan Tingkat III," ungkapnya.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.