KABARBURSA.COM - Pengembangan ekonomi hijau dan biru dinilai harus dijalankan demi bisa mencegah perubahan iklim di Indonesia.
Analisis Kebijakan Ahli Madya VKF Kementerian Keuangan, Noor Syaifudin menganggap perubahan iklim sebagai sesuatu yang akan berdampak pada struktur ekonomi Indonesia di masa depan.
"Apalagi Indonesia pada 2045 mempunyai visi menjadi negara maju. Bagaimana ini nanti kita meletakkannya pada resiko perubahan itu," ujarnya di Jakarta, Rabu 27 Maret 2024.
Syaifudin menyatakan pemerintah kini sudah melakukan mitigasi agar bisa menanggulangi perubahan iklim tersebut. Tak hanya itu ia juga memastikan pemerintah juga bakal mengambil peluang kesempatan dari aspek perubahan itu.
"Bagaimana kita mulai mengumpulkan atau memenuhi berbagai kebutuhan terkait dengan pendanaan dan pembiayaan untuk menanggulangi perubahan iklim ini," kata dia.
Lebih lanjut Syaifudin menyampaikan jika Indonesia merupakan negara kepulauan yang mana 65{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} penduduknya tinggal di pesisir laut. Ia pun tidak ingin masyarakat yang tinggal di sana terkena dampak dari perubahan iklim.
"Makannya kalau ada kenaikan satu centimeter saja permukaan air laut itu akan menjadi sesuatu yang nightmare (mimpi buruk), jelasnya.
Sementara itu, Senior Advisor on Economics and Policy Area, Telisa Aulia Falianty berharap agar semua pihak bisa mengembangkan ekonomi hijau dan biru untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim.
Telisa kemudian memberikan contoh dampak perubahan iklim di Indonesia. Seperti misalnya, dia sering mengalami perubahan cuaca yang tidak menentu.
"Kita sudah lihat dampak dari perubahan iklim ini sudah kita rasakan ya. Contohnya, dulu ingat bulan puasa itu jarang hujan, seringnya musim panas. Sekarang tuh ada hujan, ada panas," ujar Telisa, dalam kesempatan yang sama. (yog/prm)