KABARBURSA.COM - Bank sentral Australia memutuskan untuk menjaga suku bunga tetap stabil pada Selasa 19 Maret 2024 sambil mengurangi kecenderungan untuk mengetatkan kebijakan. Keputusan ini menandakan keyakinan lebih besar bahwa inflasi akan kembali ke tingkat yang diinginkan dengan perlambatan ekonomi.
Dalam pertemuan kebijakan bulan Maret, Reserve Bank of Australia (RBA) mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 12 tahun, yaitu 4,35{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12}, untuk pertemuan ketiga berturut-turut. RBA menyatakan bahwa mereka tidak akan mengesampingkan kemungkinan apapun dalam kebijakan mereka.
Pasar telah mengantisipasi hasil stabil mengingat inflasi Australia berada pada titik terendah dalam dua tahun terakhir, sementara pertumbuhan ekonomi melambat.
Menurut pernyataan RBA, langkah-langkah suku bunga untuk memastikan inflasi kembali ke targetnya "masih belum pasti". Ini menandai perubahan dari pernyataan sebelumnya yang tidak menutup kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Gubernur RBA, Michelle Bullock, menolak memberikan indikasi apakah kebijakan moneter telah mencapai tingkat netral, menyatakan bahwa risikonya sekarang seimbang. Namun, dia juga menyoroti kemungkinan penurunan suku bunga lagi jika diperlukan.
Pelemahan dolar Australia dan penurunan imbal hasil obligasi menunjukkan bahwa pasar memprediksi penurunan suku bunga total sebesar 43 basis poin tahun ini.
Meskipun data ekonomi Australia cenderung lemah, pasar telah menurunkan spekulasi tentang penurunan suku bunga lebih lanjut, terutama dengan perubahan ekspektasi terhadap kebijakan moneter Amerika Serikat karena inflasi yang meningkat di sana.
RBA menargetkan tingkat inflasi antara 2{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} dan 3{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12}, yang merupakan faktor penting dalam keputusan kebijakan moneter.
Meskipun kebijakan moneter Australia tetap stabil, perubahan dalam pandangan Federal Reserve AS dan Bank of Japan mengindikasikan dinamika baru dalam kebijakan moneter global.