KABARBURSA.COM - Jelang musim pembagian dividen, investor sudah bersiap-siap dengan mengumpulkan saham-saham yang berpotensi memberikan bonus menarik. Di gelombang pertama ini, saham-saham dari emiten bank yang mencatat kinerja moncer tahun lalu telah menjadi primadona.
Empat bank besar, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), telah mengumumkan pembagian dividen dari laba bersih tahun lalu. Momentum ini bahkan telah mengangkat sejumlah saham ke level tertinggi sepanjang masa.
Miftahul Khaer, seorang analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengamati bahwa situasi ini juga telah membawa angin segar yang sempat membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh level tertinggi sepanjang masa.
"Penguatan emiten big bank membawa optimisme ke pasar domestik, terlebih porsi dari saham-saham tersebut cukup besar terhadap IHSG," kata Miftahul, Jumat 15 Maret 2024.
Dari konsensus sejumlah analis, terlihat Dividend Payout Ratio (DPR) dari bank-bank besar terbilang sesuai dengan ekspektasi. Ratih Mustikoningsih, seorang Pakar Keuangan dari Ajaib Sekuritas, menyoroti bahwa DPR dari keempat bank besar tersebut lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Dividend payout ratio big caps sudah sesuai ekspektasi. Menampilkan optimisme seiring lonjakan kinerja, dimana laba bersih mencatatkan rekor tertinggi," ungkap Ratih.
"Harga sahamnya pun sudah turun jauh dibanding setahun lalu, seiring penurunan kinerja. Jadi yield-nya tetap menarik mesti tidak setinggi tahun lalu," terang Handiman.
Miftahul juga sependapat bahwa mayoritas dividen dari emiten batubara akan lebih rendah sejalan dengan penurunan kinerja. Dia melakukan estimasi terhadap yield pembagian dividen final dari emiten batubara yang merupakan konstituen IDX High Dividend 20.
Miftahul memperkirakan dividen yield PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berada di level 9,8{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} dengan asumsi Dividend Payout Ratio (DPR) sebesar 60{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12}. Selanjutnya, estimasi yield untuk PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) adalah sebesar 6,4{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} dengan asumsi rasio dividen payout sebesar 60{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12}.
Untuk PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Miftahul memprediksi dividen yield mencapai 18,3{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} dengan asumsi DPR sebesar 100{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12}. Sedangkan untuk emiten terkait komoditas lainnya, seperti PT United Tractors Tbk (UNTR), ia memperkirakan yield sebesar 6,24{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} dengan asumsi rasio pembayaran dividen sebesar 40{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12}.
Selain itu, Research Associate Panin Sekuritas, Sarkia Adelia Lukman, juga memprediksi bahwa emiten batubara masih akan memberikan dividen yield yang menarik meskipun tidak sebesar tahun sebelumnya. Selain saham-saham batubara, emiten telekomunikasi dan komoditas emas juga menarik untuk diperhatikan.
Sarkia mengamati bahwa saat ini para investor masih cenderung menunggu dan melihat laporan keuangan dari emiten-emiten yang menjadi konstituen IDX High Dividen 20. Namun, Handiman memiliki pandangan berbeda, yaitu bahwa para investor telah mulai mengakumulasi saham jauh sebelum emiten merilis laporan keuangan.
Dus, pelaku pasar perlu hati-hati agar tidak masuk ke dalam dividen trap. "Boleh beli asalkan punya horizon investasi jangka panjang. Sebaiknya jangan jadi dividen hunter jangka pendek karena sudah agak telat," kata Handiman.
Cheril Tanuwijaya, Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu), setuju bahwa saat ini investor perlu tetap selektif dalam memanfaatkan momentum dividen. Menurut Cheril, saham-saham perbankan masih bisa menjadi pilihan utama.
Cheril merekomendasikan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan target harga Rp7.700 dan stoploss pada Rp6.950, serta PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target harga Rp10.800 dan stoploss Rp9.800. Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, juga mendukung dua saham tersebut.
Selain saham-saham bank big caps, Nico melihat saham-saham seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebagai pilihan menarik di jajaran saham IDX High Dividend 20.
Miftahul Khaer merekomendasikan untuk mempertahankan atau melakukan trading buy pada saham ADRO (target harga Rp2.870), ITMG (target harga Rp28.700), dan PTBA (target harga Rp3.150). Sementara itu, Ratih Mustikoningsih menyarankan untuk membeli saham PTBA (target harga Rp3.080) dan UNTR (target harga Rp26.000).
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.