KABARBURSA.COM-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat rekor tertinggi dalam sejarahnya, mencapai 7.441,61 pada perdagangan Rabu (13/3) pukul 14:52 WIB.
IHSG berhasil bertahan di atas 7.400 hingga penutupan perdagangan, menguat sebesar 0,53{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} atau naik 39,30 poin menjadi 7.421,20, mencatat level penutupan tertinggi.
Analisis Riset Ekuitas Kiwoom Sekuritas, Miftahul Khaer, menjelaskan bahwa penguatan IHSG beberapa hari terakhir tidak terlepas dari kinerja positif mayoritas bursa saham di Asia dan Global.
Data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia pada Februari 2024 yang berada di level 123,1 masih menunjukkan optimisme yang cukup tinggi di kalangan masyarakat Indonesia. "Pengumuman pembagian dividen dari bank-bank nasional dan rencana pembagian dividen dari PTBA juga menjadi faktor yang meningkatkan antusiasme pelaku pasar belakangan ini," kata Miftah dikutip Kamis 14 Maret 2024.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mencatat bahwa penguatan IHSG didorong oleh euforia atas pembagian dividen yang sedang berlangsung.
Saham-saham dengan kapitalisasi besar atau big caps menjadi pendorong utama pergerakan IHSG. Kontribusi terbesar berasal dari Grup Barito, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), TPIA menguat 11,7{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} ke level Rp 6.225 per saham, dengan kapitalisasi pasar Rp 539 triliun, menyumbang 20,69 poin terhadap IHSG.
Disusul oleh saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang menyumbang 13,67 poin, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masing-masing menyumbang 8,50 poin dan 5,82 poin terhadap IHSG.
Menurut Nico, terjadi rotasi sektor di pasar, terutama pada saham perbankan yang menjadi incaran karena pembagian dividen, mendorong kenaikan kapitalisasi pasarnya.
Investment Consultant Reliance Sekuritas, Reza Priyambada, menilai bahwa euforia saham-saham grup Prajogo Pangestu mulai mereda, namun hal ini tidak berarti kinerjanya tidak menarik. "Pelaku pasar biasanya mempertimbangkan sentimen dan prospek yang ada. Misalnya, saat harga saham grup Prajogo menguat, bisa saja ada teguran dari BEI," katanya.
Meskipun begitu, masih terdapat beberapa saham big caps yang menarik untuk dicermati oleh investor. Reza merekomendasikan saham BBCA dengan target harga Rp 11.150 per saham, BBRI dengan target Rp 7.250 per saham, BREN di Rp 7.250 per saham, AMMN di Rp 8.900 per saham, dan TLKM di Rp 4.500 per saham.
Sementara itu, saham-saham favorit Nico antara lain BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, dan TLKM. Sedangkan saham pilihan Kiwoom Sekuritas adalah ASII dengan rekomendasi beli dan target harga di Rp 5.600 per saham.