KABARBURSA.COM-Fenomena persiapan menghadapi bahaya semakin merajalela di kalangan warga Amerika Serikat (AS). Semakin banyak warga yang mempersiapkan diri untuk bertahan hidup di tengah ancaman dari ketidakstabilan politik serta bencana alam dan cuaca ekstrem.
Jumlah orang yang mempersiapkan diri bahkan telah meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 20 juta sejak tahun 2017. Pertumbuhan ini sebagian besar berasal dari kelompok minoritas dan individu yang politiknya cenderung ke kiri-tengah.
Rasa tidak aman ini semakin diperparah setelah pemilihan presiden Donald Trump pada tahun 2016, pandemi Covid-19, peristiwa cuaca ekstrem, dan protes keadilan rasial pada tahun 2020 setelah pembunuhan George Floyd. "Saya sangat terkejut melihat begitu banyak orang kulit berwarna di sini," kata salah satu warga AS, Brook Morgan, yang ditemui di Survival & Prepper Show di Colorado, dikutip Minggu 10 Maret 2024.
Menurutnya, fenomena ini merupakan perubahan yang signifikan, di mana tidak hanya orang kulit putih yang hadir, tetapi juga banyak orang muda.
Fenomena ini sangat terlihat saat acara Survival & Prepper di Boulder County, Colorado. Lebih dari 2.700 peserta dengan latar belakang yang beragam membayar tiket seharga US$10 untuk menghadiri acara tersebut.
Peserta dan pengelola stan mengatakan bahwa acara ini mencerminkan kekhawatiran jutaan warga AS yang tidak lagi merasa cukup aman hanya dengan mengandalkan pemerintah atau industri swasta.
Chris Ellis, seorang peneliti dan kolonel di Angkatan Darat AS yang berfokus pada kesiapsiagaan dan pemulihan bencana, telah melacak pertumbuhan sikap waspada warga AS hingga mencapai 20 juta orang.
Menurutnya, individu yang bersiap adalah orang yang dapat bertahan selama sebulan tanpa dukungan luar. Mereka didorong oleh pertanyaan, "Apakah saya merasa aman?"
"Masyarakat ingin mendapatkan kembali hak pilihan mereka, rasa kendali mereka, dan melakukan sesuatu untuk mencocokkan ketakutan mereka dengan tindakan mereka," kata Ellis.
Ada pula mereka yang sadar akan perubahan iklim, yang kini lebih memilih menanam makanan mereka sendiri dan pindah ke lokasi yang lebih tahan iklim.
Sementara itu, ada juga kelompok yang khawatir akan tindak kejahatan, yang sering kali terkait dengan penggunaan senjata dan gerakan mempersiapkan diri.
Orang-orang kaya pun merespons ketakutan mereka dengan membangun bunker mewah di tempat-tempat terpencil.
Menurut John Ramey, mantan penasihat inovasi pada pemerintahan Obama, komunitas yang bersiap mencerminkan masyarakat Amerika secara luas dalam hal keyakinan politik dan demografis.
"Faktor yang menyatukan mereka adalah kesadaran akan realitas dunia ini dan keberanian untuk menghadapinya," kata Ramey.