KABARBURSA.COM-Emiten perkebunan kelapa sawit, Sampoerna Agro (SGRO), telah menetapkan anggaran belanja modal (capex) tahun ini dengan kisaran antara Rp 400 miliar hingga Rp 700 miliar.
Menurut Stefanus Darmagiri, yang menangani Hubungan Investor di Sampoerna Agro, alokasi dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan baik di bidang perkebunan maupun non-perkebunan. "Untuk tahun 2024, Perseroan telah menganggarkan capex sebesar Rp 400 hingga 700 miliar. Sebanyak 40{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} akan diperuntukkan untuk kegiatan perkebunan, sementara 60{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} sisanya akan dialokasikan untuk kegiatan non-perkebunan," ungkap Stefanus dikutip Jumat 8 Maret 2024.
Stefanus menambahkan bahwa meskipun masih terdampak oleh El-Nino tahun lalu, SGRO tetap optimis terhadap produksi Tandan Buah Segar (TBS) tahun ini. "Produksi TBS di kebun inti diperkirakan akan tetap tumbuh pada tahun 2024. Namun, produksi TBS dari kebun plasma diperkirakan akan mengalami penurunan, terutama karena kegiatan replanting di kebun plasma. Kami berharap total produksi TBS (inti dan plasma) pada tahun 2024 akan sebanding dengan tahun sebelumnya," jelasnya.
Mengenai penambahan pabrik kelapa sawit (PKS) tahun ini, perusahaan masih dalam tahap pemantauan dan kajian terkait rencana tersebut. Namun, SGRO tetap berfokus pada peningkatan kinerja operasional jika terjadi peningkatan kapasitas produksi. "Kami akan melanjutkan program intensifikasi seperti mekanisasi, sistem manajemen air, infrastruktur, dan digitalisasi untuk meningkatkan monitoring, efektivitas produksi, dan efisiensi kerja di kebun," papar Stefanus.
Terkait target pertumbuhan laba dan pendapatan di tahun 2024, Stefanus menyatakan bahwa target masih sangat dipengaruhi oleh harga CPO yang fluktuatif. "Kami akan tetap fokus pada peningkatan produktivitas kelapa sawit dan efisiensi kerja untuk meningkatkan kinerja operasional dan keuangan, mengingat harga CPO yang diperkirakan tetap stabil di semester pertama 2024 dengan adanya bulan Ramadan dan penerapan penuh program B35," tambahnya.
Dalam hal ekspansi penjualan, SGRO masih akan memusatkan perhatian pada penjualan CPO untuk pasar domestik dan mengambil tindakan terbaik dalam menghadapi fluktuasi harga minyak kelapa sawit. "Fluktuasi harga minyak kelapa sawit merupakan salah satu tantangan yang kami hadapi karena sangat dipengaruhi oleh faktor pasokan dan permintaan, serta biaya yang dapat mempengaruhi kinerja Perseroan," tutupnya.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.