KABARBURSA.COM - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk hari ini, Senin 4 Maret 2024, memutuskan untuk melakukan perombakan pada empat direktur sekaligus. Wakil Direktur Utama, Adi Sulistyowati, digantikan oleh Putrama Wahju Setiawan.
Putrama Wahju Setyawan, seorang profesional yang lahir pada tahun 1969, telah menorehkan jejak karier yang gemilang di dunia perbankan. Memperoleh gelar Sarjana Kehutanan dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia, beliau kemudian melanjutkan pendidikan Magister di bidang Akuntansi, juga di Universitas yang sama.
Keahlian dan dedikasi Putrama dalam dunia perbankan telah teruji melalui peran-peran penting yang beliau emban. Pada tahun 2020, beliau menjabat sebagai Direktur Bisnis Korporasi di PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, sebuah peran yang menuntut kemampuan manajemen dan strategi bisnis yang kuat. Tidak hanya itu, beliau juga menjabat sebagai Direktur Treasury dan Internasional di Bank yang sama pada tahun yang sama, menunjukkan kualitas kepemimpinan dan pemahaman yang mendalam terhadap pasar keuangan internasional.
Putrama ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Jaminan Kredit Indonesia pada periode 2020-2022. Dalam posisi ini, Putrama menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam mengelola risiko kredit dan memperkuat fundamental bisnis perusahaan. Namun, prestasi Putrama tidak berhenti di situ, karena kemudian beliau dipercaya sebagai Direktur Retail Banking di PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, mulai tahun 2022 hingga 2024.
Meskipun telah menduduki posisi-posisi penting dalam perbankan, menurut catatan website perusahaan, BNI, di www.bni.co.id, Putrama diangkat sebagai Wakil Dirut yang baru karena dinilai tidak memiliki hubungan afiliasi yang menguntungkan dengan anggota direksi lainnya, anggota dewan komisaris, atau pemegang saham utama dan pengendali. Sesuai ketentuan Hukum Perbankan, hal ini menegaskan bahwa keputusan dan tindakan yang diambil oleh Putrama selalu didasarkan pada profesionalisme dan kepentingan perusahaan.
Meski RUPST telah menunjuknya sebagai Wakil Direktur Utama BNI, Putrama tetap perlu mengikuti proses "Fit dan Proper Test" oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini adalah tahap penting yang harus dilalui oleh setiap calon pemimpin di sektor keuangan, termasuk Putrama. Proses ini memastikan bahwa para pemimpin memiliki integritas, kompetensi, dan kapabilitas yang diperlukan untuk memimpin perusahaan dengan baik. Keterlibatan Putrama dalam proses ini menunjukkan komitmennya terhadap kepatuhan dan standar etika yang tinggi dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, mengumumkan bahwa posisi Putrama sebelumnya kemudian diisi oleh Corina Leyla Karnalies.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Senin 4 Maret 2024 kemarin, memutuskan untuk melakukan perombakan pada empat direktur sekaligus. RUPST menunjuk Putrama Wahju Setiawan sebagai Wakil Dirut yang baru.
Sejumlah tugas memajukan BNI menanti Putrama, termasuk memastikan kinerja keuangan Perseroan semakin mentereng. Apalagi, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2023 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah menyetujui pembagian dividen sebesar 50{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} dari laba bersih tahun buku 2023, senilai total Rp10,45 triliun.
Nilai pembagian dividen tersebut naik 42,76{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} dari total dividen tahun buku 2022 yang senilai Rp7,32 triliun. Dengan demikian, nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan sebesar Rp280,49.
Dengan memperhitungkan komposisi saham milik Pemerintah sebesar 60{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12}, maka Perseroan akan menyetorkan dividen sebesar Rp6,27 triliun ke rekening Kas Umum Negara.
{
"isTransparent": false,
"largeChartUrl": "",
"displayMode": "regular",
"width": "100{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12}",
"height": "740",
"colorTheme": "light",
"symbol": "BBNI",
"locale": "en"
}
Adapun, porsi 50{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} lainnya dari laba bersih Perseroan atau senilai Rp10,45 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI Group ke depan.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menyampaikan bahwa kenaikan rasio pembayaran dividen menjadi 50{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} di tahun ini dilakukan seiring dengan kinerja keuangan Perseroan yang terus membukukan kinerja positif dengan capaian laba bersih senilai Rp20,9 triliun di tahun 2023.
Perseroan juga berhasil mengelola rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada level yang sehat mencapai 22{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12} di Desember 2023, sehingga memiliki kapasitas untuk membagi dividen dengan rasio dan nilai yang lebih besar, sambil tetap memenuhi kebutuhan bisnis dan investasi BNI Group.
"Kinerja yang positif tersebut dicapai di tengah berbagai tantangan eksternal pada tahun 2023, yang utamanya disebabkan oleh peningkatan risiko geopolitik, tingginya inflasi dan suku bunga global, serta perlambatan ekonomi di Tiongkok," ungkap Royke saat konferensi pers perseroan, Senin 4 Maret 2024.
Perseroan tetap konsisten dan disiplin menjalankan program transformasi selama tiga tahun terakhir. Langkah strategis ini telah menjadi turning point yang semakin memperkuat fondasi bisnis BNI.
{
"width": "100{8cdba62bfb50754487d4178c8d496a33eb803d8113a90f0f8a83093564b6ce12}",
"height": "480",
"symbol": "IDX:BBNI",
"interval": "D",
"timezone": "Asia/Jakarta",
"theme": "light",
"style": "1",
"locale": "en",
"enable_publishing": false,
"hide_top_toolbar": true,
"save_image": false,
"calendar": false,
"hide_volume": true,
"support_host": "https://www.tradingview.com"
}
Perseroan juga berkomitmen dan berupaya disiplin untuk terus melanjutkan program transformasi agar semakin berdampak positif pada kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional dan profitabilitas perusahaan.
Royke menjelaskan, peningkatan profitabilitas akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen corporate, UMKM, dan consumer, sehingga kualitas aset berada dalam kondisi yang sehat dalam jangka panjang.