KABARBURSA.COM - Pemkot Cirebon, Jawa Barat akan menyediakan 10 ton beras dalam acara ‘Gerakan Pangan Murah (GPM)’ pada Kamis, 7 Maret 2024 mendatang,
Gerakan Pangan Murah ini dalam rangkan menstabilkan harga beras di daerah itu.
“Acara GPM ini rencananya akan diselenggarakan di Lapangan Kalitanjung, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Harjamukti,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon Elmi Masruroh di Cirebon, Minggu, 3 Maret 2024.
Dijelaskannya, dalam kegiatan itu, masyarakat yang datang hanya diperbolehkan maksimal membeli dua karung atau kemasan beras ukuran 5 kilogram yang berasal dari Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang perkarungnya seharga Rp52.000.
“Berdasarkan hasil perhitungan, beras sebanyak 10 kilogram itu bisa mencukupi kebutuhan warga selama satu bulan,” ucap Elmi.
“Jika ingin membeli dalam jumlah banyak, kami menyarankan untuk ke pasar induk atau toko modern, karena komoditas beras itu selalu tersedia,” sambung dia.
Untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan, Elmi menyebut, yang sudah mengantre dan mendapatkan beras akan diberi tanda tinta sehingga tidak bisa antre lagi.
“Pembatasan ini bertujuan supaya semakin banyak orang yang kebagian. Kalau ingin beli banyak jangan di GPM,” katanya.
Menurut Elmi, Program GPM dinilai efektif dalam menjaga harga beras tidak naik ke nilai yang lebih tinggi, serta memberikan kemudahan bagi warga untuk membeli beras murah berkualitas.
Dia juga meminta masyarakat tidak ‘punic buying’ atau menimbun beras karena hal tersebut dapat mengganggu suplai ke pasaran.
Elmi menyatakan, bahwa beberapa daerah produsen beras sudah memastikan akan melakukan panen raya pada April 2024, sehingga ketersediaan beras di pasaran Kembali stabil yang nantinya berdampak pada penurunan harga.
“Sekarang sudah stabil, tapi angkanya masih cukup tinggi. Harga beras medium sekarang Rp14.500 per kilogram, sedangkan premium sekitar Rp16.000 sampai Rp17.000 per kilogram, tapi tidak ada kenaikan,” jelasnya.
Elmi berharap dengan program GPM dan kebijakan yang dikeluarkan Pemkot Cirebon, bisa membuat harga komoditas pokok Masyarakat turun.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon Aris Budiyanto menyampaikan, berdasarkan hasil pemantauan di daerahnya, terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,14 pada Januari 2024 menjadi 104,71 di Februari 2024.
“Perkembangan harga berbagai komoditas pada Februari 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan,” ungkapnya.
Berdasarkan hal itu, selama Februari 2024, Kota Cirebon mengalami inflasi sebesar 2,19 persen (year on year/yoy) dengan tingkat inflasi 0,55 persen (mont to month/mtm), serta 0,59 persen (year to date/ytd).
“Komoditas yang dominan memberikan andil terjadinya inflasi (mtm) yakni beras 0,34 persen, daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing 0,08 persen, cabai merah 0,06 persen, cabai rawit dan cabai hijau masing-masing 0,02 persen,” papar Elmi. (*/adi)