KABARBURSA.COM-Ketersediaan daging sapi bagi konsumsi publik masih mengecewakan, terutama menjelang bulan Ramadan yang semakin dekat. Permintaan biasanya melonjak tajam saat menyambut bulan suci ini.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) Suhandri mengungkap bahwa kebutuhan daging sapi menjelang hari raya, terutama Ramadan dan Idul Fitri, mencapai sekitar 50.000 ton.
Namun, saat ini stok yang dimiliki hanya berkisar antara 7.500 hingga 9.000 ton. Jumlah ini jauh dari cukup menurutnya.
"Stok saat ini hitungan saya dikisaran 7.500-9.000 ton, stok ini sangat sedikit sekali, biasanya menjelang Ramadan dan Hari Raya stok daging yang dipegang importir sekitar 50.000 ton," ungkapnya dikutip Kamis 29 Februari 2024.
Suhandri menegaskan bahwa keterlambatan penerbitan izin impor oleh Kementerian Perdagangan tentu akan berdampak buruk bagi pelaku usaha.
Sebagai prosedur, para importir seharusnya sudah memiliki persetujuan impor untuk tahun 2024 pada bulan Oktober 2023. Namun, baru pada tanggal 22 Februari 2024 mereka mendapatkan persetujuan impor.
"Jelas ini sangat mengganggu ketersediaan pasokan ke masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional," tambahnya.
Suhandri menyatakan kekhawatirannya bahwa keterlambatan izin impor akan menyulitkan mereka dalam mencari pemasok dan menyesuaikan harga daging sapi impor.
“Tapi walaupun izin impor ada pasti akan ada problem lain jadi butuh waktu untuk memastikan ketersediaan barangnya ada atau tidak, harganya gimana," tegasnya.
Dia juga menyoroti ketersediaan daging di negara eksportir dan kemungkinan kenaikan harga yang dapat terjadi.
Berdasarkan data Neraca Daging Nasional Kemendag, total kebutuhan impor daging pada tahun ini mencapai 320.375 ton, termasuk penugasan swasta dan BUMN Pangan untuk cadangan daging ruminansia pemerintah.