KABARBURSA.COM - PT Pupuk Indonesia (Persero) atau Pupuk Indonesia Holding Company akan memperluas pabrik pupuk mereka, terutama pabrik pupuk yang berfokus pada nitrat.
Direktur Utama Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa selain digunakan untuk bahan peledak, amonium nitrat juga merupakan bahan baku utama untuk pembuatan pupuk berbasis nitrat. Pupuk Indonesia nantinya akan memperoleh amonium nitrat ini dari perusahaan joint venture mereka dengan PT Dahana, yaitu PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN).
Ia menambahkan bahwa saat ini pupuk NPK berbasis nitrat di Indonesia masih sepenuhnya diimpor. Dengan kerja sama bersama PT Dahana, Rahmad berharap Pupuk Indonesia dapat menjadi pionir dalam produksi pupuk berbasis nitrat di Indonesia.
“NPK berbasis nitrat itu masih 100{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} impor. Jadi mudah-mudahan dengan ini (kerja sama dengan Dahana) kita bisa punya pabrik amonium nitrat,” ungkapnya saat ditemui Kontan dalam acara peresmian Pabrik PT KAN yang dilaksanakan di Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) pada Kamis 29 Februari 2024.
Dengan bahan baku yang sudah didapat dari PT KAN dan untuk mewujudkan target tersebut, Rahmad menambahkan tahun ini Pupuk Indonesia akan melakukan ekspansi dengan menambah 1 pabrik pupuk NPK nitrat disusul 1 pabrik lagi di tahun depan.
“Kita akan lanjutkan dengan membangun 2 pabrik NPK berbasis nitrat. Satu akan kita bangun disini (Bontang) karena dekat dengan pabrik ini (PT KAN). Satu lagi kita bangun di Jawa Barat karena dekat dengan pasarnya,” jelas Rahmad.
Khusus untuk pabrik di Jawa Barat, Pupuk Indonesia akan membangun pabrik NPK Nitrat di kawasan PT Pupuk Kujang yang sekaligus adalah anak perusahaan mereka yang berada di Cikampek.
“Di Pupuk Kujang, kita akan bangun (kapasitas per-tahun) 100 ribu ton dan disini (Bontang) akan kita bangun juga 100 ribu ton. Nah bahan bakunya akan kita gunakan dari sini (dari PT KAN),” ungkapnya.
Namun ia mengatakan, Pupuk Indonesia akan memfokuskan membangun di kawasan PT Pupuk Kujang terlebih dahulu karena dirasa lebih dekat dengan pangsa pasar pengguna pupuk.
“InshaAllah mulai bangun yang di Kujang itu tahun ini. Jadi mungkin akhir tahun depan kita sudah punya 1 pabrik NPK Nitrat. Baru, tahun berikutnya tambah lagi 1 pabrik (di Bontang) jadi ada 200 ribu ton (kapasitas total),” jelasnya.
Pupuk NPK berbasis nitrat ungkap Rahmad di Indonesia sangat dibutuhkan untuk tanaman-tanaman hortikultura. Ditambah dengan kebutuhan dalam negeri yang mencapai setengah juta ton per-tahun membuat Pupuk Indonesia yakin produk pupuk NPK berbasis nitrat ini akan terserap dengan baik di pasaran.
“Kebutuhan di Indonesia untuk NPK berbasis nitrat itu hampir setengah juta ton per tahun, jadi cukup besar,” ungkap Rahmad.
Meski belum bisa mengungkap besar investasi Pupuk Indonesia untuk membangun dua pabrik baru ini, ia mengatakan telah mendapatkan mandat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk ekspansi pabrik segera.
“Memang sepertinya beliau (Jokowi) sangat concern dengan ketahanan pangan, tadi beliau minta ini dibangun lagi (pabrik) yang lebih besar. Karena selama ini untuk ketahanan pangan juga impor (pupuk), jadi memang kebutuhannya (pupuk NPK Nitrat) ini besar sekali,” tutupnya.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.