KABARBURSA.COM-Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), yang merangkul sektor-sektor industri bahan bangunan seperti keramik ubin, genteng keramik, sanitary ware, dan tableware, menyatakan komitmennya untuk mendukung kebutuhan bahan bangunan dalam Proyek IKN Nusantara.
Rencana anggaran pembangunan IKN, dengan kisaran Rp 466 triliun hingga Rp 486 triliun, menjadi peluang berharga bagi industri keramik nasional. Di dalamnya terdapat aturan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Produk keramik nasional saat ini memiliki TKDN di atas 70{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} dan sedang mengalami ekspansi kapasitas produksi hingga 75 juta meter persegi sejak 2021, dengan target penyelesaian pada 2024. "Ekspansi ini setara dengan jumlah impor keramik tahunan dan akan menyerap sekitar 10.000 tenaga kerja baru," ungkap Ketua Umum Asaki Edy Suyanto Kamis 29 Februari 2024.
"Kehadiran IKN Nusantara harus didukung penuh oleh pemerintah dengan melanjutkan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), yang telah terbukti efektif sebagai penggerak ekonomi. Namun, implementasi HGBT belum optimal karena gangguan suplai gas masih terjadi, terutama di Jawa Barat," jelas dia.
Asaki berharap setiap industri keramik yang melakukan ekspansi kapasitas dapat mendapatkan jaminan suplai gas sesuai HGBT, yakni US$ 6,5/MMBTU. "Terkait impor keramik dari China, Asaki menantikan kebijakan antidumping dari KADI dengan besaran bea masuk minimal di atas 75{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da}. Asaki juga mendesak perpanjangan Safeguard untuk produk impor dari China, India, dan Vietnam," ungkap Edy.
"Asaki percaya bahwa pemerintah baru akan melanjutkan kebijakan ekonomi yang ada, termasuk Perpanjangan Keppres No. 121 Tahun 2020 tentang HGBT, serta penerapan Revisi SNI Wajib Kementerian Perindustrian sebagai instrumen penguatan industri keramik dalam negeri," pungkasnya.