Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Nikel Indonesia, Peluang atau Petaka?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 28 February 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Nikel Indonesia, Peluang atau Petaka?

KABARBURSA.COM - Di tengah maraknya pembicaraan tentang industri pertambangan nikel, tidak hanya potensi ekonominya yang perlu diperhatikan. Namun, aspek lingkungan di sekitar proyek nikel juga harus mendapatkan perhatian khusus.

Menurut Djufryhard, Koordinator Media Site Visit Telapak, sejauh ini beberapa perusahaan nikel telah mengikuti pedoman pemerintah terkait penerapan keberlanjutan lingkungan. Namun, masih ada beberapa aspek yang belum sepenuhnya terbuka terkait hal ini.

Namun, ia menekankan bahwa ketika perusahaan telah mendapatkan izin untuk mengelola nikel, penting bagi mereka untuk bertindak secara positif. "Tindakan positif ini bukan hanya untuk kepentingan negara, tetapi juga untuk masyarakat sekitar. Ini bukan hanya tentang pendapatan ekonomi, tetapi juga tentang perlindungan dari bencana, ketersediaan air bersih, dan kehidupan yang layak," kata Djufryhard pada Rabu, 28 Februari 2024.

Djufryhard menjelaskan bahwa saat ini prioritas utama bagi perusahaan nikel adalah melindungi masyarakat di sekitar area pertambangan mereka. Telapak telah melakukan studi sosial komprehensif yang menyoroti PT Trimegah Bangun Persada (TBP) dalam upaya mereka untuk mengelola lingkungan di Pulau Obi, Halmahera, Maluku, di tengah operasi pertambangan nikel mereka.

Dalam Laporan Keberlanjutan 2022, beberapa langkah yang sudah diambil oleh TBP di Pulau Obi termasuk pengalihan 57.758 ton terak nikel yang tidak berbahaya menjadi produksi batu bata, paving block, box culvert, dan kubus berlubang yang digunakan untuk penanaman terumbu karang. Langkah ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga mengurangi emisi karena tidak perlu lagi mengirimkan material semen dari luar Pulau Obi. Selain itu, TBP juga memberikan dukungan kepada UKM lokal di Pulau Obi, seperti Pasar HOP, Kafe Nyala, dan Obi Snack, yang menghasilkan pendapatan sekitar Rp 2 miliar pada tahun 2022.

Djufryhard menyatakan bahwa TBP telah beroperasi sesuai dengan izin industri dan mematuhi peraturan yang berlaku. Namun, masih ada beberapa area yang perlu ditingkatkan untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat sekitar.

"TBP telah melakukan langkah-langkah tersebut. Namun, keterlibatan seluruh masyarakat masih perlu ditingkatkan," kata Djufryhard.