Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Kelaparan Mengerikan di Gaza, WHO: Gencatan Sejata!

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 25 February 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Kelaparan Mengerikan di Gaza, WHO: Gencatan Sejata!

KABARBURSA.COM-Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan bahwa Gaza tenggelam dalam keadaan yang mengerikan, menciptakan lingkungan yang tidak layak bagi manusia.

Dalam konferensi pers di Jenewa pada hari Rabu 21 Februari 2024 lalu, Tedros secara tegas menyoroti situasi kritis di Gaza yang telah mengalami destruksi besar-besaran.

"Gaza telah berubah menjadi zona kematian dengan sebagian besar wilayahnya hancur," ujarnya, seperti yang dilansir oleh laman resmi PBB.

Tedros juga menunjukkan bahwa lebih dari 29.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa di Gaza, dengan ribuan lainnya masih terkubur di bawah reruntuhan bangunan.

Banyak di antara mereka menderita luka-luka parah tanpa bisa mendapatkan perawatan medis yang memadai.

Kekurangan gizi parah telah merajalela di seluruh Jalur Gaza, dengan angka yang melonjak drastis sejak dimulainya konflik pada  7 Oktober 2023.

Sebelum konflik, tingkat kekurangan gizi di bawah 1{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} populasi, namun sekarang melonjak menjadi lebih dari 15{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} di beberapa wilayah.

Tedros menegaskan pentingnya gencatan senjata segera, pembebasan tawanan, menghentikan penggunaan senjata, dan memberikan akses kemanusiaan yang tak terbatas.

"Dunia ini dalam kekacauan ketika orang-orang kekurangan makanan dan air, dan bahkan orang yang terluka parah pun tidak dapat menerima perawatan medis yang mereka butuhkan," ujarnya dengan nada prihatin.

Dia menyoroti risiko besar yang dihadapi oleh petugas kesehatan yang melakukan penyelamatan jiwa, sementara rumah sakit terpaksa ditutup karena kekurangan listrik dan obat-obatan.

"Kemanusiaan harus diutamakan ketika fasilitas perawatan intensif mati, dan WHO berjuang untuk memindahkan pasien yang bahkan tidak bisa berjalan. Ini adalah situasi yang harus diatasi dengan urgensi," tambahnya.

Tedros juga mengecam keputusan World Food Programme (WFP) PBB untuk menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza karena masalah keamanan.

Perang di Gaza telah menelan banyak korban, termasuk para pekerja bantuan yang menjadi target serangan. Pada Selasa (20/2) malam, tempat perlindungan Médecins Sans Frontières (MSF) diserang oleh pasukan Israel, menyebabkan korban jiwa di antara staf dan keluarganya.

Menurut laporan Al Jazeera, WFP pertama kali menghentikan pengiriman ke Gaza utara tiga minggu lalu setelah truk bantuannya diserang oleh pasukan Israel.

Upaya WFP untuk melanjutkan pengiriman bantuan pada minggu ini juga gagal, dengan konvoi pada hari Minggu dan Senin dihadang oleh tembakan dan kerumunan orang kelaparan yang merampas barang-barang dan menganiaya sopir truk.

Data dari Kantor Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menunjukkan penurunan drastis dalam jumlah truk bantuan yang masuk ke Gaza, dari 140 truk per hari pada bulan Januari menjadi hanya 60 truk per hari pada bulan Februari.

Banyak badan PBB menyatakan bahwa prosedur yang rumit dari pihak Israel telah memperlambat distribusi bantuan, sementara massa sayap kanan Israel memblokir truk di pintu masuk Kerem Shalom ke Gaza selatan, dengan alasan bahwa bantuan tersebut tidak seharusnya diberikan kepada rakyat Palestina.