KABARBURSA.COM - Harga beras di pasaran menyentuh Rp18.000 per kg, tertinggi dalam sejarah. "Selama 25 tahun jualan beras, ini harga tertinggi," ungkap Reno, Pedagang Beras kepada Jurnalis Kabar Bursa di Pasar Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat 23 Februari 2024.
Kenaikan harga beras belakangan ini mencapai level tertinggi dalam sejarah di era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, harga beras telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, mencatat rekor baru dengan mencapai Rp18 ribu per kilogram.
Tingginya harga beras ini memicu komentar beragam di lini massa X. Seperti dipantau Kabar Bursa, Akun @IwanIwanely72 mengkritisi pesta pora petinggi negara ketika beras beredar di pasaran dengan harga tinggi. "Di bawah rakyat lgi teriak harga beras selangit, di atas malah joged2, ," tulisnya.
@ARSIPAJA menulis "Rekor harga beras, melampaui krisis 1998? ."
Akun populer Indonesia @DokterTifa, menulis "Begini jahatnya ya. Beras ditahan di gudang, agar langka di pasar dan harga meroket Lalu rakyat diguyur bansos, agar terasa ada pahlawan di tengah lonjakan harga beras. Gerombolan penjahat, laknatullah!"
Akun @JhonSitorus menulis panjang uneg-unegnya soal beras: "Lo percaya ga sih kalo harga beras itu benar2 naik gara2 langkanya stok yang berimbas gagal panen akibat efek el nino dan bencana kekeringan? Gue gak sepenuhnya percaya Apalagi setelah pesta parade HAMBUR-HAMBUR Bansos beras utk memenangkan Paslon tertentu, gue dihantui satu pertanyaan. Apa benar hanya karena faktor itu? Spekulasi gue begini. Saya melihat, ada kesengajaan untuk menghabiskan stok beras di Bulog meski kita impor 3,5 juta ton di 2023 + 0,5 juta ton pada Februari 2024 dimasa kampanye Sesuai dengan program dan janji "MAKAN SIANG GRATIS" yang bahkan mereka tidak tahu siapa yang mengeksekusi, uangnya dari mana dan pakai beras dari mana? Biaya Rp 450 Triliun/tahun ini benar2 butuh sumber pendanaan baru Menipisnya stok di Bulog + Panen Raya yang harus menunggu 1-2 bulan lagi melahirkan problem sekaligus peluang Problemnya kelangkaan pasokan beras yang mengakibatkan masalah sosial karena harga naik (sesuai hukum permintaan/penawaran) Peluangnya adalah memanfaatkan momentum yang tepat untuk menaikkan standar harga beras untuk membiayai program "Makan Siang Gratis" yang tidak produktif ini Bila harga beras premium saja bisa mencapai harga Rp 17.000/Kg dari harga 13.000/Kg dan beras Medium Rp 14.500/kg dari Rp 10.000/kg. Sungguh ironi yang sangat tragis ditengah negeri yang agraris Faktor kesengajaan yang didukung oleh kondisi ini nantinya akan menghasilkan harga beras baru. Untuk Medium bisa dikisaran 12.000/kg dan Premium Rp 15.000/kg. Layaknya harga BBM yang jika naik Rp 500/liter lalu besok2ny turun tapi tidak akan pernah turun dari Rp 500/liter Selisih kenaikan harga standar (Medium Rp 2.000) dan (Premium Rp 2.000) jelas bukan uang yang sedikit. Bayangkan, konsumsi beras perkapita Indonesia mencapai 128 Kg/tahun, ini bisa menghasilkan lebih dari Rp 69 Triliun keuntungan/tahunnya. Sejalan dengan rencana pelaksanaan makan Gratis mulai tahun 2025 nanti. Beras-beras itu masih hitungan konsumsi rumah tangga, belum beras premium untuk kebutuhan restoran dan kelompok ekonomi menengah ke atas. Bisa jadi total Rp 100 Triliun mudah didapat sebagai modal tambahan "Makan Siang gratis" Rp 100 Triliun dari ngutak atik harga beras ini apakah cukup? Tentu masih sangat kurang, masih defisit Rp 350 Triliun. Maka rencana mengurangi subsidi BBM lalu menaikkan harganya pada harga tertentu jadi opsi yang sangat mungkin digunakan walau mencekik UMKM dan mengakibatkan harga2 melambung tinggi Opsi-opsi ini pada akhirnya harus dilengkapi dengan utang yang semakin membebani masa depan negara yang sudah menyentuh Rp 8.000 Triliun Ini adalah contoh program tidak masuk akal yang dipaksakan demi ego dan merendam akal sehat. Efeknya kemiskinan akan semakin bertambah, ketergantungan semakin besar, kesenjangan semakin tinggi Jangan mudah percaya jika kelangkaan beras adalah murni akibat el nino. Kelangkaan beras adalah soal kebijakan politik yang SALAH dan UGAL-UGALAN Andai bansos tak dibagi sembarangan di Jawa Tengah dan Jawa Timur demi menggembosi suara Ganjar, dampaknya tidak akan separah ini. Tidak ada ibu2 yang PINGSAN gara2 antri menunggu beras murah dari bulog (kalian paham kan rasa beras bulog bagaimana) Kalo kata komedian @abdurarsyad, "Ayam saja MARAH dikasih beras Bulog" Sekian dari saya Jhon Sitorus, jangan baca tulisan ini."
Terkait meroketnya harga beras hari ini ke harga yang sangat tinggi sepanjang sejarah, sebelumnya,
Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Reynaldi Sarijowan, mengungkapkan bahwa sulitnya mendapatkan beras medium dan premium di pasar tradisional. Bahkan jika ada, harga beras premium telah mencapai Rp18.500 per kilogram, yang merupakan angka tertinggi di era Presiden Jokowi. "Ya (harga beras premium Rp18.500 per kg tertinggi di era Presiden Jokowi). Hati-hati, jika pasar tradisional stok berasnya tidak melimpah tentu akan terganggu distribusi pangan rakyat yang ada di pasar," ujar Reynaldi.
Reynaldi juga menyindir keberadaan bantuan sosial beras 10 kilogram yang digulirkan secara besar-besaran menjelang Pemilihan Presiden 2024, sebelum kelangkaan beras terjadi di pasar. Menurutnya, pembagian bantuan sosial tersebut dalam momen politik mengakibatkan ketidakstabilan stok beras di pasar, yang pada akhirnya menyebabkan lonjakan harga dan bahkan kelangkaan.
Dia juga mengkritik kurangnya perhatian pemerintah terhadap nasib petani kecil dan pedagang kecil. Menurutnya, tingginya harga beras adalah bukti bahwa pemerintah tidak serius menangani masalah tersebut, dan bahwa sistem perdagangan pangan di Indonesia perlu diperbaiki agar tidak terus menerus mengalami masalah.
Harga beras yang tinggi ini juga telah melampaui HET yang ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7 Tahun 2023, HET beras medium dan premium telah ditetapkan untuk berbagai zona di Indonesia. Namun, harga beras saat ini di pasaran sudah jauh melampaui HET yang ditetapkan.
Dengan demikian, kenaikan harga beras yang signifikan ini menyoroti pentingnya penanganan masalah ketersediaan dan harga pangan di Indonesia serta menekankan perlunya perbaikan dalam sistem perdagangan pangan untuk menghindari lonjakan harga yang berlebihan di masa depan.
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.