KABARBURSA.COM - Toshiba, perusahaan teknologi asal Jepang yang didirikan pada tahun 1875. Perusahaan ini memiliki sejarah panjang dalam berbagai industri, mulai dari elektronik, komputer, hingga infrastruktur nuklir. Toshiba dikenal karena produksi laptop dan barang elektroniknya, serta terlibat dalam pengembangan berbagai teknologi inovatif seperti televisi, mesin fotokopi, dan peralatan rumah tangga.
Namun, kebangkrutan Toshiba menjadi sorotan setelah perusahaan dikabarkan melakukan manipulasi laporan keuangan. Hal ini menyebabkan kegagalan perusahaan dalam menjaga tata kelola perusahaan yang memadai di puncak hierarki. Upaya mundurnya Toshiba dari bursa saham setelah melantai selama 74 tahun dilakukan setelah konsorsium yang dipimpin oleh Japan Industrial Partners (JIP) memborong mayoritas saham perusahaan tersebut.
Tentu saja, kebangkrutan Toshiba merupakan kabar yang menyedihkan bagi banyak pihak, mengingat sejarah panjang perusahaan ini dalam dunia teknologi.
Salah satu perusahaan tertua dan terbesar di Jepang, Toshiba akan berhenti mencari dana publik di pasar saham. Padahal perusahaan telah melantai di bursa saham selama 74 tahun. Hal ini dilakukan Toshiba karena ada sejumlah investor yang membeli sahamnya dalam jumlah besar dan menjadi pemegang saham mayoritas.
Dikutip dari BBC disebutkan sebuah konsorsium yang dipimpin oleh Japan Industrial Partners (JIP) telah memborong 78,65{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} perusahaan tersebut.
Dengan kesepakatan tersebut, Toshiba akan menjadi perusahaan privat. "Perusahaan ini akan mengambil langkah besar menuju masa depan dengan pemegang saham baru," kata Presiden dan Chief Executive Officer Toshiba, Taro Shimada dikutip dari BBC, ditulis Kamis 21 September 2023.
Sebagai informasi, Saham-saham Toshiba awalnya diperdagangkan pada Mei 1949 ketika Bursa Efek Tokyo dibuka Jepang usai Perang Dunia II. Sebagai salah satu perusahaan multinasional raksasa, Toshiba bergerak di berbagai sektor elektronik mulai dari rumah tangga dan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Toshiba adalah simbol pemulihan ekonomi Jepang dan industri teknologinya. Pada 1985, Toshiba meluncurkan apa yang mereka deskripsikan sebagai "komputer laptop pasar massal pertama di dunia.Namun, perusahaan berbasis di Tokyo ini menghadapi sejumlah masalah besar dalam beberapa tahun terakhir.
"Bencana Toshiba adalah akibat dari tata kelola perusahaan yang tidak memadai di puncak hierarki," kata Gerhard Fasol, Chief Executive of Eurotechnology Japan, sebuah firma konsultasi bisnis.
Pada tahun 2015, Toshiba mengakui memoles laporan laba lebih dari US$1 miliar selama enam tahun dan membayar denda sebesar 7,37 miliar yen (US $47 juta). Ini adalah jumlah yang terbesar dalam sejarah Jepang saat itu.
Dua tahun kemudian, perusahaan tersebut mengungkapkan kerugian besar di bisnis pembangkit listrik tenaga nuklir AS-nya, Westinghouse, dengan mencatatkan kerugian sebesar 700 miliar yen.Untuk menghindari kebangkrutan, Toshiba lantas menjual bisnis chip memori pada tahun 2018, yang dianggap sebagai aset berharga dalam portofolio perusahaan.
Sejak saat itu, Toshiba telah menerima beberapa tawaran pengambilalihan, termasuk satu dari kelompok ekuitas swasta Inggris, CVC Capital Partners, pada tahun 2021. Namun tawaran itu ditolak. Tahun itu juga, Toshiba ternyata ditemukan berkolusi dengan pemerintah Jepang untuk menekan kepentingan investor asing. "Toshiba, dalam pandangan banyak orang Jepang, terutama pemerintah, adalah harta nasional, yang merupakan bagian dari masalahnya," kata Fasol.
Beberapa waktu lalu, direksi Toshiba mengumumkan rencana memecah perusahaan menjadi tiga bisnis terpisah. Tapi baru beberapa bulan saja, rencana itu direvisi. Dewan direksi mengatakan perusahaan akan dibagi menjadi dua unit. Sebelum rencana ini dilaksanakan, direksi Toshiba pun mengatakan sedangmempertimbangkan tawaran JIP untuk menjadikan perusahaan tersebut menjadi private company.
Toshiba Corporation, atau Kabushiki gaisha Toshiba, adalah sebuah konglomerasi multinasional yang berkantor pusat di Minato, Tokyo. Nama Toshiba berasal dari gabungan dari Tokyo Shibaura Denki K.K., Shibaura Seisaku-sho, dan Tokyo Denki.
Perusahaan ini resmi menjadi Toshiba Corporation pada tahun 1978 dan terdaftar di Tokyo Stock Exchange, Nagoya Stock Exchange, dan London Stock Exchange. Bisnis Toshiba meliputi sistem tenaga, industri, dan infrastruktur sosial, komponen elektronik, semikonduktor, hard disk drive, dan solusi teknologi informasi.
Pada era 90-an, Toshiba dikenal sebagai produsen komputer dan peralatan elektronik terkemuka. Namun, popularitasnya mulai memudar seiring dengan ketatnya persaingan dalam industri teknologi. Skandal akuntansi pada tahun 2015 dan bangkrutnya Westinghouse pada tahun 2017 menyebabkan reputasi Toshiba menurun. Perusahaan ini terpaksa menutup sejumlah unit bisnis yang kurang menguntungkan dan keluar dari pasar ritel.
Didirikan oleh Tanaka Hisashige dan Ichisuke Fujioka, Toshiba pertama kali berdiri pada tahun 1875. Tanaka Hisashige membangun Tanaka Seizo-Sho pada tahun 1873, sementara Ichisuke Fujioka mengembangkan arc lamp dan mendirikan Hakunetsu-sha pada tahun 1890, yang kemudian berganti nama menjadi Tokyo Denki pada tahun 1921.
Setelah Perang Dunia II, Toshiba mulai mengembangkan bisnis internasional dan ekspor produknya ke Asia Tenggara. Pada pertengahan 1950-an, ekonomi Jepang tumbuh pesat, dan Toshiba mencatat peningkatan penjualan yang signifikan dengan menciptakan beberapa produk baru.
Sejak 1984, Toshiba mulai fokus pada pengembangan teknologi semikonduktor dan perluasan pasar PC. Namun, seiring berjalannya waktu, laptop Toshiba mulai kehilangan daya tariknya dan kalah saing dengan produk dari perusahaan lain seperti Apple, Dell, Lenovo, dan HP.