KABARBURSA.COM - Setiap tanggal 21 Februari, Bank Central Asia (BCA) merayakan ulang tahunnya. PT Bank Central Asia Tbk didirikan pada 10 Agustus 1955 dengan nama NV Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory.
Awalnya, perusahaan ini bukanlah berbisnis perbankan, melainkan sebuah perusahaan tekstil di Semarang. Tidak lama kemudian, perusahaan tekstil tersebut berubah menjadi sebuah perusahaan bank pada 12 Oktober 1956 bernama NV Bank Asia. Namanya kemudian berganti menjadi Central Bank Asia pada 13 Februari 1957 dan NV (kemudian PT) Bank Centraal Asia pada 21 Februari 1957. Pada hari yang sama, bank ini mulai beroperasi.
Perjalanan Bank BCA menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia dibuktikan dengan capaian total aset BCA mencapai Rp1.408 triliun di akhir 2023. Bank Central Asia (BCA) masuk ke daftar 10 bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Asia, menurut data Companies Market Cap. Tercatat, kapitalisasi pasar bank swasta asal Indonesia itu mencapai US$74,04 miliar atau sekitar Rp1.132,36 triliun per 6 September 2023.
Nilai kapitalisasi pasar BCA tersebut menempati peringkat ke-10 di Asia. Kapitalisasi pasar BCA berada di bawah Al Rajhi Bank, lembaga perbankan dari Arab Saudi dengan kapitalisasi pasar US$76,72 miliar.
Menurut data Companies Market Cap, kapitalisasi pasar BCA cenderung terus meningkat sejak pandemi Covid-19. Jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu, kapitalisasi pasar BCA per 6 September 2023 telah naik 10,29{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} (year-to-date/ytd).
Masih menurut data Companies Market Cap per 6 September 2023, BCA satu-satunya perbankan Indonesia yang masuk dalam10 bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Asia. BCA berada di posisi 10, dan di atasnya adalah ICBC (Tiongkok) dengan kapitalisasi US$214,08 miliar, Agricultural Bank of China (Tiongkok) sebesar US$162,74 miliar, HDFC Bank (India) US$157,33 miliar, China Construction Bank (Tiongkok): US$137,8 miliar, Bank of China (Tiongkok) US$136,06 miliar, CM Bank (Tiongkok) US$116,9 miliar, Mitsubishi UFJ Financial (Jepang) US$98,87 miliar, ICICI Bank (India) US$82,28 miliar, Al Rajhi Bank (Arab Saudi) US$76,72 miliar.
BCA menjadi salah satu dari industri perbankan yang berkomitmen untuk terlibat dalam aksi mitigasi perubahan iklim melalui program dan pembiayaan yang mendukung ekonomi berkelanjutan.
Di sisi lain, saat ini pemerintah tengah menyusun revisi taksonomi hijau Indonesia di sektor keuangan sebagai bentuk mitigasi perubahan iklim.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, ekonomi berkelanjutan dapat tercapai apabila para pemangku kepentingan memiliki pemahaman yang sama tentang dampak dari perubahan iklim.
Oleh sebab itu, pihaknya kembali menyelenggarakan acara Indonesia Knowledge Forum (IKF) XII 2023 sebagai wadah pertemuan antarpemangku kepentingan yang membahas mengenai aspek keberlanjutan dan upaya menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang.
Untuk fokus pada program yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan, BCA turut menyalurkan pembiayaan hijau Rp76 triliun pada triwulan I-2023 atau meningkat 4,9 persen secara secara tahunan. Adapun penyaluran pinjaman paling besar pada sektor sumber daya alam dan penggunaan lahan berkelanjutan sebesar Rp60,4 triliun, sektor transportasi berkelanjutan mencapai Rp7 triliun, dan untuk pembiayaan energi terbarukan senilai Rp2,9 triliun.
Selain fokus pada pengembangan perusahaan, PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA (BBCA) juga menunjukkan komitmennya mendukung program pemerintah. BCA berencana mengembangkan proyek kantor cabang di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan telah memesan atau melakukan pemesanan lokasi untuk pembangunan tersebut. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyatakan bahwa BCA telah membentuk tim khusus untuk memantau perkembangan pembangunan kantor cabang tersebut di IKN. Lokasi pengembangan kantor cabang berada di pusat keuangan IKN. “Kita juga akan melihat bagaimana perbankan lainnya, agar dapat berkolaborasi,” kata Jahja setelah acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) pada tanggal 20 Februari 2024.
Menurut Jahja, pengembangan kantor cabang ini bertujuan untuk memudahkan layanan keuangan bagi pegawai pemerintah dan nasabah lainnya di IKN. “Bukan hanya di IKN, kami juga memperhatikan pengembangan kantor cabang di Indonesia Timur. Hal ini baik untuk perekonomian, karena bank harus mengikuti perkembangan perdagangan. Jika perdagangannya berkembang, kami harus hadir untuk memperkuat dan memudahkan perekonomian di wilayah tersebut,” ungkapnya.
Sebelumnya, Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, menjelaskan bahwa BCA selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam pengembangan kantor cabang di IKN. Hera memastikan bahwa BCA akan berkomitmen penuh untuk menyediakan layanan dan ekosistem perbankan yang optimal. “BCA berkomitmen untuk selalu menyediakan layanan berkualitas kepada semua nasabahnya, baik dalam ekosistem online maupun offline,” kata Hera.
Sementara itu, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN, Agung Wicaksono, menyebutkan bahwa BBCA merupakan salah satu perusahaan yang akan mengucurkan investasi di IKN pada awal tahun ini. Agung menjelaskan bahwa akan ada acara groundbreaking investasi di IKN tahap 4 yang direncanakan akan dilaksanakan antara Januari hingga Februari 2024. Acara groundbreaking ini akan diikuti oleh 15 investor, termasuk BBCA. Investasi ini akan mempercepat pembangunan IKN Tahap 1 yang dijadwalkan selesai pada tahun 2024. “Ini akan menunjukkan bahwa IKN terus bergerak maju pada tahun 2024 dengan acara groundbreaking investasi. Kami siap untuk bekerja sama dan berkolaborasi untuk mewujudkan kota hijau cerdas dan merayakan Upacara Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 2024,” ujar Agung.
Perjalanan Bank BCA menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia dibuktikan dengan capaian total aset BCA mencapai Rp1.408 triliun di akhir 2023. Di pasar saham, emiten ini merupakan salah satu emiten bertaji.
Dalam liputan Jurnalis Kabar Bursa Ayyubi Khalid, 16 Februari 2024 di Bursa Efek Indonesia (BEI), BCA dengan kode emiten BBCA menjadi emiten terlaris dengan menembus harga Rp10.000, yang merupakan level tertinggi sepanjang masa bagi saham ini, meskipun BCA pernah beberapa kali mengalami stock split.
Pergerakan saham BBCA tersebut membawa BCA kepada kapitalisasi pasar mencapai Rp1229.67 triliun. Dari data yang tersedia, saham BBCA juga menjadi yang paling banyak diperdagangkan hari itu, dengan nilai transaksi mencapai Rp719,3 miliar.
Pencapaian itu menjadikan BBCA semakin moncer seiring eksistensinya sebagai emiten perbankan swasta terbesar di Indonesia. Perbankan yang dimiliki oleh keluarga Hartono ini, mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp 48,6 triliun sepanjang tahun 2023. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 19,4{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} dibandingkan dengan tahun 2022.
Dari sisi pendapatan, pendapatan bunga bersih perusahaan dan anak perusahaan meningkat 17,5{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} secara tahunan menjadi Rp 75,4 triliun, sementara pendapatan selain bunga tumbuh 5,5{ebdbbc6e6776edee5015c7a1b8b6f85fb1398462916d4269298bb0b7121d79da} menjadi Rp 23,9 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, imbal hasil yang lebih tinggi, serta peningkatan pendapatan fee dan komisi seiring dengan peningkatan jumlah transaksi.
Selamat Ulang Tahun BCA!
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.