Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Kelaparan di Gaza, Pengungsi Konsumsi Pakan Ternak

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 12 February 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Kelaparan di Gaza, Pengungsi Konsumsi Pakan Ternak

KABARBURSA.COM-Sebuah kisah menyayat hati datang dari wilayah utara Gaza, Palestina, di mana salah satu keluarga pengungsi terpaksa menghadapi tantangan besar dalam mencari makanan. Mereka bahkan terpaksa menggunakan pakan ternak sebagai pengganti tepung dalam upaya bertahan hidup di tengah krisis pangan yang melanda.

Menurut laporan yang dikutip dari The New York Times, Um Mohammad Abu Awwad menceritakan bahwa keluarganya berjuang keras untuk menemukan tepung yang bisa mereka beli dan konsumsi dalam beberapa minggu terakhir. Bahkan jika mereka menemukan tepung di pasaran, harganya sungguh melambung tinggi. Satu kantong tepung dijual dengan harga sekitar US$200, atau sekitar Rp3,12 juta dengan asumsi kurs Rp15.611 per US dollar. Sebuah harga yang tak terjangkau bagi keluarga Abu Awwad yang tidak memiliki penghasilan, terlebih lagi di tengah-tengah serangan militer Israel yang terus berlanjut.

Abu Awwad mengungkapkan bahwa mereka terpaksa menggunakan penggilingan jerami dan pakan ternak sebagai pengganti tepung untuk memasak. Namun, ironisnya, harga pakan ternak pun ikut meroket.

"Makanan dan air adalah kebutuhan dasar untuk mempertahankan hidup anak-anak kami," kata Abu Awwad.

"Dewasa mungkin bisa bertahan, tapi anak-anak terlalu rentan dan mulai menderita kelaparan," tambahnya.

Organisasi World Food Programme (WFP) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa lebih dari setengah juta orang di Gaza berisiko mengalami kelaparan. Bahkan pada bulan Januari sebelumnya, WFP telah mengingatkan bahwa seluruh penduduk Gaza, sekitar 2,2 juta orang, berada dalam krisis pangan atau bahkan lebih buruk lagi.

Pada akhir Desember, WFP melaporkan bahwa sembilan dari 10 orang di Gaza hanya makan sekali sehari atau bahkan kurang. Situasinya semakin memburuk ketika upaya bantuan sulit dilakukan karena Gaza terus dibom dan dikepung oleh militer Israel.

"Demi menghindari kelaparan, penting bagi kita untuk memastikan bahwa masyarakat Gaza mendapatkan akses terhadap makanan setiap hari," kata Matthew Hollingworth, Direktur W.F.P. untuk wilayah Palestina.

Meskipun menghadapi kendala besar dalam mendistribusikan bantuan, W.F.P. berhasil mengirimkan paket bantuan berupa ransum 10 hari, tepung terigu, dan makanan siap saji kepada sekitar 1,3 juta orang pada bulan Januari.

Namun, situasinya masih genting, terutama bagi hampir 300 ribu orang di Gaza utara yang dianggap paling membutuhkan bantuan, namun hampir tidak mendapatkannya.

Data terbaru dari Al Jazeera menunjukkan bahwa setidaknya 28.064 orang tewas dan 67.611 luka-luka akibat serangan Israel di Gaza sejak Oktober 2023. Sementara di Israel, jumlah korban tewas akibat serangan Hamas mencapai 1.139 orang.