KABARBURSA.COM - Kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pada kuartal pertama 2025 menunjukkan capaian yang mengesankan dan memberikan sinyal positif bagi para investor yang tengah mencermati arah bisnis emiten tambang milik negara ini.
Didukung oleh lonjakan penjualan emas dan ekspansi strategis di sektor nikel dan bauksit, fundamental saham ANTM 2025 tampak semakin menjanjikan.
Mengutip riset terkini dari Kiwoom Sekuritas, Sabtu, 10 Mei 2025, terlihat bahwa berbagai sektor produksi dan proyek jangka panjang yang tengah digarap ANTM akan menjadi tulang punggung pertumbuhan keuangan perusahaan dalam beberapa tahun mendatang.
Emas tetap menjadi kontributor terbesar dalam portofolio pendapatan ANTM. Meski produksi logam mulia ini tercatat hanya 0,2 ton, penjualannya melonjak signifikan hingga 13,7 ton, dibandingkan hanya 7,1 ton pada periode yang sama tahun lalu.
Harga jual rata-rata emas juga mengalami kenaikan menjadi USD2.989 per ounce, jauh di atas rerata tahun sebelumnya. Dengan pendapatan mencapai Rp7,7 triliun dari sektor ini saja, emas menyumbang 67 persen dari total pendapatan perusahaan.
Ini menjadi kabar baik bagi investor yang terus mengikuti harga saham ANTM hari ini dan menilai prospeknya sebagai saham sektor logam mulia yang memiliki eksposur kuat pada permintaan domestik dan global.
Sementara itu, bisnis nikel, baik dalam bentuk ferronikel maupun bijih mentah, mengalami peningkatan volume dan nilai yang signifikan. Ferronikel yang diproduksi sebanyak 4,5 kilo ton Ni dan terjual 4,8 kilo ton Ni, berhasil menyumbang pendapatan sebesar Rp1 triliun, dengan pasar ekspor utama ke China, India, dan Korea Selatan.
Di sisi lain, bijih nikel yang biasanya lebih berfluktuasi, kini menunjukkan performa luar biasa dengan produksi mencapai 4 juta wmt dan penjualan 3,8 juta wmt. Ini menghasilkan pendapatan sebesar Rp2,8 triliun, seluruhnya dari pasar domestik.
Tidak kalah menarik, ANTM juga terus memperkuat posisinya di pasar bauksit dengan produksi 0,7 juta wmt, naik drastis dari tahun sebelumnya. Penjualannya mencapai 0,5 juta wmt, memberikan kontribusi pendapatan Rp0,3 triliun.
Meskipun porsinya belum sebesar emas atau nikel, pertumbuhan bauksit menjadi relevan mengingat ANTM tengah menyelesaikan proyek hilirisasi besar di Kalimantan Barat dan Halmahera Timur.
Ke depan, manajemen ANTM menargetkan produksi dan penjualan yang lebih ambisius untuk 2025. Penjualan emas ditargetkan naik ke angka 45 ton, sementara produksi bijih nikel bisa mencapai 22 juta wmt dengan penjualan 20 juta wmt. Ferronikel ditargetkan 22.000 ton dan bauksit 3,5 juta wmt.
Yang paling strategis adalah komisioning pabrik alumina di Mempawah, yang dijadwalkan beroperasi penuh sejak Februari 2025. Ini menunjukkan keseriusan ANTM dalam mendorong nilai tambah melalui hilirisasi.
Jika menilik proyek jangka panjang, ANTM sedang menyusun peta pertumbuhan masa depan yang tidak main-main. Dari pembangunan pabrik logam mulia di Gresik yang akan memproduksi hingga 30 ton emas setahun, hingga keterlibatan dalam tiga proyek joint venture besar di Halmahera Timur.
Sebut saja HPAL (baterai EV), RKEF (smelter nikel), dan pabrik alumina, semua menjadi pondasi yang memperkuat narasi bahwa ANTM tengah bersiap menjadi pemain utama di ekosistem industri baterai dan logam strategis di Asia Tenggara. Nilai investasinya pun tak tanggung-tanggung, mencapai miliaran dolar AS.
Dengan semua proyek strategis yang kini berjalan, fundamental saham ANTM diperkirakan akan semakin kokoh dalam beberapa tahun ke depan. Apalagi dengan dukungan dari tren harga logam global dan dorongan hilirisasi dari pemerintah, posisi ANTM dalam portofolio investor jangka panjang tampaknya semakin relevan.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tampaknya akan melanjutkan performa cemerlangnya di 2025. Dengan target produksi yang agresif di hampir semua lini, perusahaan berpeluang mencetak pendapatan jumbo hingga menyentuh angka Rp90 triliun.
Kontributor terbesar masih datang dari bisnis emas. Dengan target penjualan 45 ton dan harga jual rata-rata yang diperkirakan menyentuh USD2.989 per ounce, pendapatan dari lini logam mulia ini bisa menembus lebih dari Rp71 triliun.
Angka itu jelas menunjukkan betapa pentingnya emas dalam menyokong kinerja keuangan ANTM. Tak heran jika saham ANTM hari ini sering dikaitkan dengan pergerakan harga emas global dan outlook permintaan domestik.
Sementara itu, dari sisi komoditas nikel dan feronikel, ANTM juga tak kalah agresif. Target penjualan bijih nikel mencapai 20 juta wmt dengan proyeksi pendapatan sekitar Rp14,7 triliun, sementara produksi feronikel sebesar 22.000 ton bisa menyumbang sekitar Rp4,4 triliun.
Segmen bauksit, meski skalanya masih lebih kecil, tetap menunjukkan kontribusi yang positif. Dengan proyeksi penjualan 3,5 juta wmt, pendapatan yang dikantongi bisa mencapai sekitar Rp2 miliar. Total semua lini bisnis tersebut mengarah pada potensi pendapatan gabungan hingga Rp90,5 triliun.
Jika melihat peta pertumbuhan ini, saham ANTM sangat layak diperhatikan, terutama bagi mereka yang mencari fundamental saham ANTM 2025 yang kokoh dengan potensi upside dari proyek hilirisasi besar seperti SGAR Mempawah, HPAL, dan RKEF di Halmahera.
Dengan kas yang kuat, utang yang minim, dan dukungan pemerintah terhadap sektor tambang strategis, ANTM punya semua bahan bakar yang dibutuhkan untuk terus melaju di tengah ketidakpastian global.
Bagi investor jangka panjang, semua ini bukan sekadar angka. Ini adalah sinyal kuat bahwa proyeksi saham ANTM 2025 untuk investasi jangka panjang sangat layak untuk masuk radar. Dan bagi yang masih ragu, angka-angka di atas cukup bicara.
Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menutup perdagangan hari Jumat dengan catatan yang cukup manis. Harga sahamnya menguat sebesar 70 poin ke level 2.680, mencatat kenaikan 2,68 persen dibandingkan sesi sebelumnya.
Pergerakan ini bukan sekadar angka biasa, melainkan sinyal bahwa pasar mulai kembali mengapresiasi fundamental ANTM yang belakangan ini memang dipenuhi sentimen positif dari sektor emas, nikel, dan hilirisasi.
Kenaikan harga tersebut juga dibarengi lonjakan volume transaksi yang mencolok. Tercatat sebanyak 218,19 juta saham berpindah tangan sepanjang hari, jauh melampaui rata-rata volume harian yang berada di angka 150,66 juta.
Ini artinya, minat beli terhadap saham ANTM meningkat signifikan, dan bisa jadi merupakan respons terhadap sentimen teknikal, ataupun proyeksi kinerja keuangan yang membaik di tengah tren kenaikan harga emas global.
Pasar tampaknya merespons optimisme terhadap proyeksi kinerja ANTM untuk 2025. Dengan penjualan emas yang diprediksi menembus 45 ton dan sejumlah proyek strategis seperti SGA Mempawah serta joint venture di Halmahera Timur, investor mulai melihat peluang jangka panjang yang menjanjikan.
Tak ketinggalan, keberhasilan perusahaan dalam menjaga likuiditas dan menekan utang juga menjadi katalis yang ikut mendorong kepercayaan pasar.
Bagi para pengamat teknikal, breakout ke level 2.680 ini bisa dilihat sebagai sinyal potensi kelanjutan tren naik, apalagi jika volume tetap tinggi dalam beberapa sesi perdagangan ke depan.
Di sisi lain, bagi investor jangka panjang, aksi beli di tengah penguatan ini mencerminkan bahwa saham ANTM dianggap masih memiliki ruang kenaikan yang cukup lebar, terutama dengan dukungan makro seperti harga komoditas global dan dorongan pemerintah terhadap hilirisasi tambang nasional.
Jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin saham ANTM kembali mencatatkan rekor tertinggi baru dalam beberapa bulan ke depan.
Untuk saat ini, harga saham ANTM hari ini menunjukkan bahwa pasar mulai menaruh kepercayaan kembali pada emiten pelat merah yang satu ini. Momentum seperti ini tentu tak ingin dilewatkan oleh investor yang berburu potensi cuan dari sektor pertambangan Indonesia.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.