Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Wall Street Lesu, Saham Travel Tertekan Isu Dagang

Saham-saham travel rontok di Wall Street meski pasar bergerak datar. Investor waswas menunggu hasil negosiasi dagang AS-China yang berpotensi mengubah arah pasar global.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 10 May 2025 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Moh. Alpin Pulungan
Wall Street Lesu, Saham Travel Tertekan Isu Dagang Wall Street melemah tipis, saham travel anjlok di tengah tarik ulur negosiasi dagang AS-China. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

KABARBURSA.COM - Wall Street bergerak datar pada perdagangan Sabtu, 10 Mei 2025, dini hari WIB. Dilansir dari AP di Jakarta, Sabtu, indeks S&P 500 turun tipis 0,1 persen dan menutup pekan ini dengan koreksi ringan sebesar 0,5 persen.

Ini menjadi pekan pertama dalam tujuh minggu terakhir di mana indeks yang jadi acuan banyak portofolio 401(k) hanya bergerak kurang dari 1,5 persen, setelah sebelumnya sempat berfluktuasi tajam akibat kekhawatiran atas perang dagang Presiden Donald Trump dan harapan bahwa tarifnya akan dilonggarkan.

Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 119 poin atau sekitar 0,3 persen, sementara Nasdaq komposit justru sedikit menguat kurang dari 0,1 persen. Secara mingguan, keduanya mencatatkan pelemahan yang bahkan lebih kecil daripada S&P 500.

Fokus utama pasar keuangan pekan ini justru baru akan terjadi pada Sabtu, saat pejabat tinggi Amerika Serikat dan China bertemu di Swiss untuk pembicaraan pertama sejak Trump memulai perang dagang yang terus memanas antara dua ekonomi terbesar dunia.

Kekhawatiran yang menghantui para investor dan ekonom adalah ancaman resesi jika AS tidak segera mencapai kesepakatan dagang yang cukup cepat dan substansial untuk memangkas tarif.

Pada Jumat, Trump sempat melontarkan wacana untuk menurunkan tarif impor produk China menjadi 80 persen dari sebelumnya 145 persen. Namun ia menegaskan keputusan ada di tangan Menteri Keuangan Scott Bessent yang akan hadir langsung di Swiss.

Meski pemangkasan ke 80 persen terbilang penurunan, tarif itu tetap dianggap tinggi. Unggahan Trump di media sosial sempat memicu guncangan singkat di pasar keuangan, di mana kontrak berjangka saham AS langsung melemah.

Namun, pasar kembali tenang seiring pelaku pasar menanti hasil resmi dari pertemuan pejabat AS dan China. Trump juga kembali menggembar-gemborkan peluang kesepakatan dagang lain yang sedang disiapkan dengan sejumlah negara, menyusul pengumuman kesepakatan dengan Inggris sehari sebelumnya.

“Banyak kesepakatan dagang yang sedang disiapkan, semuanya bagus (bahkan HEBAT!),” tulis Trump di akun Truth Social miliknya.

Di sisi lain, arus laporan keuangan kuartal pertama dari perusahaan-perusahaan AS mulai melambat, tetapi tetap memengaruhi pergerakan pasar. Saham Expedia anjlok 7,3 persen meski perusahaan travel online itu membukukan laba kuartalan yang melampaui ekspektasi analis.

Expedia, yang memiliki Vrbo dan Hotels.com, menyebutkan bahwa permintaan cenderung lebih lemah dari perkiraan selama kuartal tersebut. Mereka juga menyoroti adanya pelemahan signifikan dalam permintaan domestik AS serta penurunan hampir 30 persen dalam pemesanan dari Kanada ke Amerika Serikat.

Perusahaan lain di sektor pariwisata seperti Hilton dan Airbnb juga melaporkan tren pelemahan serupa dalam permintaan perjalanan menuju AS dalam laporan kinerja terbaru mereka.

Saham Sweetgreen anjlok 16,2 persen setelah penjual salad cepat saji itu melaporkan kerugian kuartalan yang sedikit lebih besar dari ekspektasi analis. Rantai restoran fast-casual tersebut juga memberikan proyeksi pendapatan tahunan yang sedikit di bawah perkiraan pasar.

Tekanan ini sedikit menahan penguatan Lyft yang meroket 28,1 persen, usai perusahaan ride-hailing itu membukukan laba kuartalan yang lebih kuat dari ekspektasi analis. Lyft juga mengumumkan bahwa pada pekan terakhir Maret lalu, mereka mencatat jumlah penumpang mingguan tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

Raksasa semikonduktor Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC) memberikan kabar menggembirakan dengan melaporkan pendapatan April yang melonjak 48,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Saham TSMC yang diperdagangkan di Amerika Serikat ikut naik 0,7 persen.

Saham Insulet melesat 20,9 persen dan mencatatkan kenaikan terbesar di S&P 500 setelah perusahaan alat kesehatan itu membukukan hasil kinerja kuartalan yang lebih baik dari ekspektasi. Insulet, yang menjual teknologi pompa insulin tanpa selang, juga menaikkan proyeksi tren pendapatan dasarnya untuk setahun penuh.

Secara keseluruhan, S&P 500 terkoreksi tipis 4,03 poin menjadi 5.659,91. Dow Jones Industrial Average melemah 119,07 poin ke 41.249,38, sementara Nasdaq komposit menguat tipis 0,78 poin ke 17.928,92.

Di pasar global, bursa Eropa mencatatkan kenaikan moderat setelah sebelumnya ditutup beragam di Asia. Saham di Hong Kong bertambah 0,4 persen, sedangkan Shanghai melemah 0,3 persen usai China melaporkan ekspor tumbuh 8,1 persen secara tahunan pada April, lebih tinggi dari ekspektasi.

Namun, ekspor ke Amerika Serikat anjlok lebih dari 20 persen seiring pemberlakuan kenaikan tajam tarif impor dari Presiden Trump. China sendiri masih memegang posisi sebagai eksportir terbesar di dunia.

Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun sedikit naik menjadi 4,38 persen dari 4,37 persen pada perdagangan Kamis malam.(*)