Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Penjualan BELL Naik 12 Persen, Laba Tembus Rp7,74 Miliar

Kinerja kuartal I 2025 BELL tunjukkan pertumbuhan positif, didorong segmen manufaktur dan retail serta strategi efisiensi.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 07 May 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Syahrianto
Penjualan BELL Naik 12 Persen, Laba Tembus Rp7,74 Miliar Seorang pekerja Trisula tengah memerhatikan beberapa gulungan benang di pabrik milik BELL. (Foto: Dok. Trisula)

KABARBURSA.COM - PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL), emiten penyedia kain, seragam, dan fashion berkualitas, mengawali tahun 2025 dengan performa yang positif. 

Perseroan mencatat penjualan sebesar Rp151,41 miliar pada kuartal I 2025, tumbuh 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih BELL juga mengalami lonjakan signifikan sebesar 17 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi Rp7,74 miliar.

Kontribusi utama terhadap kinerja penjualan berasal dari dua segmen andalan, yakni manufaktur dan retail, yang secara gabungan menyumbang 97 persen dari total pendapatan BELL. Kedua segmen ini mencatat pertumbuhan dua digit; segmen manufaktur meningkat 17 persen yoy menjadi Rp87,51 miliar, sedangkan segmen retail tumbuh lebih tinggi, yakni 24 persen yoy, dengan nilai penjualan mencapai Rp58,75 miliar.

Sementara itu, segmen distribusi mengalami koreksi tipis sebesar 3 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu. Namun demikian, segmen seragam berhasil menunjukkan pertumbuhan stabil dengan nilai penjualan mencapai Rp12,96 miliar atau meningkat sebesar 1 persen yoy.

“Kuartal I ini merupakan awal yang baik untuk tahun 2025. Selama kami mempertahankan sinergi antar lini dan kualitas produksi, BELL optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan positif dan memperkuat posisinya di pasar tekstil dan garmen nasional sepanjang tahun 2025,” ujar Karsongno Wongso Djaja, Direktur Utama BELL, dalam keterangan tertulis, Rabu, 7 Mei 2025.

Keberhasilan BELL menjaga kinerja yang solid di hampir seluruh lini bisnisnya tidak lepas dari keberhasilan integrasi antarsektor usaha serta efisiensi yang dijalankan secara konsisten oleh perusahaan. 

Selain itu, kehadiran PT Trimas Bellindo Aparel Manufaktur yang mulai beroperasi sejak Mei tahun lalu turut melengkapi ekosistem BELL. 

Kehadiran entitas ini memberikan dorongan tambahan terhadap kapasitas produksi garmen, termasuk produk seperti celana, jaket, kemeja, dan polo yang ditujukan untuk pasar retail.

Di tengah ketatnya persaingan industri garmen, khususnya dari banjir produk impor murah, BELL tetap menjadikan kualitas sebagai pilar utama strategi bisnisnya. Perusahaan menargetkan segmen pasar khusus (niche market) dengan menekankan kualitas sebagai keunggulan kompetitif guna memenuhi kebutuhan konsumen yang lebih selektif.

Mulai dari tahap produksi tekstil, pembuatan garmen, hingga pakaian jadi, seluruh proses dilakukan secara cermat dan terkontrol. Pengawasan kualitas (quality control) dijalankan secara menyeluruh demi memastikan seluruh produk BELL memenuhi standar tinggi dan mampu memberikan kepuasan maksimal bagi pelanggan.

Kinerja Keuangan Trisula (BELL) Sepanjang Tahun 2024

Sepanjang tahun 2024, Trisula Textile Industries berhasil mempertahankan tren kinerja positif meskipun menghadapi tantangan dalam industri tekstil nasional. Perusahaan membukukan penjualan bersih sebesar Rp584,89 miliar, meningkat 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih juga mengalami kenaikan tipis menjadi Rp11,53 miliar.

Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan di seluruh segmen bisnis utama, termasuk manufaktur, seragam, distribusi, dan ritel. Hingga kuartal ketiga 2024, penjualan tercatat sebesar Rp426,36 miliar, naik 19 persen secara tahunan. Segmen seragam mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 29 persen, mencapai Rp69,43 miliar.

Untuk menjaga konsistensi kualitas produk dan memenuhi kebutuhan pasar, BELL melakukan investasi pada mesin produksi. Perusahaan optimistis dapat mencapai target pertumbuhan pendapatan sebesar 15 persen pada akhir 2024.

Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, BELL membagikan dividen tunai sebesar Rp5 miliar atau Rp0,68 per saham, setara dengan 56,8 persen dari laba bersih tahun 2024. Dana ini dijadwalkan akan ditransfer kepada para pemegang saham pada 15 Mei 2025.

Valuasi Saham BELL di Kuartal I 2025

Melanjutkan performa operasional Trisula yang stabil sepanjang tahun 2024 dan kuartal I 2025, valuasi saham BELL per 7 Mei 2025 menunjukkan posisi yang menarik untuk dicermati oleh investor, terutama dari perspektif value investing.

Harga saham BELL tercatat stagnan di level Rp54 pada penutupan perdagangan Rabu, 7 Mei 2025, dengan volume transaksi harian mencapai 2,89 juta saham, di bawah rata-rata harian tiga bulan sebesar 4,06 juta saham. Kapitalisasi transaksi hari itu mencapai Rp159,2 juta, dengan frekuensi jual-beli mencapai 246 kali. Saham ini bergerak dalam rentang harga harian Rp53 hingga Rp58, sementara batas auto rejection atas (ARA) berada di Rp72 dan batas bawah (ARB) di Rp50.

Dari sisi valuasi, rasio price-to-earnings (P/E) trailing twelve months (TTM) BELL tercatat tinggi di level 42,19, sementara P/E tahunanisasi (annualised) berada di level 16,10. Angka ini jauh di atas median rasio P/E indeks IHSG yang berada di 7,92, mengindikasikan bahwa saham BELL saat ini tergolong mahal secara relatif terhadap kinerja laba bersihnya. 

Earnings yield (TTM) pun hanya 2,37 persen, tergolong rendah, yang berarti imbal hasil terhadap harga saham kurang menarik jika dibandingkan dengan potensi investasi lain. Rasio price-to-sales (P/S) berada di 0,65, dan price-to-book value (PBV) pada level 1,63, masih dalam ambang wajar untuk sektor manufaktur tekstil.

Namun, jika melihat rasio price-to-cashflow (TTM) yang tinggi di angka 17,09 dan bahkan price-to-free cashflow yang negatif di -12,10, investor perlu waspada terhadap tekanan likuiditas operasional. Tingginya EV to EBIT (19,17) dan EV to EBITDA (10,90) juga menandakan bahwa valuasi perusahaan relatif premium dibandingkan dengan kemampuan operasional menghasilkan laba sebelum beban bunga dan pajak. 

Di sisi lain, PEG ratio tiga tahunan berada di 0,80, memberi sinyal bahwa pertumbuhan laba BELL dalam tiga tahun terakhir relatif mampu mengimbangi valuasi P/E saat ini—faktor positif bagi investor jangka panjang.

Secara kinerja harga, BELL telah membukukan return positif sebesar 28,57 persen dalam tiga bulan terakhir. Namun, secara year-to-date (YtD), harga saham BELL masih terkoreksi sebesar 10 persen. Ini mencerminkan adanya fluktuasi pasar yang cukup besar dan kemungkinan aksi ambil untung setelah reli jangka pendek. 

Dengan EPS TTM sebesar Rp1,28 dan nilai buku per saham Rp33,16, investor dapat menilai bahwa BELL masih memiliki basis fundamental yang solid meski valuasinya belum sepenuhnya mencerminkan efisiensi arus kas bebas yang negatif.

Secara keseluruhan, BELL saat ini berada dalam posisi valuasi yang mixed: menarik dari sisi price-to-sales dan PBV, namun mengandung risiko pada sisi efisiensi arus kas. 

Saham ini lebih cocok bagi investor yang memiliki toleransi risiko moderat dan memperhatikan potensi pertumbuhan jangka panjang melalui strategi penguatan segmen niche dan ekspansi produksi. (