Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Catat Kenaikan di Q1: Saham NAIK Layak Koleksi?

PT Adiwarna Anugerah Abadi (NAIK) memperkuat posisinya sebagai pemain tangguh di industri proteksi kebakaran, meski valuasinya tergolong premium.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 07 May 2025 | Penulis: Desty Luthfiani | Editor: Pramirvan Datu
Catat Kenaikan di Q1: Saham NAIK Layak Koleksi? Hall Bursa Efek Indonesia di Bilangan SCBD, Jakarta Selatan. Foto: KabarBursa/Abbas

KABARBURSA.COM – PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk, perusahaan spesialis proteksi kebakaran yang tercatat dengan kode saham NAIK, kembali mencatatkan kinerja cemerlang di kuartal pertama tahun 2025. Perseroan membukukan pertumbuhan laba bersih yang fenomenal lebih dari 250 persen, mempertegas keberhasilan strategi yang telah diterapkan sejak tahun lalu.

Direktur Utama PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk,  Johannes membeberkan dalam laporan keuangan yang dirilis pada Rabu, 30 April 2025, NAIK melaporkan pendapatan sebesar Rp58,90 miliar, melonjak sekitar 126 persen secara tahunan dibandingkan Rp26,08 miliar pada periode yang sama tahun 2024. Pencapaian ini didukung oleh peningkatan volume proyek serta diversifikasi pasar yang efektif.

"Dari sisi profitabilitas, NAIK mencatat laba bersih sebesar Rp9,3 miliar pada kuartal pertama 2025, melesat sekitar 238 persen dari Rp2,7 miliar pada kuartal pertama 2024," kata Johannes melalui keterangan resminya  di Jakarta pada Rabu, 7 Mei 2025. 

Marjin laba bersih juga menunjukkan tren positif, meningkat dari 11 persen menjadi 16 persen, atau naik sekitar 50 persen secara marjin. Pertumbuhan signifikan ini turut dipengaruhi oleh efisiensi biaya keuangan menyusul pelunasan sebagian utang bank serta kontribusi dari pendapatan bunga deposito dan keuntungan penjualan aset tetap.

Ia juga menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini. “Kami sangat senang dapat melaporkan hasil keuangan yang kuat untuk kuartal pertama tahun 2025. Komitmen kami untuk meningkatkan volume proyek, memperluas cakupan pasar baru, serta konsisten menjalankan strategi penurunan tingkat utang telah membuahkan hasil yang memuaskan." ucap dia.

Ke depan, kata Johannes perusahaannya akan terus fokus pada pertumbuhan berkelanjutan dan keunggulan operasional untuk menjaga momentum ini dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.

Perseroan juga mencatat pencapaian signifikan dalam memperbaiki struktur keuangan. Total kewajiban berhasil ditekan hampir setengahnya dari Rp60,4 miliar di akhir tahun 2024 menjadi Rp35,0 miliar pada akhir kuartal pertama 2025. Rasio Debt-to-Equity (DER) berada di level sangat sehat, yakni di bawah 0,19 kali, yang tidak hanya menurunkan risiko usaha, tetapi juga membuka ruang bagi fleksibilitas pendanaan jika diperlukan untuk ekspansi skala besar.

PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk, yang berdiri sejak tahun 2007, dikenal sebagai salah satu pemain utama dalam industri solusi proteksi kebakaran di Indonesia. Perseroan memfokuskan bisnisnya pada layanan perlindungan kebakaran untuk sektor-sektor strategis dan berisiko tinggi, seperti minyak dan gas, pembangkit listrik, pusat data, perbankan, hingga petrokimia.

Kinerja di kuartal pertama 2025 ini semakin mempertegas posisi NAIK sebagai perusahaan dengan prospek usaha yang menjanjikan di tengah ketatnya persaingan industri proteksi kebakaran di Indonesia.

Bagikan dividen bulan ini


 NAIK mengumumkan rencana pembagian dividen tunai sebesar Rp3 per saham untuk tahun buku 2024. Keputusan ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 15 April 2025 lalu di Ruang Rapat Garnet Emerald, Lantai 6 Royal Palm Hotel & Conference Center, Komplek Mutiara Taman Palem Blok C No. 1, Jakarta.

Berdasarkan pengumuman resmi perseroan, jadwal pembagian dividen adalah sebagai berikut: cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 24 April 2025, ex dividen pada 25 April 2025, cum date di pasar tunai pada 28 April 2025, dan ex diate pasar tunai pada 29 April 2025. Tanggal pencatatan  jatuh pada 28 April 2025, sementara pembayaran dividen akan dilakukan pada 16 Mei 2025.

Secara kinerja, NAIK mencatat pendapatan sebesar Rp1,2 triliun pada 2024 dengan laba bersih mencapai Rp90 miliar, naik 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) tercatat sekitar 20 persen dari laba bersih, mencerminkan kebijakan perusahaan yang tetap konservatif dalam menjaga likuiditas.

Selain itu, NAIK juga sedang melaksanakan program waran seri I yang telah mulai diperdagangkan sejak 13 November 2024. Waran tersebut memiliki harga pelaksanaan Rp135 per saham dengan periode perdagangan hingga 8 Mei 2026. Periode pelaksanaan waran akan dimulai pada 14 Mei 2025 dan berakhir pada 8 Mei 2026.

Bagaimana kinerja sahamnya mahal atau murah


Berdasarkan laporan keuangan di Stockbit, NAIK memiliki fundamental yang menarik. Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp1,22 triliun dan harga saham saat ini di kisaran Rp250 per saham, para investor kini mempertimbangkan apakah valuasi saham ini tergolong murah atau mahal.

NAIK membukukan pendapatan sebesar Rp37 miliar untuk tahun buku 2025, naik dari Rp31 miliar di 2024, mencerminkan pertumbuhan yang solid. Laba bersih tercatat Rp9 miliar untuk kuartal pertama 2025, menunjukkan lonjakan signifikan sebesar 238,31 persen YoY.

Margin laba bersih pada kuartal ini juga terjaga impresif di 15,79 persen, didukung margin laba kotor 29,65 persen dan margin operasi 16,95 persen.

Pertumbuhan pendapatan kuartalan naik 125,83 persen secara tahunan dengan laba kotor meningkat 127,06 persen, mencerminkan momentum bisnis yang terus menguat di sektor konstruksi.

Jika dibandingkan dengan IHSG yang memiliki median price earnings ratio trailing twelve months sebesar 7,79, NAIK diperdagangkan dengan price earnings ratio trailing twelve months sebesar 30,39 dan price earnings ratio annualised 32,84. Ini menunjukkan valuasi premium hampir 4 kali lipat di atas pasar secara keseluruhan. Price to book value tercatat di 6,47, jauh di atas rata-rata sektor konstruksi yang umumnya berada di bawah 2.

Rasio harga lainnya juga cukup tinggi price to sales 4,59, price to cashflow 67,34, dan price to free cashflow 67,34. EV to EBITDA bahkan mencapai 651,00, menandakan valuasi yang sangat premium.

Dari sisi kesehatan keuangan, NAIK mencatat current ratio sebesar 8,16 dan quick ratio 6,82, yang menunjukkan likuiditas sangat memadai. Debt to equity ratio hanya 0,03, mengindikasikan beban utang yang minimal. Altman Z-Score berada di level sangat aman, 12,71, jauh di atas ambang batas potensi kebangkrutan.

Namun, return on assets dan return on equity masing-masing masih tercatat 0,00 persen dalam trailing twelve months, menunjukkan adanya gap antara laba yang dibukukan dan efektivitas pengelolaan aset dan modal secara jangka panjang. Cash conversion cycle tercatat 122,04 hari, menunjukkan siklus kas yang relatif panjang, dengan days sales outstanding 47,57 dan days inventory 74,47.

Dari segi fundamental, NAIK memiliki kinerja pertumbuhan yang mengesankan dan struktur modal yang sangat kuat. Namun, valuasinya saat ini tergolong premium dibandingkan rata-rata IHSG dan sektor konstruksi. Investor perlu mempertimbangkan potensi pertumbuhan jangka panjang untuk membenarkan valuasi tinggi ini.

Dengan price earnings ratio yang tinggi dan price to book value di atas 6, saham NAIK saat ini secara fundamental dikategorikan sebagai mahal, meskipun didukung oleh kinerja keuangan yang solid dan pertumbuhan yang agresif. Saham ini lebih cocok bagi investor yang fokus pada pertumbuhan jangka panjang dan siap menerima risiko valuasi yang tinggi.(*)