Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Laba MTEL 1Q25 Naik Tipis, Masih Aman dan Prospektif?

Jumlah tenant bertumbuh menjadi 60.259, naik 4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 06 May 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
Laba MTEL 1Q25 Naik Tipis, Masih Aman dan Prospektif? Ilustrasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau MTEL. (Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com)

KABARBURSA.COM - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), anak usaha Telkom Indonesia yang fokus pada bisnis menara telekomunikasi, mengawali tahun 2025 dengan kinerja yang terbilang stabil. 

Di tengah konsolidasi industri dan sejumlah tantangan eksternal, MTEL mencatatkan laba bersih sebesar Rp526 miliar pada kuartal pertama 2025. 

Angka ini tumbuh tipis sebesar 1 persen secara tahunan (YoY) namun menurun 9 persen secara kuartalan (QoQ). Walau tidak spektakuler, hasil ini masih sesuai dengan ekspektasi pasar, yang mencerminkan 24 persen dari estimasi laba bersih setahun penuh versi konsensus analis.

Pendapatan MTEL sepanjang kuartal ini menyentuh Rp2,3 triliun, juga naik 1 persen YoY, namun mengalami penurunan QoQ akibat tertundanya pembukuan pendapatan dari beberapa pelanggan. Penundaan ini terutama disebabkan oleh proses pembaruan kontrak yang sedang berlangsung. 

Kendati begitu, pencapaian ini tetap berada di 23 persen dari estimasi pendapatan FY25, sehingga investor tak perlu terlalu khawatir karena masih dalam jalur yang sejalan dengan target tahunan manajemen.

Kinerja Masih Cukup Kuat, Apa Indikasinya?

Secara operasional, kinerja MTEL terlihat cukup kuat. Jumlah tenant bertumbuh menjadi 60.259, naik 4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Begitu juga dengan jumlah menara yang kini mencapai 39.593 unit, serta panjang fiber optik yang telah tembus 53.544 kilometer, meningkat signifikan hingga 48 persen YoY. 

Dalam jangka menengah, MTEL menargetkan jumlah tenant mencapai 62.368 dan fiber hingga 61.039 kilometer di akhir 2025—target yang kini tampak makin realistis untuk dicapai.

Salah satu isu strategis yang mendapat perhatian adalah dampak dari merger XL Axiata (EXCL) dan Smartfren (FREN). Manajemen MTEL mengidentifikasi sekitar 1.100 site menara yang mengalami overlap akibat merger ini, atau setara sekitar 2 persen dari total tenant mereka. 

Dari jumlah tersebut, 1.000 site berada di lokasi yang berdekatan dan berpotensi direlokasi. Meski begitu, manajemen optimistis proses relokasi akan berlangsung seperti yang terjadi saat merger Indosat–Tri pada 2022, tergantung pada progres integrasi jaringan operator baru.

Dari sisi ekspansi, MTEL masih cukup agresif. Tahun ini, perusahaan telah mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp5,3 triliun, di mana Rp3 triliun diperuntukkan bagi ekspansi organik seperti pembangunan menara baru dan jaringan fiber, serta Rp2,3 triliun disiapkan untuk ekspansi anorganik.

Ini termasuk potensi akuisisi aset menara dan fiber dari pihak ketiga, dan juga dari perusahaan multinasional yang saat ini tengah dimonitor.

Dengan semua data ini, kinerja MTEL bisa dibilang cukup solid untuk ukuran awal tahun, apalagi mengingat industri telekomunikasi yang sedang dalam fase konsolidasi besar-besaran. 

Meski pertumbuhan masih dalam kisaran rendah (low single-digit), strategi konservatif yang diterapkan manajemen menjadi pendekatan bijak untuk menjaga kestabilan di tengah potensi relokasi tenant dan perubahan struktur industri.

Untuk para pelaku pasar dan investor yang tengah memantau saham MTEL, hasil kuartal pertama ini memberi sinyal bahwa perusahaan masih berada di jalur yang aman dan prospektif, dengan ruang pertumbuhan yang masih terbuka lebar lewat ekspansi jaringan dan peluang akuisisi strategis. 

Jika momentum ini bisa terus dijaga, bukan tidak mungkin MTEL akan kembali memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain kunci dalam industri infrastruktur telekomunikasi Indonesia.

Bagaimana Analisis Teknikalnya?

Dari analisis teknikal harian MTEL, ada sinyat sangat beli yang begitu kuat dan dapat menjadi magnet bagi investor.

Saham MTEL memberikan sinyal yang sangat bullish. Relative Strength Index (RSI) berada di level 62,34, yang masih tergolong sehat dan belum masuk ke zona jenuh beli. 

Namun, indikator STOCH RSI sudah menunjukkan angka 96,66, serta Williams %R di angka –5, yang keduanya mengindikasikan bahwa saham ini sedang dalam kondisi overbought. Artinya, tekanan beli dalam beberapa hari terakhir begitu kuat dan konsisten, walau tetap perlu dicermati untuk antisipasi koreksi jangka pendek.

Indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD) juga memperkuat sinyal beli dengan nilai positif 8,38, menunjukkan bahwa tren jangka menengah masih berada dalam jalur naik. Ini sejalan dengan ADX yang mencatat level 61,88, mengindikasikan kekuatan tren yang sangat kuat. 

Indeks-indeks lain seperti CCI (143,49) dan Bull/Bear Power (50,69) juga mempertegas dominasi sentimen positif dari pasar terhadap pergerakan harga saham MTEL.

Sementara dari sisi volatilitas, Average True Range (ATR) menunjukkan nilai 22,14, yang berarti pergerakan harga MTEL masih dalam batas stabil. Dengan volatilitas yang relatif rendah, tren naik saham ini tidak diiringi gejolak ekstrem, membuatnya lebih menarik bagi investor yang menghindari risiko tinggi.

Pada bagian moving average, baik pendek maupun panjang, mayoritas masih memberikan sinyal beli. MA5 hingga MA100, baik versi sederhana maupun eksponensial, kompak menyarankan posisi beli. Harga saat ini yang bertahan di atas MA20 dan MA50 menjadi indikator kuat bahwa tren naik masih berlangsung. 

Namun, perlu dicatat bahwa MA200 justru menunjukkan sinyal jual, baik pada simple maupun exponential average. Ini bisa diartikan bahwa meskipun tren jangka menengah menguat, harga saat ini masih belum secara penuh mengonfirmasi perubahan tren jangka panjang. 

Tetapi, mengingat bahwa MA200 biasanya bersifat sangat lagging, sinyal ini tidak serta-merta membatalkan kekuatan tren jangka pendek hingga menengah yang sedang terbentuk.

Melihat dari pivot point klasik, level support dan resistance juga menunjukkan potensi pergerakan ke atas. Titik pivot berada di Rp610, dengan resistance berikutnya di kisaran Rp615 hingga Rp625, membuka peluang bagi MTEL untuk melanjutkan kenaikan apabila volume beli tetap terjaga. 

Dengan kekuatan tren yang tinggi dan harga yang masih berada di atas mayoritas level support teknikal, ruang untuk kenaikan jangka pendek masih cukup terbuka.

Secara keseluruhan, analisis teknikal saham MTEL menunjukkan kekuatan tren yang solid, didukung oleh sinyal beli dari hampir seluruh indikator utama. Ini menjadi validasi bahwa investor institusi dan ritel sama-sama memandang positif prospek jangka pendek hingga menengah saham ini. 

Dukungan tren makro yang juga stabil di sektor menara dan infrastruktur digital, MTEL saat ini berada di posisi yang sangat atraktif untuk dipertimbangkan dalam portofolio investasi.

Bagi investor yang mencari saham dengan momentum kuat, stabilitas harga, dan dukungan teknikal mumpuni, MTEL adalah salah satu kandidat unggulan saat ini di sektor telekomunikasi. Kombinasi sinyal "Sangat Beli" dan prospek fundamental yang solid menjadikan saham ini layak untuk terus dipantau lebih dekat.(*)