Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Siang Menguat di Tengah Optimisme Kinerja Q1 2025

Ada sinyal kuat bahwa indeks berpotensi ditutup menguat di akhir perdagangan hari ini. Seperti apa analisis teknikalnya?

Rubrik: Market Hari Ini | Diterbitkan: 05 May 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
IHSG Siang Menguat di Tengah Optimisme Kinerja Q1 2025 IHSG berpotensi menguat di akhir perdagangan sore nanti. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji

KABARBURSA.COM - Bursa saham Indonesia membuka awal pekan dengan nada positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menanjak 0,53 persen atau naik 35 poin ke level 6.851,5 pada sesi pertama perdagangan Senin, 5 Mei 2025. 

Kinerja ini terjadi di tengah campuran sentimen domestik dan global yang cukup kompleks, menunjukkan ketahanan pasar dalam merespons berbagai dinamika yang ada.

Salah satu pendorong utama penguatan IHSG pagi ini adalah optimisme investor terhadap laporan keuangan kuartal I 2025. Banyak perusahaan yang melaporkan hasil kinerja positif, yang pada gilirannya memicu aksi beli di sejumlah saham unggulan. 

Penguatan nilai tukar rupiah yang menembus level Rp16.300 per dolar AS juga turut memperkuat sentimen pasar domestik, memberikan tambahan rasa percaya diri bagi investor lokal maupun asing.

Namun demikian, data pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit di bawah ekspektasi. Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal pertama 2025 tumbuh 4,87 persen secara tahunan. Angka ini lebih rendah dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 5,04 persen, dan juga sedikit di bawah konsensus analis sebesar 4,92 persen. 

Meskipun begitu, pasar tampaknya masih lebih fokus pada kekuatan korporasi dan stabilitas makro yang tetap terjaga.

Di pasar Asia, mayoritas bursa justru cenderung bergerak melemah. Investor regional mencermati perkembangan terbaru dari Australia serta ketegangan perdagangan yang terus berlanjut antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Meskipun sentimen eksternal terbilang negatif, pasar domestik tetap menunjukkan resiliensi.

Dari dalam negeri, 9 dari 11 sektor dalam indeks sektoral mengalami penguatan. Sektor Bahan Baku, Konsumen Siklis, dan Energi menjadi motor utama penggerak IHSG pagi ini. Sementara itu, sektor Kesehatan dan Teknologi harus rela berada di zona merah. 

Penguatan sektor bahan baku mendapat dukungan dari kenaikan saham-saham pulp dan kertas, khususnya setelah PT Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) mencatatkan pertumbuhan laba bersih dua digit sebesar 12 persen secara tahunan menjadi Rp2,32 triliun. Saham INKP pun langsung melonjak 7,44 persen, disusul oleh TKIM yang ikut menguat 6,66 persen.

Saham-saham big cap turut mendongkrak IHSG dengan performa yang solid. 

BMRI naik 1,31 persen, BBCA menguat 0,83 persen, sementara GOTO memimpin dengan lonjakan 2,43 persen. Tak ketinggalan, BREN juga turut menyumbang dorongan dengan kenaikan sebesar 1,22 persen. 

Saham MBMA juga menjadi sorotan setelah melonjak 9,80 persen, usai perusahaan mengumumkan rencana untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Juni 2025. Langkah ini memantik spekulasi pasar mengenai arah strategis baru perusahaan yang dinantikan investor.

Sementara itu, saham-saham dengan penurunan terdalam pagi ini antara lain DCII yang terkoreksi 3,02 persen, SMMA yang melemah cukup tajam 4,74 persen, dan BYAN yang turun 1,13 persen. Meskipun ada tekanan di beberapa titik, aksi akumulasi pada saham-saham unggulan tetap mendominasi.

Dalam daftar saham dengan transaksi terbesar berdasarkan nilai, BBCA, BMRI, dan GOTO menempati posisi teratas. Ini menunjukkan bahwa pergerakan harga di IHSG pagi ini memang ditopang oleh aktivitas tinggi di saham-saham berkapitalisasi besar yang memiliki pengaruh dominan terhadap indeks.

Dari sisi emiten, dua perusahaan mencuri perhatian dengan laporan keuangan terbaru. PT ABM Investama Tbk (ABMM) melaporkan penurunan laba bersih sebesar 57,6 persen YoY menjadi USD21,45 juta dari sebelumnya USD50,6 juta. 

Sementara PT Barito Pacific Tbk (BRPT) justru mencetak pertumbuhan laba bersih signifikan sebesar 82,5 persen YoY, dari USD8,85 juta menjadi USD16,6 juta, menunjukkan adanya perbaikan signifikan dalam profitabilitasnya.

Secara keseluruhan, pergerakan IHSG pada awal pekan ini mencerminkan kombinasi dari sentimen positif laporan keuangan kuartalan, penguatan nilai tukar rupiah, serta rotasi sektor yang sehat. Meski dibayangi oleh perlambatan PDB dan ketegangan global, pasar saham Indonesia menunjukkan ketahanan yang patut diapresiasi. 

Dengan kondisi seperti ini, investor jangka menengah tetap bisa melihat peluang di saham-saham sektor bahan baku, konsumen siklis, dan perbankan yang sedang menikmati angin segar dari pemulihan kinerja bisnis awal tahun ini.

IHSG Sangat Menjanjikan Ditutup Menghijau? 

Melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin pagi, 5 Mei 2025, ada sinyal kuat bahwa indeks berpotensi ditutup menguat di akhir perdagangan hari ini. 

Sinyal ini terlihat jelas dari hasil analisis teknikal yang menunjukkan konsensus “Sangat Beli” baik dari indikator teknikal maupun pergerakan moving average.

Dari sisi indikator teknikal, semua parameter utama memberikan sinyal beli, bahkan sebagian besar sudah masuk ke zona beli berlebih. RSI (Relative Strength Index) berada di level 64,63, menunjukkan tren kenaikan yang masih sehat, belum terlalu jenuh beli. 

Namun indikator seperti Stochastic dan Stochastic RSI telah menyentuh level 82,30 dan 100—indikasi kuat bahwa pasar sedang dalam momentum beli yang tinggi, meski ada sedikit risiko koreksi teknikal jangka pendek.

Williams %R yang berada di level -0,55, serta CCI (Commodity Channel Index) yang menembus 127,77 juga mencerminkan bahwa IHSG sedang berada dalam fase penguatan signifikan. ADX di angka 56,10 mempertegas bahwa tren kenaikan ini memiliki kekuatan yang solid. 

Indikator MACD menunjukkan posisi bullish dengan selisih positif sebesar 87,49. Semuanya mengarah pada satu kesimpulan: tekanan beli mendominasi pasar hari ini.

Dari sisi moving average, IHSG juga berada dalam kondisi sangat menguntungkan. Sebanyak 10 dari 12 sinyal moving average (baik sederhana maupun eksponensial) menunjukkan sinyal beli. Pergerakan indeks saat ini berada di atas MA5, MA10, MA20, MA50, dan bahkan MA100. 

Ini artinya, secara historis, harga saat ini berada dalam tren naik jangka pendek hingga menengah. Meskipun MA200 masih memberi sinyal jual, hal ini dapat dimaklumi mengingat level tersebut berada jauh di atas posisi harga sekarang, dan lebih merepresentasikan tren jangka panjang.

Level-level pivot point juga memberikan gambaran yang mendukung ekspektasi penguatan. Posisi IHSG pagi ini sudah bergerak di atas pivot point klasik (6799,95), dan bahkan mendekati resistance pertama di 6834,07. 

Jika mampu menembus level ini dengan volume transaksi yang tetap tinggi, bukan tidak mungkin indeks akan menguji resistance berikutnya di 6852 atau bahkan 6886.52 hari ini.

ATR (Average True Range) yang berada di level 84,16 menunjukkan volatilitas harian yang cukup moderat, memberikan ruang bagi pergerakan indeks naik tanpa tekanan jual ekstrem dalam waktu dekat.

Secara keseluruhan, baik dari kekuatan tren, sentimen beli, maupun posisi harga terhadap indikator teknikal utama, IHSG menunjukkan peluang besar untuk ditutup menguat pada akhir perdagangan hari ini. Dukungan kuat dari sektor-sektor utama dan aksi beli investor terhadap saham-saham berkapitalisasi besar akan menjadi penopang utama pergerakan indeks. 

Selama tidak terjadi aksi ambil untung besar di sesi kedua, dan kondisi makro eksternal tetap stabil, prospek penutupan IHSG di zona hijau tampak sangat menjanjikan.(*)